TANGERANG | TD — Selain membangun kawasan kota mandiri yang berkelanjutan, Sinar Mas Land juga terus berupaya untuk turut memberi kontribusi sosial kepada berbagai pihak yang berada dalam ekosistem kawasan dan wilayah sekitar township BSD City.
Kontribusi sosial tersebut salah satunya diinisiasi melalui program Kemitraan Pertanian Lokal. Program ini diterapkan melalui pelatihan dan pendampingan praktek pertanian ramah lingkungan, diantaranya pelatihan pembuatan pupuk organik cair dan pestisida nabati yang diikuti 75 petani binaan di wilayah Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor, Jawa Barat pada Kamis, 11 Mei 2023 lalu.
Managing Director President Office Sinar Mas Land Dony Martadisata mengatakan, pihaknya memberikan edukasi dan pendampingan kepada para petani lokal di wilayah Rumpin melalui pelatihan pertanian yang ramah lingkungan. Melalui pelatihan tersebut, dia berharap dapat menjadi bekal pengetahuan juga keterampilan pertanian yang selaras dengan prinsip-prinsip sustainable agriculture.
“Kegiatan ini merupakan bagian dari program dari Divisi Corporate Social Responsibility (CSR) dan Green Initiative perusahaan di bidang lingkungan, ekonomi, dan sosial serta green intiative yang bertujuan untuk memberdayakan masyarakat sekitar (community empowerment),” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat, 19 Mei 2023.
Kegiatan pelatihan bagi para petani binaan ini dibagi menjadi dua kegiatan yang dilaksanakan di Balai Pelatihan Pertanian Binaan CSR Sinar Mas Land di wilayah Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. Pertama, pelatihan pembuatan Pupuk Organik Cair (POC) yang diikuti sekitar 40 petani di Desa Rumpin, yang bertujuan untuk membekali petani dengan ilmu dan keterampilan membuat pupuk organik cair dengan memanfaatkan bahan-bahan organik.
Kemudian kedua, pelatihan pembuatan Pestisida Organik atau Pestisida Nabati (Bio-Pestisida) yang diikuti sekitar 35 petani di Desa Tamansari, yang bertujuan untuk membekali petani dengan ilmu dan keterampilan membuat pestisida organik atau pestisida nabati yang berbahan dasar tanaman-tanaman liar di kebun.
Kegiatan ini merupakan upaya peningkatan kapasitas (capacity building) dan pemberdayaan masyarakat (community empowerment) terhadap petani lokal. Selain itu, pelatihan tersebut juga berorientasi pada pelestarian lingkungan dengan cara mengurangi (reduksi) dan meminimalisasi penggunaan bahan-bahan kimia, yang mana bahan-bahan tersebut sering digunakan dalam aplikasi pupuk dan pestisida di bidang pertanian. Dengan begitu, pertanian yang diterapkan bisa berkembang selaras dengan konsep pertanian hijau (green agriculture). (Ril)