PT Pindad dan Krakatau Steel Perkuat Kemandirian Baja untuk Industri Pertahanan Nasional

waktu baca 3 minutes
Senin, 2 Jun 2025 11:11 0 Elvira

Jakarta, Mei 2025 – Dalam forum Indonesia Steel Summit & Exhibition Indonesia (ISSEI) 2025 yang berlangsung pada 21–22 Mei 2025, PT Pindad menegaskan pentingnya pengembangan baja nasional sebagai kunci utama untuk mendukung kemandirian industri pertahanan Indonesia. Melalui presentasi bertajuk “Baja Kuat, Pertahanan Tangguh, Indonesia Maju”, PT Pindad mengangkat isu ketergantungan industri alat utama sistem senjata (alutsista) pada impor baja berkualitas tinggi, yang saat ini masih sangat dominan, termasuk baja spesifikasi tinggi seperti 32CrMoV12.10 untuk kebutuhan militer.

Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Pindad, Prima Kharisma I.Y., menjelaskan bahwa kebutuhan baja untuk produksi kendaraan tempur dan senjata berat di Indonesia masih bergantung pada bahan impor. Contohnya, kendaraan tempur seperti panser Anoa, tank Harimau, dan senjata laras SS2 memerlukan baja dengan standar tinggi yang belum bisa diproduksi sepenuhnya di dalam negeri. “Saat ini kami membutuhkan sekitar 4.000 ton baja armor dan 2.000 ton baja struktural setiap tahunnya, namun mayoritas masih didatangkan dari luar negeri,” ungkap Prima.

Untuk mengurangi ketergantungan tersebut, sejak awal 2025, PT Pindad telah memulai kolaborasi strategis dengan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam mengembangkan baja khusus pertahanan yang diproduksi secara domestik. Tahap awal fokus pada pengembangan plat armor kendaraan tempur ringan dan sedang, sementara rencana jangka menengah hingga 2031 mencakup pembangunan fasilitas produksi laras senjata dan billet baja berspesifikasi militer.

Langkah ini diharapkan tidak hanya memperkuat kemandirian industri pertahanan, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekosistem industri baja nasional secara menyeluruh. Prima menambahkan, “Jika saja 30–40 persen kebutuhan kendaraan tempur dan munisi TNI dapat dipenuhi oleh produk dalam negeri, potensi nilai ekonominya mencapai Rp122 triliun dalam lima tahun ke depan. Ini juga akan membuka peluang pengembangan sektor manufaktur hulu-hilir, seperti produksi cetakan logam, pelapis, dan teknologi metalurgi presisi.”

ISSEI 2025 sendiri merupakan forum tahunan terbesar yang mempertemukan pelaku industri baja, pemerintah, investor, dan sektor pengguna seperti pertahanan, maritim, serta energi. Dengan tema “Baja Nasional, Daya Saing Regional,” forum ini menjadi platform penting untuk membahas strategi hilirisasi, investasi, serta transformasi hijau dalam menghadapi tantangan geopolitik global.

Tentang PT Krakatau Steel (Persero) Tbk

PT Krakatau Steel (Persero) Tbk adalah Badan Usaha Milik Negara yang berfokus pada produksi baja dan beroperasi di Cilegon, Banten. Sejak didirikan pada 1970, Krakatau Steel telah berkembang menjadi produsen baja utama di Indonesia dengan kapasitas produksi hingga 4 juta ton per tahun. Perusahaan ini memiliki portofolio produk lengkap, mulai dari baja lembaran panas, baja lembaran dingin, baja batang kawat, hingga produk khusus seperti pipa baja spiral dan pipa baja ERW yang mendukung berbagai industri strategis.

Lebih jauh, Krakatau Steel juga mengembangkan infrastruktur pendukung berupa pelabuhan, penyediaan air industri, dan pembangkit listrik untuk menciptakan ekosistem industri baja yang terintegrasi. Komitmen perusahaan terhadap kualitas dan tata kelola yang baik telah membawa Krakatau Steel menjadi pemain utama di pasar domestik sekaligus mitra ekspor andal di tingkat regional dan global. Informasi lebih lanjut tentang Krakatau Steel dapat ditemukan di situs resmi mereka.

LAINNYA