KABUPATEN TANGERANG | TD — Pembelajaran tatap muka (PTM) pada Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) di Kabupaten Tangerang telah dimulai sejak Rabu, 1 September 2021.
Kegiatan belajar dilakukan secara tatap muka dengan pembatasan kapasitas dan menerapkan protokol kesehatan tersebut salah satunya berlangsung di SMAN 19 Kabupaten Tangerang.
Kegiatan PTM pada sekolah yang berlokasi di Jalan Raya Kresek, Desa Saga, Kecamatan Balaraja tersebut dipantau langsung oleh Satuan Tugas (Satgas) Covid-19.
Pelajar diwajibkan memakai masker, juga tersedia tempat untuk mencuci tangan di setiap ruang kelas, cairan pembersih tangan (hand sanitizer), thermo gun atau alat ukur suhu badan, dan alat penyemprot disinfektan.
Kapasitas ruangan pun hanya diisi maksimal 50 persen dari jumlah siswa. Sementara 50 persen siswa lainnya belajar secara daring. Skema itu dilakukan secara bergantian.
“Sekali jam pertemuan pembelajaran yang tadinya 45 menit, dikurangi menjadi 25 menit,” ujar Kapolsek Balaraja Kompol Gede Prasetia Adi Sasmita yang menjadi bagian dari Satgas Covid-19 Kecamatan Balaraja saat meninjau aktivitas PTM di SMAN 19 Kabupaten Tangerang.
PTM tingkat SMA di Kabupaten Tangerang digelar berdasarkan Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten Nomor : 800/1095 /Dindikbud/2021 tgl 02 September 2021.
Kepala Cabang Dinas (KCD) Kabupaten Tangerang pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten Bayuni mengatakan, ada 390 sekolah tingkat SLTA yang melaksanakan PTM, yaitu 170 SMA negeri dan swasta, 201 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dan 19 Sekolah Khusus (SKH).
“Kegiatan PTM sebenarnya sudah dimulai sejak tanggal 1 September, tetapi belum semua sekolah melaksanakannya. Hari ini di Kabupaten Tangerang mulai serentak dilakukan,” katanya kepada TangerangDaily.
Pelaksanaan PTM, lanjutnya, karena Kabupaten Tangerang telah berstatus level III Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).
“Konteksnya PTM terbatas. Jumlah rombongan belajarnya hanya 50 persen dari jumlah siswa untuk tiap kelas, tidak ada jam istirahat, durasi waktu juga yang biasanya 45 menit untuk satu mata pelajaran, sekarang hanya 25 menit,” terangnya.
KCD juga, kata Bayuni, terus memantau dan mengevalusi pelaksanaan PTM tersebut. “Kami berharap ketaatan terhadap protokol kesehatan tetap dilaksanakan, sehingga PTM ini bisa terus berjalan,” pungkasnya. (Red/Rom)