Mikroplastik dalam Lumpur Limbah Membuat Cemaran Tanah Pertanian, Begini Mengatasinya

waktu baca 3 menit
Selasa, 28 Feb 2023 10:20 0 94 Patricia Pawestri

SAINTEK | TD – Inneke Hartoro, seorang peneliti mikroplastik dari Universitas Katolik Soegijapranata Semarang, mengatakan limbah plastik dengan ukuran mikro telah mencemari berbagai sektor kehidupan manusia, termasuk makanan dan minuman.

“Ini dari area atau lingkungan yang terpolusi mikroplastik kemudian masuk ke rantai makanan, mulai dari organisme yang levelnya paling rendah sampai organisme yang levelnya paling tinggi, kemudian kita makan,” tutur Inneke Hartoro dalam sebuah diskusi bersama Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) di Jakarta tahun lalu (16/6/2022).

Inneke Hartoro mengatakan mikroplastik telah ditemukan dalam kandungan sefood, buah, sayur, garam, bahkan gula dan madu.

Inneke mengatakan penyebaran mikroplastik dapat terjadi dalam pergerakan udara, air, dan lewat perantara lainnya. Sehingga mikroplastik dapat sampai ke tempat yang jauh dari jangkauan manusia sekalipun, misalnya daerah es di kutub utara.

Dari rumah tangga, misalnya, pakaian yang terbuat dari serat sintetis akan terurai setiap kali dicuci. Uraian serat sintetis tersebut kemudian terbawa air dan akhirnya bermuara ke laut bersama sampah-sampah lainnya.

Bahkan, Pusat Riset Geoteknologi dari Badan Riset dan Inovasi Nasional telah memprediksi perbandingan plastik yang mencemari laut dengan ikan adalah 1:3. Ini artinya laut mendekati titik jenuh kandungan mikroplastiknya. Dan dapat dipastikan, tanpa penanganan sampah plastik yang tepat, jumlah sampah di laut akan menghimpit keberadaan ikan pada tahun 2050.

Banyaknya sampah plastik di laut juga berarti produk pangan laut telah tercemar mikroplastik yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Institut Alfred Wegener (AWI) di Pusat Penelitian Kutub dan Kelautan Helmholtz mengatakan air, dasar laut, pantai terpencil, sungai, dan es di wilayah Arktik telah mengandung mikroplastik dalam kadar yang tinggi.

Pencemaran wilayah yang sukar terjangkau manusia tersebut berasal dari buangan sampah plastik di seluruh dunia. AWI memperkirakan 19-23 metrik ton sampah per tahun di seluruh dunia berakhir di laut.

Pencemaran mikroplastik di darat terjadi karena plastik yang terpendam bertahun-tahun teruari menjadi mikroplastik. Serapan mikroplastik terjadi saat tanaman menyerap air dari dalam tanah yang tercemar. Mikroplastik yang tak terdaur sempurna tersebut kemudian masuk ke dalam sayuran dan buah yang dikonsumsi manusia. Dari sinilah banyak penyakit kanker dan imun berasal.

Cemaran mikroplastik di dalam tanah juga berpotensi masuk ke dalam pencernaan ternak seperti ayam kampung dan lainnya. Daging dan sayuran/buah yang tercemar mikroplastik akan membuat manusia yang mengkonsumsinya, lambat laun, sakit.

Maka, lumpur limbah, yang tadinya dianggap berguna untuk menyuburkan tanah pertanian, justru dapat menjadi bumerang jika penanganannya tidak tepat. Lumpur limbah mengandung plastik seharusnya melewati proses uji kandungan mikroplastik dan pemanasan untuk membakar/meniadakan kandungan mikroplastik sebelum digunakan sebagai pupuk pertanian.

Selain pemanasan lumpur limbah sebelum digunakan sebagai pupuk sebagai solusi pengurangan jumlah mikroplastik, Inneke Hartarto mengimbau untuk beralih kepada kemasan ramah lingkungan. Misalnya serat daun singkong, pandan, kelapa sawit, rami, daun pisang, dan serat eceng gondok. ***

Unggulan

LAINNYA