KOTA TANGSEL | TD – Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) menggelar Workshop Guru Profesional dan Penguatan Kebangsaan sekaligus penandatanganan perjanjian kerja sama di Ruang Blandongan, Puspemkot Tangsel, pada Jumat 26 September 2025.
Wakil Wali Kota Tangsel, Pilar Saga Ichsan, memberikan apresiasi kepada para guru Pendidikan Agama Islam (PAI) yang dinilai berperan besar dalam membentuk sumber daya manusia (SDM) unggul di Tangsel. Menurutnya, kualitas pendidikan sangat bergantung pada profesionalisme dan kompetensi guru.
“Tangsel tidak punya gunung, laut, atau tambang. Tapi kita punya SDM unggul. SDM inilah yang membangun kota ini. Kuncinya ada pada guru. Bila gurunya sejahtera, profesional, disertifikasi, dan dilatih, Insya Allah SDM Tangsel akan lebih unggul dari daerah lain,” kata Pilar.
Pilar juga menambahkan, perjalanan pribadinya hingga bisa menjadi Wakil Wali Kota di usia muda tidak lepas dari peran para guru, khususnya guru agama yang sejak kecil menanamkan nilai spiritual dan karakter.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Tangsel, Deden Deni, menegaskan komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas guru PAI. Salah satunya dengan mendorong percepatan program sertifikasi melalui kerja sama dengan berbagai pihak, termasuk UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
“Pemkot Tangsel telah mengalokasikan anggaran untuk mendukung Pendidikan Profesi Guru (PPG) PAI agar pemenuhan guru bersertifikat pendidik dapat segera terwujud. Ini sejalan dengan upaya kita meningkatkan Standar Pelayanan Minimal (SPM) pendidikan dan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tangsel,” ujar Deden.
Ia mengungkapkan bahwa program ini sejalan dengan kebijakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengenai kualifikasi dan sertifikasi guru.
“Jumlah pendidik di Tangsel saat ini mencapai 14.146 orang. Dari jumlah tersebut, masih ada 9.840 guru yang belum memiliki sertifikat pendidik, dan 2.462 guru belum memiliki kualifikasi minimal S1. Padahal sesuai regulasi, guru wajib memiliki kualifikasi S1/D4 dan sertifikat pendidik,” katanya
Untuk menjawab tantangan tersebut, Pemkot Tangsel telah menyiapkan anggaran pada Tahun Akademik 2025/2026 guna mendanai PPG bagi guru yang belum memenuhi persyaratan. Adapun jumlah peserta tahun ini mencapai 411 guru, terdiri dari 140 guru TK, 220 guru SD, dan 51 guru SMP.
“Kerja sama ini adalah bukti nyata keseriusan Pemkot Tangsel dalam mendukung kebijakan pemerintah pusat sekaligus mendorong percepatan pemenuhan guru bersertifikat pendidik. Dengan begitu, pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan dan peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Tangsel bisa segera terwujud,” ujarnya.
Selain PPG, lanjut Deden, Pemkot Tangsel juga menyiapkan program peningkatan kompetensi bagi guru yang belum memenuhi kualifikasi S1. Ia berharap program ini dapat berjalan lebih cepat, merata, dan berkelanjutan.
“Kami ingin semakin banyak guru yang bersemangat mengikuti PPG. Harapannya, guru Tangsel bisa lebih profesional, menjadi teladan, serta mampu mencetak generasi penerus yang berkarakter, berakhlak mulia, dan berdaya saing tinggi,” tutur Deden.
Sementara itu, Ketua DPD AGPAII Kota Tangsel, Budi Mulia, menyebutkan bahwa perjuangan memperjuangkan sertifikasi guru PAI telah melalui proses panjang. Menurutnya, kerja sama dengan Pemkot Tangsel menjadi momentum penting dalam melahirkan guru profesional dan berkarakter.
“Alhamdulillah melalui dukungan berbagai pihak, reformasi PPG kini terwujud. Ini bukan perjuangan satu atau dua orang, tetapi perjuangan bersama agar guru PAI menjadi profesional, teladan, dan mampu mencerdaskan kehidupan bangsa,” ungkap Budi. (Idris Ibrahim)