CILEGON | TD — Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memastikan Pelabuhan Merak telah siap dalam menghadapi masa mudik Lebaran 2023. Berbagai langkah-langkah antisipasi agar lalu lintas penyeberangan Merak-Bakauheni tetap aman dan terkendali telah disiapkan.
“Berdasarkan hasil survei Litbang Kemenhub, diprediksi pada angkutan Lebaran 2023 akan terjadi lonjakan pengguna jasa yang jumlahnya mencapai 123,8 juta atau hampir 50 persen total populasi penduduk Indonesia,” ujarnya, Sabtu, 11 Maret 2023.
Menurut Budi, pada Lebaran 2022, Pelabuhan Merak terjadi kepadatan kendaraan roda empat yang mencapai 37 ribu atau 30 persen lebih banyak dari masa Lebaran 2019 sebelum pandemi.
“Oleh karena itu, penyeberangan Merak-Bakauheni menjadi moda transportasi favorit bagi masyarakat untuk mudik,” katanya.
Budi menuturkan, dengan prediksi lonjakan pemudik yang diprediksi akan lebih tinggi dibandingkan dengan Lebaran 2022, maka persiapannya harus dilakukan sejak dini.
“Persiapan dan koordinasi kami lakukan sejak dini dan Insya Allah, pelaksanaannya akan lebih baik dari tahun lalu,” jelasnya.
Budi menjelaskan, seluruh pemangku kepentingan berkomitmen untuk memastikan volume to capacity ratio (V/C Ratio) atau perbandingan antara jumlah penumpang dan kendaraan dengan kapasitas pelabuhan, masih dalam batas wajar dan terkendali yaitu kurang dari 0,8.
“Tadi dalam pembahasan V/C ratio akan berupaya ditekan serendah mungkin. Karenanya, akan dilakukan simulasi-simulasi secara rutin untuk memastikan target itu tercapai,” katanya.
Budi menambahkan, sejumlah langkah dan kebijakan yang akan dilakukan agar lonjakan pergerakan penumpang dan kendaraan tetap bisa terkendali. Seperti, lanjutnya, menyiapkan penambahan dermaga alternatif untuk memecah kepadatan di tujuh dermaga yang ada di Pelabuhan Merak.
“Kami siapkan lima dermaga di Pelabuhan Ciwandan dan satu dermaga di Pelabuhan Indah Kiat, Banten,” ucap dia.
Sementara, Budi mengatakan, kapal yang beroperasi di Pelabuhan Merak sebanyak 65 unit dan di Ciwandan sebanyak 15 unit. Selain itu, kata Budi, perlu dilakukan sosialisasi secara masif oleh ASDP kepada masyarakat untuk membeli tiket secara daring (online), lebih awal atau minimal satu hari sebelum keberangkatan, agar jumlah penumpang dan kendaraan yang melintas dalam satu waktu tertentu dapat terkelola dengan baik.
“Kalau membeli tiketnya di hari keberangkatan maka ASDP akan mengenakan harga yang lebih tinggi,” katanya.
Selain itu, Budi menambahkan, langkah berikutnya yang tengah dipersiapkan yakni buffer zone atau tempat pengendapan kendaraan, yang akan dibangun di tol arah Merak KM 97 yang diharapkan dapat mencegah terjadinya kepadatan di area pelabuhan. Tempat ini, lanjutnya, selain berfungsi sebagai tempat istirahat (rest area), juga berfungsi sebagai tempat screening untuk memastikan penumpang telah bertiket.
“Saat ini masyarakat sudah tidak bisa lagi membeli tiket langsung di pelabuhan. Sejumlah langkah yang akan disiapkan seperti menambah jumlah dermaga di pelabuhan, menambah trip kapal, mempercepat bongkar muat, menambah rest area, hingga mengelola ticketing, dimana kami secara reguler akan mengecek perkembangan ini,” ungkapnya.
Berdasarkan survei, pada Lebaran 2023 diprediksi puncak pergerakan di lintas penyeberangan Merak akan mencapai lebih dari 42 ribu unit kendaraan.
“Kami berharap lonjakan pergerakan masyarakat pada mudik tahun ini dapat tetap dikendalikan sehingga sejalan dengan tema Mudik Aman dan Berkesan,” jelasnya. (Red)