KOTA TANGERANG | TD — Tim Katamataku dari Universitas Indonesia (UI) yang dipimpin oleh Dr. dr. Yunia Irawati, SpM(K), melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat bertajuk “Deteksi Dini Stunting dan Hubungannya dengan Status Kesehatan serta Pertumbuhan Balita.”. Kegiatan yang berlangsung pada Minggu-Senin, 23-24 November ini merupakan bagian dari inisiatif untuk mendukung program pemerintah dalam mengurangi angka stunting di Indonesia, khususnya di Provinsi Banten.
Sebanyak 120 balita di kawasan Pemukiman Sitanala, Kota Tangerang, menjalani berbagai pemeriksaan kesehatan yang menyeluruh, termasuk pengukuran berat badan dan tinggi badan, pemeriksaan kesehatan mata, kulit, gigi dan mulut, serta evaluasi gerakan mulut dan menelan yang dilakukan oleh tim yang terdiri dari dokter spesialis dan dokter gigi spesialis.
Selain itu, setiap balita juga menerima paket makanan bergizi yang mencakup sayuran, protein nabati, protein hewani, dan buah-buahan. Pemilihan jenis makanan ini berdasarkan saran dari dokter gizi, dr. Erfi, dan dr. Titis Prawitasari, SpA(K), dokter spesialis anak dengan subspesialisasi.
“Makanan alami lebih sehat dan dapat diolah oleh orang tua di rumah. Kami juga mengedepankan penggunaan bahan pangan lokal yang mendukung usaha setempat, bebas dari pengawet, pemanis, atau pewarna buatan, serta bergizi seimbang. Ini jauh lebih baik,” jelas dr. Erfi dalam keterangan tertulisnya, dikutip Senin, 16 Desember 2024.
Langkah ini juga bertujuan untuk mendorong orang tua dalam menyediakan asupan bergizi bagi anak-anak mereka, yang penting untuk mencegah terjadinya stunting. Sebagai informasi tambahan, prevalensi stunting pada balita di Provinsi Banten masih cukup tinggi, mencapai 17,6% pada tahun 2023.
Sebanyak 20 kader posyandu di kawasan sekitar Sitanala RW 13 juga mendapatkan pelatihan khusus mengenai cara pengukuran antropometri yang tepat, pentingnya ASI eksklusif, dan penyusunan makanan pendamping ASI (MPASI) yang sehat dan bergizi pada 24 November 2024.
Pelatihan ini diadakan oleh dr. Henni Wahyu, SpA, dokter spesialis anak di RSUP Sitanala Tangerang, bersama tim dari Ilmu Gizi UI. “Kader posyandu berperan penting dalam deteksi awal kasus stunting. Dengan pelatihan ini, kami berharap data yang diperoleh dari posyandu menjadi lebih akurat dan dapat menjadi dasar yang tepat untuk pengambilan keputusan,” ungkap dr. Henni.
Melalui acara ini, Tim Katamataku UI berharap dapat berkontribusi dalam menurunkan angka stunting serta meningkatkan kualitas hidup anak-anak di Sitanala. “Deteksi dini dan pemberian nutrisi yang sesuai adalah kunci dalam mencegah stunting. Kami ingin memastikan setiap anak mendapatkan kesempatan untuk tumbuh dan berkembang secara optimal,” ujar Dr. Yunia Irawati.
Warga Sitanala menyambut kegiatan ini dengan penuh antusias. Salah satu ibu balita, Fitri (29), menyatakan kegembiraannya atas pemeriksaan kesehatan dan pemberian makanan tambahan yang diterima. “Semua bahan makanan saya masak sendiri dan anak saya sangat menyukainya. Semoga kegiatan seperti ini dapat terus dilanjutkan,” katanya dengan semangat.
Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah awal untuk kerjasama yang berkelanjutan antara Tim Katamataku UI, tenaga kesehatan, dan masyarakat dalam menciptakan generasi yang sehat dan bebas dari stunting. Upaya ini sejalan dengan visi pemerintah untuk secara bertahap menghilangkan stunting di Indonesia. (*)