Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Tangerang, Hendar Herawan. (Foto: Ist)TANGERANG | TD — Kabupaten Tangerang memasuki fase baru dalam arah pembangunan ekonominya. Daerah yang sebelumnya dikenal sebagai pusat industri manufaktur kini menjelma menjadi magnet investasi properti dan sektor jasa. Pergeseran besar ini diungkapkan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Tangerang, Hendar Herawan, sebagai bentuk adaptasi terhadap perkembangan infrastruktur, kebutuhan ruang, dan kebijakan penataan wilayah.
Menurut Hendar, pola investasi yang selama bertahun-tahun didominasi oleh pabrik sepatu, tekstil, dan industri berat kini berubah signifikan. Investor lebih banyak melirik sektor properti perumahan, fasilitas pendidikan, pusat pertemuan (MICE), serta jasa pendukung lainnya yang memperkuat ekosistem perkotaan.
“Pergeseran fokus investasi ini terlihat jelas. Objek utama kami sekarang adalah sektor jasa dan properti residensial, bukan lagi pabrik seperti sebelumnya,” kata Hendar dilansir Minggu, 7 Desember 2025.
Meskipun orientasi investasi berubah, performa Kabupaten Tangerang tetap berada di puncak. Hendar memastikan daerahnya masih menjadi penyumbang terbesar realisasi penanaman modal di Provinsi Banten.
DPMPTSP telah mengantongi data valid untuk tiga kuartal pertama—Maret, Juni, dan September—untuk penanaman modal dalam negeri (PMDN) dan penanaman modal asing (PMA). Pihaknya kini menunggu finalisasi data kuartal IV untuk menutup tahun dengan capaian optimal.
“Angkanya sudah ada dan posisi kami tetap nomor satu. Kami hanya menunggu data kuartal akhir untuk dirilis secara penuh,” ujarnya.
Pergeseran investasi ini merupakan konsekuensi dari penataan ruang provinsi. Pemerintah Provinsi Banten telah menetapkan zona industri hijau yang berlokasi di Kabupaten Lebak dan Pandeglang. Dengan demikian, Kabupaten Tangerang diarahkan untuk berkembang sebagai pusat hunian, jasa, dan infrastruktur pendukung perkotaan.
Hendar menegaskan bahwa perubahan arah ini bukan berarti menutup pintu bagi industri manufaktur, tetapi lebih pada penyesuaian peta pembangunan sesuai kebutuhan wilayah.
“Peta biru provinsi menempatkan Tangerang sebagai sentra properti dan jasa. Ini menjadi strategi besar untuk menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi Banten,” jelasnya.
Untuk menciptakan iklim investasi yang lebih nyaman dan efisien, DPMPTSP Kabupaten Tangerang memperluas koordinasi dengan berbagai OPD strategis, seperti:
Kolaborasi ini bertujuan memangkas proses birokrasi yang panjang serta memastikan kemudahan bagi investor sejak tahap awal.
“Prinsip kami jelas: investor harus nyaman. Dengan keterlibatan banyak OPD, pelayanan akan semakin cepat, tepat, dan terintegrasi,” ujar Hendar optimistis. (*)