Urgensi Pengajaran Bahasa Inggris pada Anak Usia Dini

waktu baca 8 minutes
Sabtu, 19 Jul 2025 13:18 0 Nazwa

OPINI | TD – Di era globalisasi saat ini, penguasaan Bahasa Inggris menjadi sebuah keharusan yang tidak bisa diabaikan. Bahasa Inggris sudah menjadi bahasa internasional yang digunakan dalam berbagai aspek kehidupan, mulai dari pendidikan, teknologi, hingga komunikasi sehari-hari. Oleh karena itu, mengenalkan Bahasa Inggris sejak usia dini sangat penting agar anak dapat menguasai bahasa tersebut dengan lebih mudah dan alami. Masa anak usia dini adalah periode emas (golden age) dalam perkembangan otak, dimana kemampuan menyerap informasi baru sangat tinggi. Mengajarkan Bahasa Inggris pada tahap ini bukan hanya sebagai persiapan akademis, tetapi juga sebagai investasi jangka panjang untuk masa depan anak.

Anak usia dini belajar bahasa paling efektif melalui cara yang sederhana dan menyenangkan. Mereka belum perlu diajarkan aturan tata bahasa yang kompleks atau latihan mendengarkan yang berat. Metode seperti menyanyikan lagu anak berbahasa Inggris atau bermain game edukatif sudah sangat cukup untuk mengenalkan bahasa tersebut. Contohnya seperti lagu “Old MacDonald Had a Farm” bisa membantu anak mengenal nama-nama hewan dalam Bahasa Inggris sambil mereka menirukan suara binatangnya, sehingga pembelajaran menjadi lebih menarik dan interaktif.

Pembelajaran yang disampaikan melalui aktivitas bermain memberikan dampak yang luar biasa bagi anak-anak. Mereka tidak merasa sedang belajar, melainkan bermain. Ketika anak terlibat secara aktif dalam kegiatan menyenangkan yang menggunakan Bahasa Inggris, seperti bernyanyi, menari, atau bermain peran, secara tidak sadar mereka mulai menyerap kata-kata baru dan memahami konteks penggunaannya. Ini mempercepat pemahaman dan menumbuhkan kebiasaan positif dalam penggunaan bahasa asing. Selain menambah kosakata, anak juga belajar mengucapkan kata-kata dengan percaya diri, bahkan ketika mereka belum sepenuhnya fasih.

Untuk mendukung proses ini, orang tua dapat memulainya dari rumah. Misalnya, menyebutkan nama-nama benda dalam Bahasa Inggris saat menemani anak bermain, membacakan cerita sebelum tidur dalam versi bilingual, atau menonton kartun edukatif berbahasa Inggris. Hal-hal kecil seperti ini bila dilakukan secara konsisten akan memberikan dampak besar. Orang tua tidak perlu menunggu sampai anak masuk sekolah atau ikut kursus bahasa. Justru dari rutinitas harian itulah anak-anak mendapatkan pondasi awal yang kuat.

Ilustrasi Tambahan. (Foto: Freepik @Lifestylememory)

Di sisi lain, guru PAUD juga memiliki peran penting dalam mengenalkan Bahasa Inggris kepada anak. Pembelajaran bisa diintegrasikan ke dalam kegiatan harian anak di kelas, seperti menggambar, menyusun balok, atau bermain peran dengan menggunakan kalimat sederhana dalam Bahasa Inggris. Dengan pendekatan yang menyenangkan, anak akan lebih mudah menyerap Bahasa dan tidak merasa tertekan. Suasana yang santai dan menyenangkan sangat mendukung proses pembelajaran Bahasa bagi anak usia dini.

Pengenalan Bahasa Inggris sejak dini juga memiliki dampak positif terhadap perkembangan kognitif anak. Anak-anak yang terbiasa mendengar dan menggunakan lebih dari satu bahasa sejak kecil cenderung memiliki kemampuan berpikir yang lebih fleksibel, konsentrasi yang lebih baik, serta daya ingat yang lebih tajam. Mereka juga terbiasa untuk berpindah fokus antar bahasa, yang melatih otak mereka menjadi lebih adaptif. Hal ini sangat bermanfaat dalam kehidupan akademik dan sosial mereka ke depan.

Beberapa orang tua mungkin merasa ragu untuk mengenalkan Bahasa Inggris sejak dini karena khawatir akan mengganggu kemampuan anak dalam menguasai bahasa ibu. Namun, banyak bukti menunjukkan bahwa anak-anak dapat mempelajari dua bahasa sekaligus tanpa mengalami kebingungan. Justru, mereka tumbuh menjadi bilingual secara alami. Yang dibutuhkan hanyalah keseimbangan antara paparan bahasa ibu dan bahasa asing serta pendekatan yang positif dan tidak memaksa.

Tentu saja, proses pembelajaran Bahasa Inggris tidak selalu mulus. Tantangan pasti ada, terutama bagi orang tua yang merasa tidak mahir dalam Bahasa Inggris. Namun, di era digital seperti sekarang, banyak sumber belajar gratis dan mudah diakses. Orang tua bisa menggunakan aplikasi belajar anak, video animasi, hingga lagu anak-anak yang tersedia di platform digital.

Bahkan, orang tua dan anak bisa belajar bersama, yang tidak hanya mempererat hubungan mereka, tetapi juga menciptakan pengalaman belajar yang menyenangkan dan saling mendukung. Sekolah pun dapat berinovasi dengan mengadakan program seperti “English Day” seminggu sekali, atau menghadirkan guru tamu dari luar negeri untuk memperkenalkan anak-anak pada ragam aksen dan budaya. Interaksi langsung dengan penutur asli Bahasa Inggris akan memberikan pengalaman yang berkesan dan memperluas wawasan anak terhadap budaya lain.

Selain itu, penting bagi masyarakat untuk turut menciptakan lingkungan yang ramah bahasa asing, termasuk Bahasa Inggris. Misalnya, perpustakaan sekolah atau taman bacaan anak bisa menyediakan buku-buku berbahasa Inggris bergambar yang menarik. Toko mainan juga bisa menjual produk edukatif dengan label dalam dua bahasa. Semakin luas paparan Bahasa Inggris di lingkungan anak, semakin mudah pula mereka menyerap dan menggunakannya.

Perlu diingat bahwa pengenalan Bahasa Inggris sejak dini tidak bertujuan menjadikan anak-anak sebagai ahli bahasa dalam waktu singkat. Tujuan utamanya adalah membiasakan anak mengenali suara, struktur, dan makna Bahasa Inggris sehingga mereka memiliki dasar yang kuat saat mulai mempelajari bahasa tersebut secara formal di jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Kemampuan ini juga akan membantu mereka saat berinteraksi dalam dunia yang semakin terbuka. Saat dewasa nanti, mereka mungkin akan menghadapi lingkungan kerja multinasional, belajar di universitas luar negeri, atau hanya sekadar menjalin pertemanan global secara daring. Semua ini akan lebih mudah jika mereka telah memiliki kebiasaan menggunakan Bahasa Inggris sejak kecil.

Selain alasan-alasan yang telah diuraikan sebelumnya, pentingnya pengajaran Bahasa Inggris pada anak usia dini juga dapat dilihat dari aspek pembentukan karakter dan pengembangan kecerdasan sosial-emosional anak. Anak-anak yang sejak kecil diperkenalkan dengan Bahasa asing seperti Bahasa Inggris cenderung memiliki wawasan yang lebih luas, rasa ingin tahu yang tinggi, serta kemampuan beradaptasi yang lebih baik terhadap lingkungan baru.

Ketika anak belajar Bahasa lain, mereka tidak hanya mempelajarai kosakata dan tata bahasanya, tetapi juga mengenal budaya, nilai-nilai, dan perspektif yang berbeda. Hal ini akan membentuk anak menjadi pribadi yang lebih terbuka terhadap perbedaan, lebih toleran, dan memiliki empati yang tinggi terhadap sesama. Dalam dunia yang semakin terhubung secara global, karakter-karakter seperti ini sangat dibutuhkan.

Dari sisi kognitif, berbagai penelitian menunjukkan bahwa bilingualism kemampuan berbicara lebih dari satu Bahasa berkaitan erat dengan perkembangan fungsi eksekutif otak, seperti kemampuan memecahkan masalah, membuat keputusan, dan mengatur perhatian. Anak-anak yang belajar dua bahasa sejak dini terbukti lebih cakap dalam beralih fokus antar tugas dan menunjukkan ketahanan mental yang lebih baik dalam menghadapi tantangan akademik. Dengan kata lain, pengajaran Bahasa Inggris tidak hanya memperkaya kemampuan komunikasi anak, tetapi juga meningkatkan kualitas berpikir kritis dan fleksibilitas mental mereka.

Dari sudut pandang sosial, anak-anak yang memiliki kemampuan berbahasa Inggris juga akan lebih mudah membangun jaringan pertemanan yang lebih luas, baik secara langsung maupun melalui media digital. Di era digital seperti sekarang, banyak platform pembelajaran, hiburan, dan komunikasi yang menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa utama. Dengan bekal kemampuan berbahasa yang memadai, anak-anak dapat mengakses informasi global lebih awal dan tidak tertinggal dalam perkembangan pengetahuan serta teknologi.

Namun, agar pengajaran Bahasa Inggris benar-benar efektif sejak usia dini, diperlukan sinergi antara orang tua, pendidik, dan lingkungan sosial. Orang tua memiliki peran sebagai fasilitator pertama dan utama dalam proses belajar anak. Dukungan berupa menyediakan bahan belajar yang menarik, seperti buku bergambar bilingual, video animasi edukatif, dan permainan interaktif, dapat membantu memperkuat proses pembelajaran secara alami di rumah. Sementara itu, guru di lembaga PAUD harus dibekali pelatihan yang memadai agar mampu menerapkan metode pembelajaran bahasa yang sesuai dengan karakteristik perkembangan anak.

Selain itu, peran lingkungan sekitar juga tidak kalah penting. Sekolah dapat menciptakan atmosfer yang mendukung dengan menghadirkan berbagai kegiatan kreatif yang berbasis Bahasa Inggris, seperti pentas seni kecil, kegiatan bercerita, hingga kompetisi ringan. Bahkan, pemerintah dan komunitas juga bisa berkontribusi dengan menyediakan fasilitas publik yang mendukung pengenalan Bahasa Inggris sejak dini, seperti taman bacaan anak berbahasa Inggris, kelas komunitas gratis, atau program mentoring bahasa oleh relawan.

Pengajaran Bahasa Inggris bukanlah sekadar proses transfer pengetahuan, melainkan bagian dari upaya membentuk generasi yang unggul secara intelektual dan emosional. Dengan memulainya sejak dini, kita sedang mempersiapkan anak-anak untuk menjadi warga dunia yang mampu bersaing secara global, menghargai keragaman budaya, serta membangun jembatan komunikasi lintas negara dan bangsa. Keberhasilan ini tentu tidak bisa dicapai dalam waktu singkat, tetapi akan menjadi investasi jangka panjang yang hasilnya sangat berarti bagi masa depan anak dan bangsa.

Kesimpulannya, mengajarkan Bahasa Inggris sejak usia dini bukan hanya sebuah pilihan, melainkan sebuah kebutuhan strategis di tengah arus globalisasi yang semakin deras. Pengenalan bahasa asing pada masa golden age memberikan fondasi yang kokoh, tidak hanya untuk penguasaan bahasa, tetapi juga untuk perkembangan kognitif, sosial, dan emosional anak. Dengan pendekatan yang menyenangkan, metode yang sesuai usia, serta dukungan penuh dari lingkungan baik orang tua, guru, sekolah, maupun Masyarakat anak-anak dapat tumbuh menjadi individu yang percaya diri, berpikiran terbuka, dan mampu beradaptasi di tengah dunia yang multibahasa dan multikultural.

Lebih dari sekadar kemampuan berbahasa, pengajaran Bahasa Inggris sejak dini adalah bagian dari upaya membentuk generasi masa depan yang cerdas secara intelektual dan emosional, kreatif dalam berpikir, serta mampu menjalin hubungan dan kolaborasi lintas budaya. Oleh karena itu, sudah saatnya semua elemen pendidikan dan keluarga menyadari urgensi ini dan bersama-sama menciptakan ekosistem belajar Bahasa Inggris yang inklusif, menyenangkan, dan berkelanjutan bagi anak-anak Indonesia.

Penulis: Rasyatul Maharani (Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Tangerang)

Editor: Nazwa

LAINNYA