KESEHATAN | TD – Akhir-akhir ini, istilah ‘real food‘ semakin populer dalam diskusi mengenai pola makan sehat. Banyak orang mulai beralih ke makanan yang lebih alami dan minim proses sebagai respons terhadap tingginya konsumsi makanan olahan yang dianggap kurang baik untuk kesehatan.
Melalui artikel ini, penulis mengupas untukmu secara detail tentang definisi real food. Serta apa saja ciri-cirinya, dan mengapa pola makan ini memberikan manfaat.
Secara umum, real food merujuk pada makanan yang berasal dari alam dan hanya melalui proses olah yang minimal. Tanpa tambahan bahan kimia seperti pengawet, pewarna sintetis, pemanis buatan. Atau bahan tambahan yang tidak diperlukan.
Konsep ini menekankan pentingnya mengonsumsi bahan pangan yang segar, utuh. Dan, sedekat mungkin dengan kondisi aslinya saat panen atau penangkapan. Beberapa jenis real food yang selalu tersedia dalam masyarakat kita yaitu sayuran dan buah segar. Kemudian biji-bijian utuh, termasuk kacang-kacangan. Dan juga ikan segar, telur, serta daging. Semua jenis makanan tersebut tidak mengalami pengolahan berlebihan.
Ada beberapa ciri yang dapat membantu kita mengenali real food. Pertama, bahan makanan tersebut tidak melalui proses pengolahan yang rumit atau panjang. Semakin sedikit langkah yang makanan tersebut tempuh dari ladang ke piring, semakin mendekati konsep real food.
Kedua, tidak ada tambahan zat aditif buatan. Ketiga, kandungan nutrisinya tetap terjaga, karena tidak terpengaruh oleh proses pengawetan, pemanasan berlebihan, atau penambahan gula dan garam dalam jumlah tinggi.
Lalu, apa saja manfaat dari menerapkan pola makan berbasis real food? Salah satunya adalah asupan nutrisi yang lebih seimbang dan alami. Real food kaya akan vitamin, mineral, serat, dan antioksidan. Sehingga tubuh mendapatkan nutrisi yang perlu untuk menjaga sistem imun, memperbaiki sel, dan menjalankan fungsi organ dengan baik.
Selain itu, pola makan ini juga membantu menjaga keseimbangan gula darah. Juga mendukung kesehatan pencernaan, serta mengurangi risiko penyakit kronis seperti diabetes tipe 2, obesitas, dan penyakit jantung.
Selain bermanfaat bagi kesehatan, memilih real food juga memberikan dampak positif bagi lingkungan. Dengan mengonsumsi bahan makanan lokal dan musiman, kita dapat mengurangi jejak karbon dari distribusi pangan jarak jauh dan produksi massal yang intensif.
Sebagai kesimpulan, real food bukan hanya sekadar tren makan sehat yang sementara, melainkan merupakan gaya hidup yang mengajak kita untuk menghargai kesederhanaan makanan alami. Dengan mengenali dan memilih bahan makanan yang segar, utuh, dan minim proses, kita dapat merasakan manfaat jangka panjang bagi kesehatan tubuh sekaligus mendukung keberlanjutan lingkungan. (Nazwa/Pat)