PRISMA | TD – Di tengah kesibukan hidup yang serba cepat, kita sering terjebak dalam rutinitas yang membuat kita lupa akan makna dari setiap tindakan yang kita ambil. Dalam perjalanan hidup yang penuh liku ini, kita sering berbicara tanpa berpikir, berjanji tanpa niat, dan bertindak tanpa kesadaran. Namun, ada satu momen yang tak terhindarkan, di mana semua itu akan terungkap—momen ketika tangan dan kaki kita mulai berbicara. Saat itu tiba, kita akan dihadapkan pada kenyataan bahwa setiap langkah dan keputusan yang kita ambil memiliki dampak yang lebih besar daripada yang kita sadari. Kita akan menyadari bahwa hidup bukan hanya tentang apa yang kita katakan, tetapi lebih kepada apa yang kita lakukan dan bagaimana tindakan kita mencerminkan nilai-nilai yang kita anut.
Dalam Surat Yasin, Allah SWT mengingatkan kita tentang hari di mana mulut kita akan dibungkam, dan anggota tubuh kita akan bersaksi. “Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.” (Yasin: 65). Ayat ini bukan sekadar peringatan, tetapi juga panggilan untuk merenungkan setiap langkah yang kita ambil. Bayangkan sejenak, di hari yang penuh keadilan itu, ketika tangan kita yang selama ini bekerja keras akan mengungkapkan semua perbuatan baik dan buruk yang telah kita lakukan. Kaki kita, yang telah melangkah ke berbagai tempat, akan menceritakan perjalanan hidup kita—ke mana kita pergi dan apa yang kita cari. Dalam momen itu, semua kata-kata yang pernah kita ucapkan akan sirna, dan hanya tindakan kita yang akan berbicara.
Lagu “Ketika Tangan dan Kaki Berkata” yang dinyanyikan oleh Chrisye, dimana liriknya ditulis Taufik Ismail yang terinspirasi Surat Yasin ayat 65 tersebut mengajak kita untuk merenungkan hal ini dengan lebih dalam. Melalui liriknya, kita diajak untuk menyadari bahwa setiap tindakan kita memiliki konsekuensi. Tangan kita bisa menjadi alat untuk membantu sesama, atau sebaliknya, menjadi alat untuk menyakiti. Kaki kita bisa melangkah menuju kebaikan, atau justru menjauh dari jalan yang benar.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering kali terjebak dalam kesibukan dan lupa untuk bertanya pada diri sendiri: “Apa yang telah aku lakukan hari ini? Apakah aku telah berkontribusi untuk kebaikan?” Pertanyaan-pertanyaan ini penting untuk diingat, karena setiap detik yang kita lewati adalah kesempatan untuk berbuat baik.
Kita semua adalah hamba yang hina, seperti yang dinyatakan dalam lirik lagu tersebut. Namun, dalam kerendahan hati itu, kita memiliki kekuatan untuk meminta bimbingan dan karunia dari Sang Pencipta. “Rabbana, tangan kami, kaki kami, mulut kami, mata hati kami, luruskanlah, kukuhkanlah di jalan cahaya.” Permohonan ini mengingatkan kita bahwa kita tidak sendirian dalam perjalanan ini; kita memiliki Tuhan yang selalu siap membimbing kita menuju jalan yang benar.
Mari kita renungkan sejenak, apakah kita sudah cukup bertanggung jawab atas tindakan kita? Apakah kita sudah menggunakan tangan dan kaki kita untuk menyebarkan kebaikan? Dalam setiap langkah yang kita ambil, ingatlah bahwa kita sedang menulis kisah hidup kita sendiri—kisah yang akan dibaca oleh Tuhan di hari yang penuh keadilan. Dengan menyadari hal ini, semoga kita bisa menjadi pribadi yang lebih baik, yang tidak hanya berbicara, tetapi juga bertindak dengan penuh kesadaran. Mari kita jadikan setiap tindakan kita sebagai bentuk pengabdian, dan setiap langkah kita sebagai perjalanan menuju cahaya. Karena pada akhirnya, tangan dan kaki kita akan berkata, dan kita ingin mereka berbicara tentang kebaikan yang telah kita lakukan.
Lirik Lagu “Ketika Tangan dan Kaki Berkata”:
Akan datang hari
Mulut dikunci
Kata tak ada lagi
Akan tiba masa
Tak ada suara
Dari mulut kita
Berkata tangan kita
Tentang apa yang dilakukannya
Berkata kaki kita
Kemana saja dia melangkahnya
Tidak tahu kita
Bila harinya
Tanggung jawab tiba
Ha o o ho ho ho ho
Rabbana
Tangan kami
Kaki kami
Mulut kami
Mata hati kami
Luruskanlah
Kukuhkanlah
Di jalan cahaya
Sempurna
Mohon karunia
Kepada kami
HambaMu yang hina
Hu u u hu u u hu. (*)