KESEHATAN | TD – Meski termasuk generasi muda, tetapi banyak dari Gen Z yang mengeluh tentang badan mereka yang sering pegal-pegal seperti orang yang sudah berusia lanjut. Sehingga tak jarang sebutan “remaja jompo” pun melekat pada mereka.
Keluhan Gen Z tersebut berasal dari rasa pegal dan lemah lesu yang menyerang tubuh mereka, khususnya dari punggung hingga ke pinggang. Tak jarang pula, sakit kepala juga hinggap hingga aktivitas harian pun menjadi terganggu.
Mereka yang disebut Gen Z, yaitu generasi yang lahir di sekitar tahun 1997 hingga 2012, atau yang saat ini berusia 12 hingga 27 tahun. Saat ini, Gen Z menempati sepertiga dari seluruh populasi yang ada di Indonesia.
Mengutip Kompasiana, banyak faktor yang menyebabkan Gen Z sering terserang sindrom ‘remaja jompo’. Faktor-faktor tersebut berkaitan dengan gaya hidup manusia yang tak bisa jauh-jauh dari perangkat digital.
Sedangkan, menurut Databoks, yakni hasil riset Jakpat dari 487 responden Gen Z yang merasakan keluhan kesehatan seperti di atas. Keluhan tersebut meliputi badan pegal-pegal (58,5%), mudah lelah (46,6%), sering masuk angin(37%) , sering pusing (36%), dan sering sakit punggung dan pinggang (30%).
Badan Pusat Statistik (BPS) juga menyatakan banyak anak muda yang tinggal di perkotaan mengeluh tentang kesehatan ini dibandingkan dengan anak muda yang tinggal di pedesaan.
Kelompok Z yang termasuk usia produktif ini sebenarnya merupakan salah satu modal yang penting dalam membangun negeri Indonesia tercinta. Namun, mengapa justru kebanyakan dari Gen Z tersebut sering menderita penyakit yang identik dengan rasa enggan untuk berakitivitas?
Ketergantungan terhadap piranti-piranti digital tersebut, misalnya selalu memegang handphone, dapat menyebabkan Gen Z menjadi pasif dan kurang gerak. Akibatnya, Gen Z sering kali hanya mau melakukan aktivitas yang dianggap tidak akan menjauhkan mereka dari dunia maya. Misalnya cenderung memilih junk food ketimbang makanan segar, tidak suka berolahraga, lebih sering merokok, bahkan lebih memilih minum beralkohol dan tinggi gula daripada air putih yang sehat.
Aktivitas Gen Z yang hanya beredar di sekitar piranti digital tersebut juga membuat mereka kurang aktivitas gerak. Mereka lebih suka duduk-duduk, bahkan meski posisi duduknya tidak baik untuk kesehatan. Misalnya duduk membungkuk ketika menatap layar hp, atau posisi lainnya, dan mereka melakukannya dalam waktu lama.
Berbagai sikap dan perilaku tersebutlah yang menjadikan Gen Z sering menderita pegal-pegal khas sindrom ‘remaja jompo’.
Made Adhi Setiawan, S.Ft., Ftr., salah satu ahli kesehatan RS Dharma Yadnya, dalam podcast Radio Publik Kota Denpasar, menjelaskan ada beberapa aktivitas yang dapat dilakukan agar Gen Z terhindar dari gejala sindrom ‘remaja jompo’, yakni:
Ketika berdiri, pastikan anggota tubuh berdiri dengan tegak, dengan posisi bahu ke belakang dan posisi kepala sejajar dengan tubuh.
Sedangkan posisi duduk yang ideal yakni dengan menggunakan kursi yang memiliki ketinggan yang pas dengan tubuh kita masing-masing. Saat duduk, pastikan lutut sejajar dengan pinggul. Dan, letakkan pergelangan kaki berada lebih depan dari pada lutut.
Bila aktivitas rutin ternyata tidak memberikan pergerakan tubuh yang cukup banyak, ambil sedikit waktu di setiap setengah jamnya untuk sekedar meregangkan badan.
Peregangan ringan pada dada, bahu, leher, kaki, dan pergelangan tangan dapat dilakukan untuk mengurangi rasa pegal yang mungkin timbul pada daerah tersebut.
Sedangkan latihan fisik yang melibatkan otot-otot trisep, bisep, dan bagian-bagian lainnya mungkin memerlukan alat-alat tertentu yang dapat dibeli di toko olahraga.
Pola makan yang seimbang dan rutin dapat menjaga kesehatan dan kesegaran tubuh. Selain itu, menghindari minuman beralkohol dan rokok akan menjauhkan Gen Z dari risiko penyakit terminal.
Demikian penyebab dan solusi agar Gen Z tidak terserang pegal-pegal atau sindrom ‘remaja jompo’. (Aprilia/Pat)