Paduan Terapi dan Obat Bagi Penderita Gangguan Kecemasan Serta Efek Sampingnya

waktu baca 2 menit
Senin, 5 Agu 2024 17:26 0 85 Patricia Pawestri

KESEHATAN | TD – Dalam penanganan medis, penyembuhan gangguan kecemasan dilakukan dengan mengombinasikan terapi psikologis dan terapi obat.

Terapi Psikologis

Terapi psikologis untuk gangguan kecemasan terbagi menjadi beberapa metode. Yakni terapi perilaku kognitif, terapi relaksasi atau meditasi, dan terapi hipnosis.

Terapi kognitif untuk kecemasan dilakukan agar penderita mampu mengenali akar permasalahan dan dapat mengatasinya dengan perilaku yang tepat.

Misalnya seseorang yang takut dengan serangga, maka psikolog akan memberikannya seekor serangga sembari memberi dorongan agar ia mau mendekati dan memegang serangga tersebut.

Sedangkan dalam terapi relaksasi, psikolog akan memberi latihan agar penderita kecemasan dapat tetap menjaga fokus meskipun sedang mengalami kondisi yang menakutkan.

Metode yang digunakan biasanya termasuk olah napas selama 15 atau 20 menit. Olah napas ini juga sangat dianjurkan untuk dilakukan setiap hari.

Pemberian terapi hipnosis pada penderita gangguan kecemasan dapat melalui perintah atau stimulan bagi alam bawah sadar. Psikolog akan membujuk penderita untuk mudah menerima arahan dan meredam keinginan untuk bereaksi berlebihan karena kecemasannya.

Misalnya dengan memberikan sugesti agar lebih percaya diri dengan kalimat seperti berikut:

“Mulai saat ini, ketika Anda menatap cermin, Anda akan merasa luar biasa dan sangat tampan.”

Terapi Obat dan Efek Sampingnya

Sedangkan terapi obat yang diberikan untuk penderita kecemasan adalah obat antidepresan. Senyawa dalam antidepresan bekerja dengan menyeimbangkan kimiawi otak yang berpengaruh pada suasana hati. Antidepresan juga dapat menghilangkan fobia yang kerap menyertai rasa cemas.

Penggunaan obat antidepresan haruslah berhati-hati dan dalam pengawasan petugas medis. Karena efek samping obat antidepresan tidak dapat dianggap remeh. Gejala-gejala efek sampingnya yaitu gemetar, mual, pusing, dan berkeringat banyak.

Gangguan ini dapat berkembang menjadi susah tidur, gelisah, dan penambahan berat badan berlebih. Dalam kasus berat, efek samping antidepresan juga mendorong penderita untuk bunuh diri. Karena itulah diperlukan pengawasan yang ketat dalam konsumsi antidepresan.

Selain antidepresan, obat benzodiazepine juga dapat digunakan sebagai penenang ketika gejala kecemasan menyerang.

Namun, obat ini memiliki efek yang cukup menakutkan. Penggunanya bisa saja meracau tanpa sadar, mengalami gangguan penglihatan dan koordinasi, serta rasa pusing yang berat.

Penggunaan obat jenis benzodiazepine dalam jangka waktu lama dapat menyebabkan demensia dan Alzheimer. Sedangkan penggunaan dosis tingginya dapat mengakibatkan penekanan saraf-saraf pernapasan hingga nyawa meregang.

Betapa beratnya penderitaan gangguan kecemasan. Karenanya, memelihara kesehatan jiwa agar merasa sehat dan sejahtera sangat perlu agar terhindar dari berbagai hal yang mengancam. Salah satu caranya adalah dengan menyadari betapa banyak karunia Tuhan yang telah diberikan kepada manusia. Dan, jangan lupa berbagi dengan sesama. (Pat)

 

LAINNYA