JAKARTA | TD – Munculnya nama Sri Mulyani bersama Perry Warjiyo, Purbaya, dan Destry Damayanti dalam isu yang beredar sebagai bakal calon gubernur Bank Indonesia untuk periode 2023-2028 tak membuat fokus mereka sebagai abdi negara berkurang.
Saat ini, selain Sri Mulyani yang menjabat sebagai Menteri Keuangan, Perry Warjiyo adalah Gubernur Bank Indonesia periode 2018-2023. Sedangkan Purbaya menjabat Kepala LPS. Dan Destry Damayanti Deputi Senior Bank Indonesia.
“Kami berempat tetap fokus mengerjakan apa yang ada di dalam Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), karena ini adalah tugas utama kita, yaitu jaga stabilitas sistem keuangan dan menjaga pemulihan ekonomi,” ujarnya dalam konferensi pers 31 Januari 2023.
Konsistensi Sri Mulyani tersebut berkaitan dengan tantangan ekonomi di tengah resesi global. Ia mengatakan untuk meraih pertumbuhan optimal diperlukan kolaborasi, profesionalitas, dan integritas semua pihak dalam bertugas.
Anggota DPR RI Komisi XI, Misbakhun, mengatakan penetapan tiga nama terpilih kemungkinan akan diumumkan pada Februari 2023. Yaitu tiga bulan sebelum pelantikan Gubernur Bank Indonesia periode 2023-2028.
Nama Sri Mulyani diprediksi akan menjadi calon kuat gubernur Bank Indonesia dengan riwayat pekerjaannya yang sarat prestasi. Seperti apakah riwayat Sri Mulyani hingga ia disebut calon terkuat untuk menduduki jabatan gubernur Indonesia?
Sri Mulyani lulusan dari Universitas Indonesia sebagai Sarjana Ekonomi di tahun 1986 dan melanjutkan ke University of Illinois Amerika Serikat untuk meraih Master of Science of Policy Economic pada tahun 1992.
Spesialisasi Sri Mulyani dalam penelitian keuangan publik, kebijakan fiskal, dan ekonomi tenaga kerja membuatnya didapuk sebagai Executive Director pada International Monetary Fund (IMF) di bulan November 2002. Dalam badan keuangan internasional tersebut, Sri Mulyani mewakili 12 negara di Asia Tenggara (South East Asia/SEA Group).
Pada Oktober 2004, Sri Mulyani kembali ke Tanah Air dan mengabdi sebagai Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dalam Kabinet yang dipimpin Susilo Bambang Yudhoyono.
Dan pada Desember 2005, Sri Mulyani ditunjuk sebagai Menteri Keuangan.
2008-2009, Sri Mulyani mendapat mandat sebagai Pelaksana Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian saat Menko Perekonomian Dr. Boediono dilantik sebagai Gubernur Bank Indonesia.
Sri Mulyani kembali mendapat panggilan internasional pada tahun 2010. Ia menjadi Direktur Pelaksana Bank Dunia. Dan ketika dipanggil kembali untuk mengabdi pada tahun 2016, Sri Mulyani melepaskan jabatan tersebut dan kembali bergabung menjadi Menteri Keuangan dalam pemerintahan Presiden Jokowi hingga dua periode.
Prestasi internasional Sri Mulyani tidak berhenti walaupun ia kembali ke Tanah Air. Ia menjadi Menteri Keuangan terbaik versi Finance Asia. Ia juga sempat masuk dalam 50 Over 50 Asia 2023, yakni 50 wanita berusia 50 tahun ke atas yang memiliki pencapaian luar biasa dalam bidangnya.
Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, yang juga seorang ekonom senior, mengatakan bahwa Sri Mulyani merupakan kandidat potensial untuk duduk sebagai bos besar Bank Indonesia.
“Pak Jokowi sangat dekat dan percaya dengan Sri Mulyani. Sementara Sri Mulyani sudah terlalu lama di Kementerian Keuangan,” tutur Piter Abdulah dalam sebuah laporan tertulis akhir Januari lalu.***