Mengukus jambu biji merah 5 menit meningkatkan vitamin C, penyimpanan dingin cukup efektif, sedangkan sari buah kemasan paling rendah. Perlakuan tepat menjaga nilai gizi buah. (Foto: Freepik)IPTEK | TD — Di tengah meningkatnya perhatian masyarakat terhadap pola makan sehat, muncul pertanyaan penting: bagaimana cara pengolahan dan penyimpanan memengaruhi kandungan vitamin C pada jambu biji merah? Buah lokal ini dikenal sebagai salah satu sumber vitamin C tertinggi, namun proses seperti mengukus, mendinginkan, hingga mengemas ternyata dapat memberikan hasil yang sangat berbeda. Penelitian ini mengungkap bagaimana perlakuan sederhana yang sering kita lakukan di rumah dapat menentukan seberapa banyak vitamin C yang benar-benar kita konsumsi.
Jambu biji merah (Psidium guajava L) dikenal memiliki kandungan vitamin C yang bisa melampaui jeruk hingga beberapa kali lipat. Namun vitamin C adalah senyawa yang sangat mudah rusak akibat panas, udara, dan cahaya. Karena itu, cara pengolahan maupun penyimpanan menjadi faktor kunci dalam mempertahankan nilai gizinya.
Melalui analisis menggunakan spektrofotometri UV-Vis, penelitian ini menguji lima perlakuan umum yang sering dilakukan masyarakat:
Hasilnya memberikan gambaran jelas tentang perlakuan mana yang paling efektif menjaga vitamin C.
Hasil paling mengejutkan muncul pada perlakuan mengukus selama 5 menit, yang menghasilkan 79,31% kandungan vitamin C—lebih tinggi dari buah segar yang berada pada angka 72,52%.
Temuan ini menunjukkan bahwa pemanasan ringan pada waktu singkat dapat membantu melepaskan vitamin C dari jaringan sel, sehingga lebih mudah terukur dan diserap tubuh. Dengan kata lain, tidak semua proses pemanasan merusak vitamin C—selama durasinya tepat dan suhunya terkontrol.
Pada sisi lain, sari buah jambu biji kemasan mencatat hasil terendah, yaitu hanya 30,75% vitamin C. Rendahnya nilai ini disebabkan oleh beberapa proses industri, seperti:
Penelitian ini menegaskan bahwa minuman buah kemasan tidak mampu menggantikan manfaat vitamin C dari buah asli, meskipun labelnya tampak menarik.
Penyimpanan jambu biji merah dalam suhu dingin tetap memberikan hasil yang cukup baik:
– Freezer: 61,82%,
– Refrigerator: 50,36%.
Kondisi dingin memperlambat oksidasi dan menahan penurunan vitamin C. Metode ini cocok bagi masyarakat yang membeli buah dalam jumlah banyak dan ingin menyimpannya sebelum dikonsumsi.
Penelitian ini menegaskan bahwa cara mengolah dan menyimpan buah sangat mempengaruhi kadar vitamin C yang benar-benar kita dapatkan. Dari hasil pengujian:
Jambu biji merah sebagai buah lokal sebenarnya menyimpan manfaat gizi luar biasa. Dengan perlakuan yang tepat, nilai gizinya dapat dipertahankan bahkan meningkat. Pola makan sehat bukan hanya tentang apa yang kita konsumsi, tetapi juga bagaimana cara kita mengolahnya.
Penulis: Rahmawati
Mahasiswa Teknologi Pangan, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. (*)