Postmodernisme, Aliran Sastra yang Mempertanyakan Kebenaran Universal, Tema, Ciri, dan Contohnya

waktu baca 2 menit
Jumat, 28 Jul 2023 09:26 0 343 Patricia Pawestri

TANGERANG | TD – Perkembangan sastra pada pertengahan abad ke-20, terutama di Eropa, melahirkan aliran sastra postmodernisme.

Kelompok para penulis yang jenuh terhadap tradisi sastra modernisme-lah yang menyebabkan munculnya gerakan sastra dalam aliran baru tersebut.

Peristiwa-peristiwa besar seperti Perang Dunia II, Perang Dingin, globalisasi, konsumerisme, media massa, dan perkembangan teknologi informasi juga sangat mempengaruhi aliran sastra postmodernisme.

Kejenuhan yang disebabkan keraguan akan kebenaran ala modernisme dan nalar atau logika yang menyertainya membuat para penulis ini mengungkapkan dalam setiap karyanya bahwa tidak ada kebenaran yang universal dan valid untuk semua orang.

Para penulis postmodernisme menganggap sastra modernisme terlalu serius, elitis, dan sulit dimengerti. Sebaliknya, aliran baru ini lebih menekankan pada pluralitas dan relativitas dalam karya sastra.

Kebanyakan penganut postmodernisme meninggalkan ontentisitas dan lebih memilih hiper-realitas dengan menggunakan kembali hal-hal yang tersebar melalui berbagai media untuk menciptakan karya baru.

Tema-tema yang banyak dieksplorasi dalam karya sastra postmodernisme adalah kritik terhadap otoritas, identitas, realitas, sejarah, dan bahasa.

Sastrawan aliran postmodernisme juga berusaha membuat karyanya menjadi salah satu alat untuk menyenangkan sekaligus mengejutkan pembaca.

Beberapa teknik yang menjadi ciri khas dari karya sastra postmodernisme yaitu:

1. Pastiche

Pastiche adalah metode sastra yang mengadopsi berbagai ide dari karya dan gaya yang sudah ada, dan menyatukannya dalam sebuah cerita baru.

2. Temporal Distortion

Teknik distorsi temporal merupakan metode narasi yang memakai garis waktu non linear dan narasi dan terfragmentasi dalam cerita.

3. Intertextuality

Teknik intertekstualitas adalah metode sastra yang mengakui karya sastra yang telah ada dalam sebuah karya sastra baru.

4. Magical Realism

Teknik realisme magis merupakan metode sastra yang menyatukan peristiwa magis atau tidak realistis ke dalam cerita yang realistis.

Berikut ini beberapa contoh karya sastra postmodernisme yang terkenal di dunia:

1. The Crying of Lot 49 karya Thomas Pynchon,

2. Slaughterhouse-Five karya Kurt Vonnegut,

3. The Name of the Rose karya Umberto Eco,

4. One Hundred Years of Solitude karya Gabriel Garcia Marquez.

(*)

 

Unggulan

LAINNYA