Menghadapi Ujian Hidup dengan Syukur dan Sabar untuk Meraih Rahmat Allah

waktu baca 2 minutes
Selasa, 30 Sep 2025 05:09 0 Nazwa

OPINI | TD — Setiap manusia pasti menghadapi ujian dalam hidupnya. Ujian hadir bukan sekadar cobaan, melainkan tanda kasih sayang Allah kepada hamba-Nya. Melalui ujian, Allah mengajarkan kita untuk bersyukur atas nikmat, bersabar dalam kesulitan, dan menjaga iman di tengah ketidakpastian. Inilah jalan seorang hamba untuk meraih cinta dan ridha Allah.

Dalam buku “Kunikmati Ujian-Mu” karya Mifta Novikasari dijelaskan bahwa ujian adalah pesan singkat dari Allah, bentuk perhatian-Nya kepada hamba beriman. Dengan ujian, Allah ingin membuktikan kesungguhan seorang hamba sekaligus meninggikan derajatnya di sisi-Nya.

Firman Allah dalam QS. Al-‘Ankabut (29): 2–3 menegaskan:

Apakah manusia mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: ‘Kami telah beriman’, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka. Maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar, dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang berdusta.

Ayat ini menegaskan bahwa iman bukan sekadar pengakuan, tetapi harus dibuktikan dengan kesabaran dalam menghadapi ujian.

Tiga Bentuk Ujian Hidup

Allah memiliki banyak cara untuk menguji hamba-Nya. Setidaknya, ada tiga bentuk utama ujian:

1. Ujian Kesyukuran – ketika Allah memberikan apa yang kita inginkan. Harta, kesehatan, dan kelapangan hidup bukan hanya nikmat, tetapi juga ujian. Allah ingin melihat apakah nikmat itu membuat kita semakin bersyukur atau justru lalai.

2. Ujian Kesabaran – ketika Allah menunda sesuatu yang kita harapkan. Penundaan ini menguji keteguhan hati, agar kita tidak putus asa, tetap tenang, dan terus berharap kepada pertolongan Allah.

3. Ujian Keimanan – ketika Allah tidak memberi apa yang kita minta. Penolakan doa sering kali mengandung hikmah. Inilah ujian sejati: apakah kita tetap yakin pada kebijaksanaan Allah atau justru meragukan-Nya.

Menyikapi Ujian dengan Hati Lapang

Ujian sering kali dipandang sebagai derita. Padahal, jika disikapi dengan sabar, syukur, dan iman, ujian justru menjadi jalan menuju kasih sayang Allah. Kadang Allah menegur kita dengan nasihat, jika itu tak cukup, teguran datang dalam bentuk musibah agar kita kembali mendekat kepada-Nya.

Kehidupan memang singkat, tetapi ujian adalah bagian penting dari perjalanan menuju Allah. Karena itu, mari belajar menikmati ujian sebagai bentuk kasih sayang Allah. Dengan begitu, kita bisa menjaga keimanan, memperkuat kesabaran, dan menumbuhkan rasa syukur dalam setiap keadaan.

Wallahu a‘lam bish-shawab.

Penulis: Dr. Zulkifli, MA. (*)

LAINNYA