Sasti Gotama, Cerpenis yang Gemar Mengusung Sensitifnya Persoalan Perempuan

waktu baca 2 menit
Rabu, 7 Jun 2023 16:22 0 163 Patricia Pawestri

TANGERANG | TD – Salah satu penulis yang dikenal di Tanah Air adalah cerpenis Sasti Gotama. Perempuan asal Malang, Jawa Timur ini kerap memenangkan penghargaan dalam dunia tulis menulis dan mempunyai penggemar yang cukup banyak di media sosial.

Sasti Gotama mulai menulis ketika ia terbaring sakit pada tahun 2018. Kondisinya yang tidak memungkinkan untuk banyak bergerak di luar tempat tidur justru memberinya kesempatan berkenalan dengan dunia tulis menulis.

Awalnya, Sasti Gotama menulis di beberapa grup kepenulisan media sosial. Tak lama, pada tahun 2020, Sasti melakukan gebrakan dengan meraih penghargaan 5 Besar Buku Sastra Pilihan Tempo 2020. Ia juga mengantongi Penghargaan Sastra Badan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 2021.

Sasti Gotama juga berkesempatan hadir dalam Ubud Writers and Readers Festival (UWRF) pada tahun 2022 sebagai pembicara pada salah satu sesi. Dalam festival ini Sasti diperkenalkan sebagai Emerging Writer, yakni penulis berbakat yang mampu meraih banyak perhatian untuk karya-karyanya dengan cepat.

Salah satu yang disebut-sebut menjadi kunci kesuksesan Sasti Gotama adalah latar belakangnya sebagai dokter. Namun sesungguhnya, ketekunan Sasti Gotama yang tak pernah berhenti belajar juga menjadi salah satu kunci suksesnya. Sasti Gotama pernah belajar dari sesama penyuka sastra. Ia juga pernah belajar dari AS Laksana, penulis seribu murid yang terkenal.

Buku kumpulan cerpennya, “Mengapa Tuhan Menciptakan Kucing Hitam” merupakan buku pertama yang juga meletakkan Sasti Gotama sebagai penulis dengan tema arus utama, yakni persoalan perempuan, feminisme, dan patriarki. Isu-isu sensitif seputar ketiga sub tema tersebut juga dibawakan Sasti ke dalam cerpen-cerpennya yang tersebar di media cetak maupun digital.

Buku-buku karya Sasti Gotama lainnya adalah “Penafsir Mimpi” (2019) dan “B” (2022). Ia juga menerjemahkan beberapa buku antara lain Narsisme karya Sigmund Freud, dan Belajar Menulis Mulai dari Hal yang Paling Sederhana karya Ernest Hemingway.

Cerpen-cerpennya yang tersebar di media antara lain “Apa yang Paul McCartney Bisikkan di Telinga Janitra” (Kompas, 2020), “Luka” (Media Indonesia, 2022), “Batavia yang Tak Sesuai rencana Lucretia” (Kompas, 2023), dan “Sima” (Jawa Pos, 2023). (*)

LAINNYA