TANGERANG | TD – Munculnya subvarian baru Covid-19 yang mempunyai daya tular lebih tinggi kini menjadi kekhawatiran di tengah masyarakat. Subvarian Covid Arcturus, merupakan varian yang ditemukan pertama kali di India dan Inggris. Arcturus menular 1,2 kali lebih cepat daripada subvarian utama yang ditemukan sebelumnya.
Subvarian Covid Arcturus disebut telah beredar selama beberapa bulan sebelum masuk ke Indonesia. Hal tersebut dikatakan oleh pimpinan teknis WHO untuk Covid, Dr Maria Van Kerkhove.
“Subvarian ini memiliki satu mutasi tambahan pada lonjakan protein, yang, menurut penelitian laboratorium, menunjukkan peningkatan infektivitas serta potensi peningkatan patogenisitas,” tutur Dr Maria Van Kerkhove.
Maria juga mengatakan varian Covid Omicron telah mengembangkan diri menjadi 600 subvarian, termasuk Arcturus. Subvarian Arcturus juga dikenal sebagai Omicron XBB.1.16. Meskipun tampak tidak lebih mematikan daripada subvarian lainnya, subvarian Arcturus tetap harus lebih diwaspadai karena kecepatan penularannya.
Hal lain yang perlu diwaspadai dari subvarian Arcturus adalah mempunyai resistensi terhadap antibodi yang dihasilkan oeh tubuh dari infeksi Covid sebelumnya.
Subvarian Arcturus kini telah terdeteksi di 22 negara, termasuk Indonesia, Inggris, dan Amerika Serikat.
Gejala Arcturus, dilansir dari The Hindustan Times, antara lain batuk dan konjungtivitis (mata memerah dan gatal). Hal ini dinyatakan oleh mantan kepala Komite Imunisasi Akademi Pediatri India, Dr Vipin Vashishtha. ***