Vitamin B12: Kunci Sumber Energi untuk Kesehatan Tubuh

waktu baca 4 minutes
Kamis, 16 Okt 2025 22:04 0 Nazwa

KESEHATAN | TD — Pernah merasa cepat lelah meski sudah makan cukup? Bisa jadi tubuhmu kekurangan vitamin B12, salah satu nutrisi penting yang berperan besar dalam pembentukan energi dan kesehatan sistem saraf. Walau hanya dibutuhkan dalam jumlah kecil, vitamin B12 memiliki peran vital untuk menjaga tubuh tetap bugar, fokus, dan berfungsi optimal setiap hari.

Apa Itu Vitamin B12?

Vitamin B12, atau yang dikenal dengan nama cyanocobalamin, merupakan salah satu vitamin larut air yang termasuk dalam kelompok vitamin B kompleks. Walaupun dibutuhkan dalam jumlah sangat kecil, vitamin ini memiliki peran esensial bagi kehidupan sel-sel tubuh manusia.

Vitamin B12 berperan penting dalam pembentukan DNA, yaitu materi genetik yang mengatur seluruh aktivitas sel di dalam tubuh. Selain itu, vitamin ini membantu pembentukan sel darah merah yang bertugas membawa oksigen ke seluruh tubuh. Kekurangan vitamin B12 dapat menyebabkan anemia megaloblastik, kondisi di mana tubuh tidak mampu menghasilkan sel darah merah yang sehat sehingga menimbulkan rasa lelah, pucat, dan sulit berkonsentrasi.

Tak hanya itu, vitamin B12 juga berfungsi menjaga kesehatan sistem saraf dengan melindungi sel-sel saraf serta membentuk mielin, lapisan pelindung yang membungkus saraf. Vitamin ini pun terlibat dalam metabolisme protein, lemak, dan karbohidrat, sehingga membantu tubuh menghasilkan energi secara efisien.

Sumber Vitamin B12

Menariknya, vitamin B12 tidak dapat diproduksi oleh tumbuhan maupun hewan, melainkan dihasilkan oleh mikroorganisme (bakteri) yang hidup di tanah atau saluran pencernaan hewan. Karena itu, sumber utama vitamin B12 berasal dari produk hewani, seperti:

  • Daging merah dan unggas
  • Ikan laut (tuna, salmon, sarden)
  • Telur
  • Susu dan produk olahannya

Sayur dan buah tidak mengandung vitamin B12, karena tidak memiliki mikroba penghasilnya. Oleh karena itu, bagi mereka yang tidak mengonsumsi produk hewani (vegetarian atau vegan), penting untuk memperoleh asupan dari makanan fortifikasi (seperti sereal atau susu nabati) atau suplemen vitamin B12 agar kebutuhan tubuh tetap terpenuhi.

Pengaruh Pengolahan terhadap Vitamin B12

Vitamin B12 tergolong sensitif terhadap panas, cahaya, dan perubahan pH, sehingga mudah rusak selama proses pengolahan makanan. Pemasakan, pemanggangan, atau penyimpanan yang terlalu lama dapat menurunkan kadar vitamin ini secara signifikan.

Sebagai contoh, pemanasan berulang pada daging atau susu dapat mengurangi kadar B12 hingga 50%. Untuk mempertahankan kandungan vitamin B12, disarankan untuk:

  • Menghindari pemanasan berlebihan atau berulang,
  • Menggunakan suhu sedang saat memasak, dan
  • Menyimpan bahan makanan dalam wadah tertutup yang terlindung dari cahaya langsung.

Dengan cara ini, tubuh tetap bisa memperoleh manfaat maksimal dari vitamin penting ini.

Cara Menguji Kadar Vitamin B12

Beberapa metode laboratorium digunakan untuk menentukan kadar vitamin B12 dalam bahan pangan, di antaranya:

  1. Spektrofotometri UV-Vis
    Mengukur kadar vitamin B12 berdasarkan serapan cahaya pada panjang gelombang maksimum 361 nm dan 550 nm.
  2. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)
    Memisahkan dan mengukur berbagai bentuk vitamin B12 berdasarkan polaritas dan waktu retensi, menghasilkan hasil pengukuran yang akurat dan spesifik.
  3. Metode Mikrobiologi (Microbiological Assay)
    Mengukur kemampuan pertumbuhan mikroba tertentu seperti Lactobacillus rhamnosus yang memerlukan vitamin B12 untuk tumbuh. Semakin tinggi kadar vitamin B12, semakin optimal pertumbuhan mikroba tersebut.

Metode ini banyak digunakan dalam penelitian pangan dan farmasi karena memberikan hasil yang dapat dipercaya dalam menentukan kandungan vitamin B12 pada bahan makanan dan produk olahan.

Kesimpulan

Vitamin B12 memang hanya dibutuhkan dalam jumlah kecil, tetapi dampaknya sangat besar bagi tubuh. Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan anemia, gangguan saraf, hingga penurunan daya konsentrasi dan energi.
Mulailah dengan mengolah makanan secara bijak — hindari pemanasan berulang dan pastikan asupan dari sumber alami atau fortifikasi.

Dengan pola makan seimbang, pengolahan tepat, serta kesadaran akan pentingnya mikronutrien, tubuh dapat memproduksi energi secara optimal, menjaga sistem saraf tetap sehat, dan membuat kita tetap bersemangat sepanjang hari.

Referensi

  • Bishnoi, K., Mahesh, K., Vipin, S., & Deepika, G. (2012). Microbiological Assay for Vitamin B. International Research Journal of Pharmacy, 3(2), 74–82.
  • Hutagaol, R. P., & Niken, N. (2012). Validasi Metode Penetapan Kadar Cyanocobalamin Secara Spektrofotometri Visibel Double Beam. Sains Natural: Journal of Biology and Chemistry, 2(1), 24–34.
  • Mappa, M. R., Iswandi, I., & Supriyadi, S. (2022). Analisis Metampiron, Vitamin B1, B6, dan B12 Secara Simultan Menggunakan Kromatografi Cair Kinerja Tinggi Kolom Zic-HILIC. Jurnal Penelitian Kesehatan, 13(1), 78–85.
  • Rakuša, Ž. T., Roškar, R., Hickey, N., & Geremia, S. (2022). Vitamin B12 in Foods, Food Supplements, and Medicines — A Review of Its Role and Properties with A Focus on Its Stability. Molecules, 28(1), 240–270.
  • Salsabila, D. M. (2020). Defisiensi Vitamin B12 dan Gangguan Neurologis. Jurnal Medika Hutama, 2(1), 238–249.

Penulis: Dhini Amalya Putri
Mahasiswa JurusanTeknologi Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. (*)

LAINNYA