21 Mei Diperingati sebagai Hari Reformasi Nasional: Begini Sejarah dan Maknanya

waktu baca 2 minutes
Rabu, 21 Mei 2025 12:15 1 Patricia Pawestri

NASIONAL | TD – Setiap tanggal 21 Mei, kita merayakan Hari Reformasi Nasional. Ini bukan sekadar tanggal yang memiliki makna sejarah, melainkan juga sebuah momen krusial yang mengubah arah perjalanan bangsa. Bagi mereka yang lahir di tahun 90-an atau awal 2000-an, mungkin hanya mendengar kisah ini dari buku sejarah atau orang tua. Namun, penting untuk diingat bahwa reformasi adalah bagian dari sejarah yang tidak boleh kita lupakan.

Mengapa 21 Mei memiliki arti yang begitu mendalam? Mari kita ulas satu per satu:

  1. Jatuhnya Rezim Orde Baru

Pada 21 Mei 1998, Presiden Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya setelah 32 tahun berkuasa. Ini adalah peristiwa yang sangat signifikan. Di baliknya terdapat gelombang demonstrasi mahasiswa, krisis ekonomi yang parah, dan tuntutan rakyat yang semakin meningkat. Peristiwa ini menandai dimulainya era baru: era reformasi.

  1. Peran Mahasiswa sebagai Pahlawan Moral

Mahasiswa dari berbagai universitas turun ke jalan bukan untuk kepentingan pribadi, melainkan untuk memperjuangkan perubahan sistem. Mereka menuntut reformasi menyeluruh: penghapusan KKN (korupsi, kolusi, nepotisme), penegakan hukum, dan pembukaan ruang demokrasi.

  1. Awal Era Demokrasi

Setelah reformasi, Indonesia mulai mengalami perubahan yang signifikan. Pemilihan umum menjadi lebih transparan, media memiliki kebebasan untuk berbicara, dan masyarakat lebih aktif dalam menyuarakan pendapat. Hal-hal yang dulunya tampak mustahil kini menjadi kenyataan.

  1. Reformasi yang Belum Selesai

Meskipun sudah 26 tahun berlalu, semangat reformasi masih belum sepenuhnya terwujud. Korupsi masih ada, ketimpangan sosial masih terjadi, dan sering kali suara rakyat terpinggirkan oleh kepentingan politik. Oleh karena itu, kita perlu terus menjaga semangat reformasi agar tidak hanya menjadi kenangan.

  1. Waktu untuk Refleksi

Peringatan Hari Reformasi seharusnya menjadi momen untuk merenungkan: sejauh mana kita telah berubah? Apakah kita masih menjaga cita-cita reformasi? Atau mungkin kita mulai melupakan tujuan tersebut?

Sebagail kesimpulan, Hari Reformasi Nasional bukan hanya tentang jatuhnya seorang presiden. Ini adalah tentang suara rakyat yang akhirnya didengar, perjuangan mahasiswa yang mengguncang sistem, dan harapan untuk Indonesia yang lebih baik. Mari kita jaga semangat reformasi ini—tidak hanya pada tanggal 21 Mei, tetapi setiap hari. (Nazwa/Pat)

LAINNYA