Potensi dan Keterampilan Gen Z Dalam Berbisnis Ini Layak Diacungi Jempol

waktu baca 3 menit
Rabu, 21 Agu 2024 13:12 0 95 Patricia Pawestri

EKBIS | TD – Gen Z atau generasi Zoomers, adalah mereka yang lahir bersamaan dengan berkembang pesatnya teknologi dan digital. Kelahiran pada gen z ini bertepatan dengan perubahan industri menuju interaksi tanpa batas antara manusia dan teknologi.

Dalam dunia industri yang menuntut agar konsisten melahirkan inovasi baru dan jitu guna menghadapi volatilitas dan ketidakpastian dalam organisasi industri, gen z disebut sebagai laskar termuda dalam sejarah angkatan kerja. Maka, tidak heran jika gen z identik dengan ciri memiliki passion pada teknologi dan inovasi.

Menurut studi Mckinsey, yang merupakan firma konsultan terkemuka di dunia, perilaku gen z dapat di kelompokan menjadi 3 komponen yang terangkai dalam kesatuan pondasi nilai.

Pertama, gen z adalah generasi yang berpegang teguh pada kebenaran. Karena, pada poin pertama gen z disebut sebagai “the undefined ID” yang berarti generasi ini menghargai setiap ekspresi individu tanpa memberi label tertentu.

Poin kedua, gen z sebagai “the communaholic“. Dengan kata lain, generasi ini sangat tertarik untuk ikut terlibat pada berbagai komunitas dengan memanfaatkan kecanggihan dan kemahirannya pada teknologi. Gunanya memperluas manfaat yang ingin mereka raih, sekaligus yang akan mereka berikan kembali.

Ketiga, gen z dikenal sebagai “the dialoguer” karena mereka adalah generasi yang percaya akan pentingnya menjaga komunikasi dalam penyelesaian konflik. Bahkan, gen z terbuka akan pemikiran dan pendapat yang berbeda-beda dari setiap individu.

Tiga poin di atas bisa menjadi salah satu kekuatan gen z dalam berbisnis. Bahkan, karena ketiga poin tersebut, para gen z percaya bahwa mereka memiliki keterampilan yang lebih baik dalam berbisnis dibandingkan dengan generasi-generasi lainnya. Dan meyakini bahwa generasi mereka telah disiapkan untuk menjadi generasi paling berwirausaha dalam sejarah.

Sebuah penelitian terbaru dari ZenBusiness, yang merupakan platform pelatihan bisnis di Amerika Serikat, mengungkapkan 93% gen z telah mengambil langkah untuk menuju eksplorasi kepemilikan bisnis.

Hal ini mungkin disebabkan karena gen z merasa bosan bila harus mengandalkan strategi lama dalam berbisnis. Dan sebagian dari mereka juga mengatakan ingin menciptakan suasana yang baru dan lebih baik lagi di dalam dunia bisnis.

Tak jauh berbeda dengan Zenbusiness, survei yang dilakukan oleh perusahaan nutrisi global, yaitu Herbalife Nutrition, juga mengeluarkan sebuah data bahwa sebanyak 72% gen z dan gen milenial di Asia bercita-cita menjadi pengusaha yang dapat mengatur bagaimana ia bekerja dengan lebih mandiri.

Karena gen z, menurut data tersebut, menilai bahwa fleksibilitas merupakan prinsip paling penting, dan gen z tidak bersedia untuk dipaksa bekerja di saat mereka tidak ingin bekerja.

Menariknya, survei tersebut juga menemukan fakta, bahwa generasi tersebut ternyata sering kali merasa tidak terlalu percaya diri dalam memasuki dunia kerja, karena adanya tuntutan bekerja dalam waktu yang panjang menjadi salah satu faktor utama.

Meski begitu, mereka memiliki optimisme yang tinggi akan kesuksesan di masa depan. Hal ini didukung dengan daya inovasi yang kuat dan prinsip yang kuat akan pentingnya stabilitas finansial. Inilah yang membuat mereka terus bekerja keras demi mencapai kesuksesan dan demi mencapai posisi serta keadaan yang mereka idamkan, yaitu ‘work-life balance’.

(Penulis: Nazwa/Editor: Patricia)

Unggulan

LAINNYA