UMT Siapkan Lulusan Unggul dengan Uji Kompetensi Berstandar Nasional

waktu baca 2 minutes
Minggu, 9 Feb 2025 18:20 0 Redaksi

TANGERANG | TD – Persaingan di dunia kerja semakin ketat, menuntut lulusan perguruan tinggi untuk memiliki keterampilan yang tidak hanya teoritis, tetapi juga aplikatif sesuai dengan kebutuhan industri. Universitas Muhammadiyah Tangerang (UMT) menjawab tantangan ini dengan membekali mahasiswa melalui uji kompetensi berbasis Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), memastikan mereka siap bersaing dan langsung terserap di dunia kerja.

Saat ini, industri mencari tenaga kerja yang tidak hanya memiliki ijazah, tetapi juga kompetensi nyata. Oleh karena itu, UMT melalui Lembaga Sertifikasi Profesi Universitas Muhammadiyah Tangerang (LSP-UMT) menginisiasi langkah strategis dengan menyiapkan asesor kompetensi dari kalangan dosen untuk menguji mahasiswa sesuai bidang keahliannya.

Sebagai bagian dari komitmen ini, LSP-UMT mengadakan pelatihan calon asesor yang terdiri dari para dosen di berbagai bidang keilmuan. Pelatihan ini berlangsung dari 1 hingga 8 Februari 2025 di Hotel Padjajaran, Bogor, dengan menghadirkan 47 dosen tetap sebagai calon asesor. Direktur LSP-UMT, Dr. Muljadi, menegaskan, “Pelatihan ini bertujuan untuk mencetak asesor yang kompeten sesuai skema yang ada di setiap program studi UMT, sehingga mahasiswa diuji oleh tenaga ahli yang telah memenuhi standar Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) RI,” ujarnya dikutip Minggu, 9 Februari 2025.

Uji kompetensi mahasiswa UMT dilakukan dengan standar nasional berbasis SKKNI, yang mencakup tiga aspek utama: pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Standar ini diterapkan agar lulusan UMT memiliki kompetensi yang relevan dan siap diterapkan dalam dunia industri.

Asep Parantika, Master Asesor BNSP, menyoroti pentingnya sertifikasi uji kompetensi bagi mahasiswa yang telah menyelesaikan studi. “Sertifikasi ini sangat penting karena unit-unit kompetensi dalam standar (SKKNI, SKK, SKI) merupakan hasil dari Standar Operasional Prosedur (SOP) di industri. Dengan memiliki sertifikat ini, mahasiswa memiliki keunggulan dan kesiapan lebih untuk langsung bekerja,” jelasnya.

Ketika ditanya apakah universitas idealnya wajib membekali lulusannya dengan sertifikat uji kompetensi, Asep Parantika menegaskan bahwa ini adalah langkah yang sangat diperlukan. “Tentu saja. Dengan adanya sertifikasi, link and match antara lembaga pendidikan dan Dunia Usaha Dunia Industri (DUDI) bisa tercapai, sekaligus memastikan lulusan memenuhi profil yang dibutuhkan oleh industri,” tambahnya.

Melalui program ini, UMT terus berkomitmen untuk mencetak lulusan yang unggul, kompetitif, dan siap kerja. Dengan kombinasi keunggulan akademik dan keterampilan yang diakui secara nasional, lulusan UMT diharapkan menjadi pilihan utama bagi dunia industri yang terus berkembang. (*)

LAINNYA