TANGERANG | TD – Dalam suasana meriah perayaan HUT ke-392 Kabupaten Tangerang yang digelar di Alun-alun Tigaraksa, tarian Kembang Balaraja berhasil mencuri perhatian dan membangkitkan semangat penonton. Dipentaskan oleh Sanggar Sanggita Kencana Budaya, pertunjukan ini terinspirasi dari sosok heroik Saliah, atau yang lebih dikenal sebagai Nyimas Gamparan, seorang pejuang sekaligus pemimpin pasukan muslimah di Balaraja.
Mengusung judul “Saliah Sang Kembang Balaraja”, tarian ini melibatkan sepuluh penari yang menunjukkan keindahan gerakan dan kostum yang memukau. Lebih dari sekadar seni pertunjukan, tarian ini menggambarkan perjalanan perjuangan Nyimas Gamparan dan keberanian masyarakat dalam melestarikan warisan budaya daerah.
Dalam wawancara usai pertunjukan, Pimpinan Sanggar Sanggita Kencana Budaya, Vita Valeska, menjelaskan, “Tarian ini adalah karya orisinil kami. Ini adalah momen spesial, karena kami pertama kali membawakan tarian ini di Kabupaten Tangerang pada HUT ke-392. Sebelumnya, kami juga pernah tampil di dua acara besar, yaitu Bandung Art Festival 2024 dan Plaza Bintaro.”
Vita, yang akrab disapa Kak Vita, menceritakan bahwa inspirasi di balik tarian ini berasal dari kisah perjuangan Saliah, seorang anak syekh yang dikenal dengan nama Nyimas Gamparan. Dengan keberaniannya, Nyimas merintis pasukan muslimah untuk melawan penjajahan Belanda di perbatasan Balaraja. Menurutnya, nama Gamparan berasal dari “bakiak,” yang menggambarkan cara Nyimas pergi ke musala untuk mengaji.
“Nyimas Gamparan merupakan sosok yang sangat ditakuti oleh Belanda, yang berusaha mengambil perbekalan. Dalam pertempuran, beliau selalu keluar sebagai pemenang, bersembunyi di hutan bambu yang sulit dijangkau. Namun, Belanda akhirnya menggunakan strategi adu domba dengan melibatkan seorang Demang dari Bogor untuk menghancurkan Nyimas dan pasukannya,” jelas Kak Vita.
Kepiawaian Nyimas Gamparan dalam silat diilustrasikan secara menawan oleh para penari, yang memadukan gerakan silat dengan tarian sambil memegang golok tiruan. Hasilnya adalah sebuah pertunjukan seni tari yang tidak hanya unik, tetapi juga sangat mengesankan.
“Nyimas Gamparan adalah tokoh yang menolak tanam paksa pala. Semangat juangnya sangat tinggi, dan melalui pertunjukan ini, kami berharap anak didik kami dan penonton dapat meneladani semangatnya serta mengenal salah satu kisah sejarah tokoh pejuang perempuan dari Kabupaten Tangerang,” tutupnya.
Dengan nuansa yang meriah dan penuh makna, pertunjukan ini berhasil tidak hanya menghibur, tetapi juga mengedukasi penonton tentang pentingnya mengenal sejarah dan menghargai perjuangan para pahlawan. (*)