Pesantren: Pilar Pendidikan Islam di Indonesia, Masa Lalu, Kini, dan Masa Depan

waktu baca 3 menit
Rabu, 11 Des 2024 16:30 0 56 Redaksi

OPINI | TDIndonesia, negeri dengan mayoritas penduduk muslim, memiliki warisan pendidikan Islam yang kaya dan unik: pesantren.

Lebih dari sekadar lembaga pendidikan, pesantren adalah jantung budaya, sosial, dan keagamaan yang telah membentuk identitas bangsa ini selama berabad-abad.

Perjalanan panjang pesantren, dari masa lalu hingga kini, menyimpan kisah inspiratif tentang ketahanan, adaptasi, dan kontribusinya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa.

Sejarah Pesantren: Dari Gresik hingga Global

Kisah pesantren tak lepas dari jejak penyebaran Islam di Nusantara. Meskipun terdapat perbedaan pendapat mengenai pesantren tertua, nama Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim) kerap disebut sebagai pionir.

Di Gresik, pada abad ke-14, beliau mendirikan lembaga pengajian yang menjadi cikal bakal pesantren modern. Lokasi pesantren awal, umumnya di pesisir utara Jawa, menunjukkan peran penting jalur perdagangan dalam penyebaran Islam dan pendidikannya.

Berbeda dengan lembaga pendidikan formal lainnya, pesantren memiliki sistem pendidikan yang khas, menggabungkan aspek keagamaan dengan asrama.

Kehidupan di pesantren bukan sekadar belajar kitab kuning (tafaqquh fi al-din), tetapi juga mengasah kepemimpinan, kemandirian, dan nilai-nilai luhur lainnya. Model pendidikan boarding school ini unik dan efektif dalam membentuk karakter santri.

Sepanjang sejarahnya, pesantren menghadapi berbagai tantangan. Masa penjajahan Belanda menjadi ujian berat, dengan berbagai pembatasan dan pengawasan ketat.

Namun, pesantren mampu bertahan dan bahkan berkembang, menunjukkan daya tahan dan adaptasi yang luar biasa. Strategi pengelola pesantren dan dukungan masyarakat menjadi kunci keberlangsungannya.

Pesantren di Era Modern: Inovasi dan Tantangan

Setelah kemerdekaan, pesantren mengalami transformasi yang signifikan. Integrasi madrasah ke dalam sistem pesantren menunjukkan upaya adaptasi dengan sistem pendidikan modern.

Kini, banyak pesantren tidak hanya mengajarkan ilmu agama, tetapi juga pendidikan umum, mulai dari TK hingga perguruan tinggi. Munculnya pesantren modern (khalaf) di samping pesantren tradisional (salafi) menunjukkan kemampuan pesantren beradaptasi dengan perkembangan zaman.

Namun, pesantren tetap menghadapi sejumlah tantangan. Keterbatasan sarana dan prasarana, pengembangan sumber daya manusia, manajemen kelembagaan yang masih tradisional, serta kemandirian ekonomi menjadi beberapa kendala.

Pentingnya kurikulum yang mengarah pada life skills santri juga perlu mendapat perhatian, agar santri mampu bersaing di era global.

Pesantren sebagai Agen Perubahan

Meskipun menghadapi berbagai tantangan, pesantren memiliki prospek yang cerah.

Pemerintah pun telah memberikan dukungan melalui berbagai kebijakan, mengakui peran penting pesantren dalam pendidikan nasional.

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan menegaskan posisi pesantren sebagai lembaga pendidikan yang sah dan bernilai.

Pesantren bukan hanya melestarikan ajaran Islam, tetapi juga berperan sebagai agen perubahan (agent of change).

Pesantren dapat menjadi dinamisator pemberdayaan masyarakat, penggerak pembangunan, dan pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi.

Kemampuan pesantren membina generasi muda yang beriman, berilmu, dan berakhlak mulia menjadi modal utama dalam membangun Indonesia yang lebih maju dan beradab.

Kesimpulan

Pesantren merupakan pilar penting pendidikan Islam di Indonesia. Perjalanan panjangnya menunjukkan ketahanan dan adaptasi yang luar biasa dalam menghadapi berbagai tantangan.

Dengan terus berinovasi dan mendapatkan dukungan yang tepat, pesantren akan tetap memainkan peran krusial dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dan membangun Indonesia yang lebih baik di masa depan.

Penulis: Suciati Amalia, Mahasiswa Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah, UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten. (*)

LAINNYA