RELIGI | TD – Bulan Dzulhijjah adalah bulan yang penuh kemuliaan dalam khazanah Islam. Di antara hari-hari istimewa dalam bulan ini, terdapat dua hari yang sangat diperhatikan oleh umat Muslim. Yaitu Hari Tarwiyah dan Hari Arafah. Kedua hari ini tidak hanya memiliki makna sejarah dalam konteks ibadah haji, tetapi juga merupakan waktu yang sangat dianjurkan untuk meningkatkan ibadah, termasuk puasa.
Artikel ini akan membahas secara ringkas mengenai sejarah, keistimewaan, amalan yang dianjurkan, serta bacaan niat puasa Tarwiyah dan Arafah.
Hari Tarwiyah jatuh pada tanggal 8 Dzulhijjah, sedangkan Hari Arafah dirayakan pada tanggal 9 Dzulhijjah. Istilah tarwiyah berasal dari kata ‘rawa-yarwi’, yang berarti berpikir atau merenung. Pada hari ini, Nabi Ibrahim ‘alaihissalam mulai merenungkan mimpi yang diperintahkan Allah untuk menyembelih putranya, Ismail.
Sementara itu, Hari Arafah adalah hari yang sangat penting dalam Islam. Pada tanggal 9 Dzulhijjah, jamaah haji melaksanakan wukuf di Padang Arafah, yang merupakan puncak dari seluruh rangkaian ibadah haji. Momen wukuf ini dianggap sebagai waktu pengampunan yang besar, di mana Allah membanggakan hamba-Nya di hadapan para malaikat.
Puasa pada Hari Tarwiyah dan Arafah memiliki keutamaan yang sangat besar. Berdasarkan beberapa riwayat, puasa di Hari Tarwiyah (8 Dzulhijjah) dapat menghapus dosa selama satu tahun ke depan, sedangkan puasa di Hari Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapus dosa satu tahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang, sebagaimana dijelaskan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Muslim.
Hari Arafah juga termasuk dalam sepuluh hari pertama Dzulhijjah yang disebut oleh Rasulullah sebagai hari-hari terbaik untuk beramal. Beberapa ulama bahkan menyebutnya sebagai hari terbaik dalam setahun setelah malam Lailatul Qadar.
Berikut adalah beberapa amalan yang dianjurkan untuk dilakukan pada kedua hari ini, terutama bagi mereka yang tidak menunaikan ibadah haji:
Berikut adalah niat puasa Tarwiyah dan Arafah yang dianjurkan untuk dibaca sebelum fajar:
نَوَيْتُ صَوْمَ تَرْوِيَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالٰى
Nawaitu shauma tarwiyata sunnatan lillâhi ta’âlâ
Artinya: “Aku niat puasa sunnah Tarwiyah karena Allah ta’ala.”
نَوَيْتُ صَوْمَ عَرَفَةَ سُنَّةً لِلّٰهِ تَعَالٰى
Nawaitu shauma arafata sunnatan lillâhi ta’âlâ
Artinya: “Aku niat puasa sunnah Arafah karena Allah ta’ala.”
Kesimpulannya, dari Tarwiyah dan Arafah memiliki makna yang penting tidak hanya bagi mereka yang melaksanakan ibadah haji, tetapi juga bagi seluruh umat Muslim di dunia. Dengan memperbanyak amalan ibadah, terutama puasa sunnah, kita dapat meraih pahala yang besar dan memperkuat keimanan. Semoga Allah SWT memberikan kita kekuatan dan kemudahan untuk memanfaatkan dua hari yang penuh berkah ini dengan sebaik-baiknya. (Nazwa/Pat)