PANDEGLANG | TD – Ketua Umum Pengurus Besar Mathla’ul Anwar (PBMA), KH Embay Mulya Syarief, bersama Sekretaris Jenderal PBMA, Babay Sujawandi, menghadiri undangan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, dalam pertemuan dengan pimpinan 16 organisasi masyarakat Islam lainnya. Acara tersebut berlangsung di Hambalang, Bogor, pada 30 Agustus 2025.
Dalam keterangan pers yang disampaikan di Pandeglang, Banten, pada Minggu (31/8), Sekjen PBMA menjelaskan bahwa pertemuan tersebut berlangsung selama kurang lebih tiga jam dengan format dialog interaktif antara Presiden dan para pimpinan ormas Islam.
Beberapa tokoh penting negara juga turut hadir, termasuk Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Letjen (Purn) Muhammad Herindra dan Ketua MPR RI Ahmad Muzani.
Diskusi dalam pertemuan tersebut mencakup berbagai isu kebangsaan, mulai dari situasi Palestina, penguatan ukhuwah Islamiyah, hingga evaluasi strategi komunikasi publik pemerintah ke depan.
Ketua Umum PBMA, KH Embay Mulya Syarief, menyampaikan pandangan organisasi terkait perkembangan situasi nasional di Indonesia. Ia menegaskan pentingnya menjaga persatuan bangsa di tengah dinamika politik yang sedang berlangsung. Menurutnya, pemerintah perlu memperkuat komunikasi publik agar masyarakat memperoleh informasi yang jelas, jujur, dan menenangkan. Selain itu, perhatian terhadap persoalan umat, khususnya Palestina, harus tetap menjadi prioritas dalam kebijakan luar negeri Indonesia.
Mathla’ul Anwar juga menyatakan dukungan terhadap upaya pemerintah dalam menegakkan keadilan sosial, meningkatkan kualitas pendidikan, serta memperkuat karakter kebangsaan generasi muda.
Sebagai organisasi Islam yang lahir dari rahim bangsa, KH Embay menegaskan bahwa Mathla’ul Anwar akan terus berperan aktif dalam menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), memelihara ukhuwah, serta mendorong lahirnya kebijakan publik yang berpihak kepada rakyat.
Mathla’ul Anwar sendiri merupakan organisasi pendidikan Islam yang didirikan pada 10 Juli 1916 di Menes, Pandeglang, Banten. Saat ini, organisasi ini memiliki perwakilan di berbagai provinsi di Indonesia, termasuk Jawa Barat, Lampung, Kalimantan Barat, dan Papua.
Mendengarkan Aspirasi Rakyat
Sebelumnya, PBMA telah mengeluarkan pernyataan sikap resmi terkait dinamika politik dan sosial yang tengah berkembang. Pernyataan ini merupakan bentuk tanggung jawab moral dan kebangsaan Mathla’ul Anwar dalam menjaga kedamaian, persatuan, serta menghormati aspirasi rakyat.
Dalam pernyataan tersebut, PBMA menyampaikan duka cita yang mendalam atas wafatnya Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojek online yang menjadi korban dalam aksi unjuk rasa di Jakarta. PBMA mendoakan agar almarhum mendapatkan husnul khotimah dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan serta kekuatan.
PBMA juga mendesak aparat penegak hukum untuk menangani kasus tersebut secara tegas, adil, transparan, dan profesional. Selain itu, organisasi ini menegaskan pentingnya menindak segala bentuk penyalahgunaan kewenangan yang merugikan masyarakat. Kepentingan publik, keadilan sosial, dan keselamatan masyarakat harus menjadi prioritas utama dalam penanganan situasi.
Lebih lanjut, PBMA mengapresiasi masyarakat yang menyampaikan pendapat di muka umum sebagai bagian dari proses demokrasi. Namun, mereka mengimbau agar penyampaian aspirasi dilakukan dengan tertib, damai, menjunjung tinggi akhlak mulia, serta menjaga ketenangan dan menghindari provokasi.
PBMA mengajak seluruh elemen bangsa untuk mengedepankan dialog, musyawarah, dan cara-cara damai dalam menyikapi perbedaan pandangan maupun kepentingan. Semua pihak diingatkan untuk menjauhi ujaran kebencian, kekerasan, dan tindakan yang dapat memperkeruh suasana.
Organisasi ini juga mengingatkan bahwa menjaga persatuan dan keutuhan NKRI merupakan amanah konstitusi sekaligus ajaran agama demi kemaslahatan umat. Oleh karena itu, nilai persaudaraan, perdamaian, dan persatuan harus terus dijaga oleh seluruh warga bangsa.
Sebagai tambahan, PBMA mengajak para penyelenggara negara, aparat keamanan, tokoh agama, tokoh masyarakat, serta unsur sipil untuk bersama-sama mendinginkan suasana, menahan diri, serta menjaga keamanan dan kondusifitas demi kepentingan bangsa yang lebih besar.
PBMA menegaskan agar masyarakat tidak terprovokasi dan tidak mau diadu domba dengan aparat keamanan atau pihak manapun, serta memberikan kesempatan kepada institusi terkait untuk melakukan pembenahan.
Dari perspektif Mathla’ul Anwar, sikap ini juga menjadi instruksi kepada seluruh pihak di lingkungan ormas tersebut, termasuk Pengurus Wilayah, Pengurus Daerah, perguruan, pendidikan tinggi, serta tokoh-tokoh Mathla’ul Anwar, untuk aktif menjaga ketertiban, persatuan, dan perdamaian.
Melalui pernyataan ini, PBMA berharap suasana kebangsaan tetap terjaga, aspirasi rakyat dihormati, dan bangsa Indonesia mampu menghadapi dinamika politik dan sosial dengan kedewasaan serta semangat persatuan. (*)