KESEHATAN | TD – Penularan penyakit dari hewan ke manusia, atau zoonosis, yang sering terjadi tentu harus menjadi kewaspadaan bagi setiap orang.
Apalagi manusia seringkali tinggal berdampingan dengan hewan yang ia pelihara. Seperti kucing dan anjing peliharaan, ayam, dan juga burung yang hidup dan terbang bebas.
Penularan Zoonosis
Berikut ini beberapa cara penularan zoonosis yang dapat terjadi antara hewan dengan manusia:
1. Melalui kontak langsung dengan cairan tubuh hewan yang menderita penyakit.
Gigitan, goresan, atau menyentuh langsung cairan tubuh hewan (urine dan cairan dalam feses) dapat menghantarkan patogen masuk ke dalam tubuh manusia.
Penularan melalui cairan tubuh ini terjadi pada penyakit anthrax dan rabies.
2. Melalui gigitan serangga yang terinfeksi.
Nyamuk yang terinfeksi malaria dapat menularkan patogen tersebut ketika menusuk kulit manusia dan menyebarkan enzim pengencer darah sebelum menghisapnya. Cairan tubuh dari nyamuk berisi enzim tersebut merupakan media penghantar virus patogen.
Gigitan kutu juga dapat menyebabkan penularan salmonellosis dari lingkungan yang tercemar ke manusia.
3. Melalui udara yang dihirup manusia.
Jenis patogen tuberkulosis dan flu burung yang berasal dari droplet organ pernapasan yang terinfeksi dapat menyebar di udara dan terhirup oleh manusia. Untuk menghindari menghirup virus tersebut, masker wajib digunakan.
Penyebaran Zoonosis
Selain penyebab-penyebab di atas, ada beberapa faktor yang terjadi di alam dan sangat mempengaruhi penyebaran zoonosis. Seperti berikut:
1. Hilangnya tempat tinggal satwa yang ada di alam.
Penggundulan hutan, urbanisasi, dan perubahan iklim dapat menyebabkan hewan liar mendekat ke area pemukiman manusia dan meningkatkan terjadinya interaksi antara hewan dengan manusia hingga berujung zoonosis.
Misalnya kelelawar buah dari hutan yang dibakar atau digunduli akan terbang mencari pohon buah di desa untuk makan. Cairan ludah kelelawar yang terinfeksi dapat menularkan virus Nipah bila manusia memakan buah sisa makanan kelelawar tersebut.
2. Perdagangan gelap satwa hutan.
Perdagangan ilegal yang dilakukan tanpa pemeriksaan kesehatan satwa dapat menyebabkan penyebaran patogen hingga wilayah yang jauh.
3. Peternakan besar-besaran.
Budidaya ternak dengan skala besar dan intensif dapat menyebabkan penularan bibit penyakit dari ternak ke manusia.
4. Memakan daging satwa liar atau ternak yang sakit.
Daging satwa liar dapat mengandung virus flu burung, atau bakteri brucella yang berbahaya. Apalagi konsumsi daging mentah yang tidak lulus dalam proses uji laboratorium, seperti daging ikan, daging sapi, atau telur mentah pada sushi dan olahan mentah lainnya dapat menyebabkan manusia terjangkit bibit patogen yang mengganggu kesehatan.
Mencegah terjadinya faktor-faktor yang dapat memperluas penyebaran patogen zonosis, tentunya diperlukan kebijakan yang tepat dari pemerintah, pemantauan risiko wabah, dan juga edukasi kepada masyarakat agar dapat menyadari bahaya dan menghindari terjangkitnya zoonosis. (Pat)