Pertanian Permakultur, Bedanya dengan Pertanian Alami dan Organik

waktu baca 4 menit
Senin, 3 Feb 2025 13:24 0 24 Patricia Pawestri

PERTANIAN | TD – Tentu petani milenial atau hobiis tanaman pernah mendengar ketiga istilah berikut: pertanian alami, pertanian organik, dan juga pertanian permakultur. Ketiganya merupakan pendekatan yang memiliki metode dan manfaatnya tersendiri.

Untuk memahami ketiganya dengan lebih detail, penulis menyusun definisi dan manfaat dari pertanian alami, organik, dan juga permakultur sebagai berikut.

1. Pertanian Alami

Merupakan pendekatan budidaya dengan menjaga keselarasan dengan alam. Para petani lebih memilih mengandalkan alam. Sehingga tanaman budidayanya tumbuh tanpa penggunaan pupuk kimia dan pestisida buatan pabrik.

Pertanian yang dijalankan dengan pendekatan ini bertujuan menjaga keseimbangan dalam ekosistem dan memastikan keutuhan berbagai macam organisme kehidupan di dalamnya. Dan, hal ini seringkali merupakan keuntungan terhadap kelestarian ekosistem lahan pertanian.

Namun, untuk menjalankan pertanian model ini, petani milenial atau hobiis harus memahami bahwa keuntungan ekonomi dari pertanian alami tidaklah banyak. Dan, bila memang serius menekuni pertanian alami maka memerlukan pengetahuan mendalam tentang ekosistem yang ada.

2. Pertanian Organik

Dalam pendekatan organik, pertanian dijalankan dengan hanya memanfaatkan bahan-bahan yang berasal dari alam. Pupuk kimia maupun berbagai jenis pestisida buatan pabrik sangat dihindari.

Sebagai gantinya, petani mengusahakan pupuk dari ternak, kompos, maupun bahan-bahan organik yang terdapat di alam. Sedangkan pengendalian hama penyakitnya pun dilakukan dengan predator alami dan juga pestisida alami.

Tujuan akhir dari penggunaan bahan alami sebagai pupuk maupun pestisida tersebut adalah menyediakan bahan pangan yang bebas dari bahan kimia. Sehingga pangan menjadi lebih aman dari segi kesehatan. Maka, produk-produk dari pertanian dengan cara ini disebut “organik”.

Dengan pengolahan ala pertanian organik pula, tanah juga dapat menjadi media tanam yang lebih sehat untuk tanaman karena minim residu kimia. Dengan ini, usia kesuburan tanah pun juga menjadi lebih lama.

Untuk menjaga kelestarian hara di dalam tanah, para petani organik seringkali menggunakan teknik bertanam tumpang sari. Tumpang sari juga menjadi teknik dalam pertanian berpendekatan permakultur yang akan kita bahas nanti.

Keuntungan lainnya dari pertanian organik yaitu harga yang lebih tinggi daripada produk dari pertanian konvensional. Karena masyarakat telah yakin bahwa produk-produk organik dapat membantu mereka menjaga hidup lebih sehat.

Namun, pertanian organik memiliki dua kelemahan. Yaitu memerlukan tenaga kerja yang lebih banyak dan biaya operasional yang lebih mahal. Selain itu, pelaku pertanian organik yang menerapkan label organik di produk hasil panennya wajib melalui kursus dan memiliki sertifikat organik, yang tentunya membutuhkan biaya.

3. Pertanian Permakultur

Jenis pertanian ini berusaha memadukan pendekatan alami dengan sentuhan teknologi. Pendekatan permakultur ini penting untuk mendukung ekosistem yang berkelanjutan.

Dalam pertanian permakultur, lingkungan tempat bertani ditata sedemikian mungkin agar setiap elemen di dalamnya dapat saling mendukung untuk lebih produktif. Lingkungan pertanian permakultur ini memadukan secara harmoni tempat tinggal manusia dan tempat untuk memelihara tanaman serta hewan ternak. Prinsip zero waste berlaku dalam lingkungan ini, karena segala sesuatunya dimanfaatkan semaksimal mungkin, sehingga tidak ada sisa yang terbuang.

Sistem pertanian permakultur merupakan sistem pertanian yang terbaik karena mendukung petaninya hidup secara mandiri dengan lingkungan yang terpelihara. Sedangkan sisi positif lainnya adalah mendukung penggunaan energi yang lebih bersih dari polutan berbahaya atau gas efek rumah kaca.

Pertanian permakultur yang ideal ini, salah satu contohnya adalah pertanian agroforestri. Pertanian agroforestri merupakan penggabungan dari lahan pertanian dengan area pepohonan hutan. Di Brazil, terdapat pengembangan pertanian yang menggunakan metode permakultur agroforestri yang disebut syntropic farming.

Contoh lain permakultur adalah budidaya ikan dan sayuran bersama dalam sistem aquaponik. Serta petani perkotaan dengan kebun mandirinya (urban farming).

Hal yang perlu menjadi perhatian dalam permakultur yang melibatkan komunitas peternakan-pertanian, adalah perlunya desain yang rinci dan kompleks. Misalnya jarak antara kandang ternak ke unit pengelolaan biogas , yang kemudian berlanjut ke dapur rumah tangga, harus menjamin keamanan serta efisiensinya. Hal ini tentu membutuhkan perencanaan dengan perhitungan yang matang dan biaya tidak sedikit.

Demikianlah pengenalan mengenai ketiga sistem pertanian dengan pendekatan alami, organik, dan permakultur. Ketiganya memiliki keunggulan dan tantangannya sendiri. Pengaplikasian ketiganya harus memperhitungkan tujuan dari pertanian itu sendiri, sumber daya yang tersedia, dan siap tidaknya lingkungan setempat untuk dikelola.

Secara garis besar, ketiga pendekatan pertanian tersebut mengungkapkan bahwa ekosistem yang seimbang dan berkelanjutan sangat penting untuk kehidupan. Ketiganya juga merupakan usaha manusia dalam menyediakan bahan pangan dengan memedulikan lestarinya bumi hingga dapat terus dinikmati hingga generasi anak-cucu. (Pat)

 

""
""
""
LAINNYA