Mengenal PFAS: Zat Berbahaya di Balik Produk Sehari-hari

waktu baca 4 minutes
Jumat, 13 Jun 2025 09:04 0 Nazwa

KESEHATAN | TD – Dalam era modern ini, berbagai produk rumah tangga dan makanan cepat saji memberikan kemudahan serta kenyamanan. Namun, di balik kemasan yang tahan minyak, wajan antilengket, dan pakaian tahan air, terdapat zat kimia sintetis yang dikenal sebagai PFAS. Zat ini dijuluki “forever chemicals” karena sifatnya yang sangat sulit terurai baik di lingkungan maupun dalam tubuh manusia. Dengan meningkatnya kesadaran akan dampak jangka panjang terhadap kesehatan dan lingkungan, PFAS kini menjadi fokus perhatian berbagai lembaga kesehatan dan ilmuwan di seluruh dunia.

Apa itu PFAS?

PFAS adalah singkatan dari Per- and Polyfluoroalkyl Substances, yang merupakan kelompok besar bahan kimia buatan manusia yang telah digunakan sejak tahun 1940-an. Zat ini dirancang untuk tahan terhadap air, minyak, panas, dan gesekan. Karena karakteristik tersebut, zat banyak digunakan dalam berbagai produk industri dan konsumen.

PFAS memiliki stabilitas kimia yang tinggi, sehingga dapat bertahan di lingkungan selama puluhan hingga ratusan tahun. Inilah alasan mengapa PFAS sering disebut sebagai bahan kimia abadi. Paparan terhadap zat ini dapat terjadi melalui makanan, air minum, udara, atau kontak kulit dengan produk yang mengandung zat ini.

Produk yang Berpotensi Mengandung PFAS

Berikut adalah beberapa contoh produk sehari-hari yang mungkin mengandung PFAS:

  • Wajan dan alat masak berlapis antilengket (seperti Teflon)
  • Kemasan makanan cepat saji yang tahan minyak (misalnya bungkus burger atau popcorn)
  • Pakaian tahan air atau anti noda
  • Karpet dan furnitur dengan pelapis anti air atau anti kotor
  • Produk perawatan pribadi seperti kosmetik, losion, dan krim cukur
  • Busa pemadam kebakaran
  • Beberapa produk pembersih rumah tangga
  • Jenis benang gigi dan pelapis kawat gigi tertentu

Makanan yang Berpotensi Mengandung PFAS

PFAS dapat masuk ke dalam rantai makanan melalui tanah, air, dan kemasan yang terkontaminasi. Beberapa jenis makanan yang berpotensi mengandung zat berbahaya ini antara lain:

  • Makanan cepat saji atau makanan berminyak yang dibungkus dengan kemasan tahan minyak (seperti bungkus burger, pizza, atau kentang goreng)
  • Popcorn kemasan untuk microwave
  • Ikan dan makanan laut dari perairan yang terkontaminasi PFAS, terutama ikan air tawar
  • Produk susu atau daging dari hewan yang terpapar zat ini melalui pakan atau air
  • Air minum dari sumber yang telah tercemar, terutama di dekat fasilitas industri atau tempat pembuangan limbah

Dampak Kesehatan Akibat Paparan PFAS

Paparan PFAS secara terus-menerus dalam jangka panjang telah dikaitkan dengan berbagai masalah kesehatan. Berdasarkan penelitian dari Agency for Toxic Substances and Disease Registry (ATSDR) dan U.S. Environmental Protection Agency (EPA), beberapa risiko kesehatan yang dapat muncul akibat paparan PFAS meliputi:

– Gangguan fungsi hati
– Penurunan sistem kekebalan tubuh
– Gangguan hormon, termasuk gangguan tiroid
– Penurunan respons terhadap vaksin pada anak-anak
– Peningkatan risiko kanker tertentu, seperti kanker ginjal dan testis
– Masalah kesuburan dan komplikasi kehamilan
– Peningkatan kadar kolesterol dalam darah

Menurut Dr. Philippe Grandjean, profesor kesehatan lingkungan di Harvard T.H. Chan School of Public Health,“ PFAS dapat bertahan dalam tubuh selama bertahun-tahun dan menyebabkan akumulasi yang pada akhirnya menimbulkan efek kesehatan serius, bahkan pada tingkat paparan yang rendah sekalipun.”

Cara Mengurangi Paparan PFAS

Meskipun zat kimia abadi ini sulit untuk dihindari sepenuhnya, ada beberapa langkah yang dapat diambil untuk mengurangi paparan:

  1. Menghindari penggunaan alat masak antilengket yang sudah rusak atau tergores.
  2. Memilih produk kosmetik dan perawatan tubuh yang tidak mengandung “fluoro” atau “PTFE” dalam daftar bahan.
  3. Menggunakan filter air yang tersertifikasi untuk menyaring zat-zat berbahaya, terutama di daerah dengan air yang terkontaminasi.
  4. Membatasi konsumsi makanan cepat saji atau makanan berlemak yang dibungkus dalam kemasan tahan minyak.
  5. Memilih pakaian dan tekstil yang tidak diperlakukan dengan bahan anti air atau anti noda.
  6. Memeriksa label dan informasi produk rumah tangga dengan cermat.

Penutup

PFAS telah menjadi bagian dari kehidupan modern selama beberapa dekade tanpa banyak diketahui dampaknya. Kini, dengan semakin banyaknya penelitian ilmiah dan pengawasan dari berbagai lembaga kesehatan, penting untuk lebih waspada terhadap keberadaan zat ini dalam produk sehari-hari. Mengurangi paparan PFAS bukan hanya tentang menjaga kesehatan pribadi, tetapi juga merupakan bagian dari upaya untuk menjaga keberlanjutan lingkungan. (*)

LAINNYA