KESEHATAN | TD – Setiap tanggal 14 Juni, dunia merayakan Hari Donor Darah Sedunia sebagai bentuk penghormatan kepada para pendonor sukarela dan untuk meningkatkan kesadaran mengenai pentingnya ketersediaan darah yang aman. Peringatan ini menjadi momen penting untuk mendorong lebih banyak orang untuk mendonorkan darah serta memahami manfaat kesehatan yang terkait. Selain itu, hari ini juga menjadi kesempatan untuk meninjau kembali tantangan dan kebutuhan akan sistem transfusi darah yang berkelanjutan di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Asal Usul Hari Donor Darah Sedunia
Hari Donor Darah Sedunia diperingati setiap tahun pada tanggal 14 Juni, bertepatan dengan hari lahir Karl Landsteiner, seorang ilmuwan asal Austria yang menemukan sistem golongan darah ABO. Penemuan ini menjadi dasar penting bagi praktik transfusi darah yang aman hingga saat ini. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), bersama Palang Merah Internasional dan berbagai mitra lainnya, secara resmi menetapkan peringatan ini sejak tahun 2004.
Tujuan utama dari peringatan ini adalah:
Syarat Menjadi Pendonor Darah
Tidak semua orang dapat langsung menjadi pendonor darah. Beberapa syarat umum yang ditetapkan oleh Palang Merah Indonesia (PMI) dan WHO, antara lain:
Kondisi yang Tidak Memungkinkan Seseorang untuk Mendonor
Beberapa kondisi kesehatan tertentu membuat seseorang tidak dianjurkan untuk menjadi pendonor, baik secara permanen maupun sementara. Berikut di antaranya:
Menurut dr. Diah Rachmawati dari Unit Donor Darah PMI, “Seleksi pendonor sangat penting untuk menjaga keamanan, baik bagi penerima maupun pendonor itu sendiri. Oleh karena itu, pemeriksaan awal sebelum donor menjadi bagian tak terpisahkan dari proses.”
Manfaat Donor Darah bagi Kesehatan
Donor darah tidak hanya menyelamatkan nyawa orang lain, tetapi juga memberikan sejumlah manfaat kesehatan bagi pendonornya. Beberapa manfaat tersebut antara lain:
Menurut WHO, donor darah rutin oleh orang sehat memiliki potensi besar untuk menjaga suplai darah yang stabil dan aman di fasilitas medis, khususnya untuk pasien yang menjalani operasi besar, kecelakaan, atau terapi kanker.
Hari Donor Darah Sedunia bukan sekadar peringatan tahunan, melainkan ajakan untuk membangun budaya donor yang berkelanjutan dan bertanggung jawab. Melalui edukasi, partisipasi aktif, dan kebijakan yang mendukung, kebutuhan darah di masyarakat dapat terpenuhi dengan lebih baik. Setetes darah yang diberikan secara sukarela bisa menjadi harapan hidup bagi orang lain. (*)