Membangun Literasi Global Anak Lewat Bahasa Inggris

waktu baca 12 minutes
Senin, 21 Jul 2025 21:53 0 Nazwa

OPINI | TD – Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional memiliki peran penting dalam membangun literasi global anak di era globalisasi dan digitalisasi saat ini. Literasi global bukan sekadar kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga pemahaman nilai, budaya, serta keterampilan berpikir kritis dan kreatif untuk menghadapi tantangan global. Melalui bahasa Inggris, anak-anak dapat mengakses berbagai informasi dari berbagai belahan dunia, mengenal budaya lain, dan belajar berkomunikasi secara efektif dengan masyarakat internasional.

Pengajaran bahasa Inggris sejak usia dini dapat membantu anak membangun rasa percaya diri dalam berkomunikasi, memperluas wawasan, dan mengembangkan rasa toleransi terhadap perbedaan. Selain itu, keterampilan bahasa Inggris dapat mempermudah anak memahami materi pelajaran dari sumber global serta mempersiapkan mereka menghadapi perkembangan teknologi.

Oleh karena itu, penting bagi pendidik dan orang tua untuk menguatkan peran bahasa Inggris sebagai pintu literasi global dengan metode pembelajaran yang menyenangkan dan sesuai dengan minat anak. Dengan begitu, anak-anak tidak hanya fasih berbahasa Inggris, tetapi juga memiliki kesadaran global dan keterampilan untuk beradaptasi dalam lingkungan multikultural.

Pertama, bahasa Inggris membantu anak mengakses informasi global yang menjadi fondasi penguatan literasi global. Sebagian besar literatur ilmiah, teknologi, dan materi pembelajaran internasional menggunakan bahasa Inggris, sehingga anak yang terbiasa dengan bahasa Inggris sejak dini akan lebih mudah memahami berbagai konsep pengetahuan dan mengembangkan kemampuan berpikir kritis.

Kedua, literasi global melalui bahasa Inggris melatih anak mengenal dan memahami nilai-nilai multikultural. Dalam proses belajar bahasa Inggris, anak akan diperkenalkan dengan cerita, lagu, film, dan budaya dari berbagai negara, sehingga anak belajar memahami keberagaman sebagai kekayaan dan membentuk karakter anak menjadi toleran, menghargai perbedaan, serta terbuka dengan budaya lain.

Ketiga, penguasaan bahasa Inggris akan meningkatkan keterampilan komunikasi anak dalam berbagai konteks, baik di lingkungan lokal maupun internasional. Anak akan terbiasa berlatih berbicara, berdiskusi, serta mengungkapkan pendapat dengan percaya diri. Hal ini juga membantu anak membangun relasi dengan teman dari berbagai latar belakang budaya.

Keempat, penguasaan bahasa Inggris membuka peluang pendidikan yang lebih luas, seperti mengikuti pertukaran pelajar, lomba internasional, dan beasiswa luar negeri yang membutuhkan kemampuan bahasa Inggris sebagai syarat utama. Anak akan termotivasi untuk terus belajar dan berlatih karena mereka memiliki visi untuk masa depan yang lebih baik.

Kelima, literasi global melalui bahasa Inggris membantu anak beradaptasi dengan perkembangan teknologi. Banyak aplikasi edukasi, video pembelajaran, hingga platform diskusi internasional menggunakan bahasa Inggris, sehingga anak dapat memanfaatkan teknologi untuk belajar secara mandiri dan aktif.

Keenam, literasi global yang dibangun dengan bahasa Inggris melatih keterampilan pemecahan masalah skala global pada anak. Anak akan terbiasa menganalisis masalah, melihat dari perspektif global, dan belajar mencari solusi kreatif serta bijak, melatih anak menjadi generasi yang peka dan tangguh dalam menghadapi tantangan global.

Ketujuh, metode pembelajaran yang kreatif seperti storytelling dengan buku berbahasa Inggris, lagu anak internasional, permainan interaktif, serta menonton video edukasi berbahasa Inggris akan membantu anak belajar dengan cara menyenangkan. Hal ini memotivasi anak untuk belajar tanpa tekanan dan meningkatkan minat mereka terhadap bahasa Inggris.

Kedelapan, keterampilan bahasa Inggris juga membantu anak membangun pola pikir terbuka dalam menghadapi isu global seperti lingkungan, keberagaman, dan kemanusiaan. Anak dapat berdiskusi mengenai topik-topik global menggunakan bahasa Inggris, melatih mereka menjadi generasi yang sadar akan isu global dan memiliki empati tinggi.

Dengan semua manfaat tersebut, literasi global melalui bahasa Inggris bukan hanya sebagai keterampilan akademik, tetapi juga membentuk karakter, pola pikir kritis, serta mempersiapkan anak menjadi generasi unggul. Selain metode kreatif seperti storytelling dan lagu anak internasional, pendidik juga dapat menggunakan proyek sederhana untuk meningkatkan literasi global anak melalui bahasa Inggris. Misalnya, anak-anak dapat membuat kartu pos dengan gambar dan kalimat sederhana dalam bahasa Inggris untuk dikirim ke teman lain.

Kegiatan ini melatih keterampilan menulis dalam bahasa Inggris sekaligus memperkenalkan anak pada budaya lain. Anak juga dapat dikenalkan pada peta dunia berbahasa Inggris sambil menunjuk lokasi negara dan mengenal salam sederhana dari berbagai bahasa. Kegiatan seperti ini membantu anak memahami bahwa mereka adalah bagian dari komunitas global dan meningkatkan ketertarikan mereka untuk belajar bahasa Inggris lebih mendalam.

Di sisi lain, penggunaan teknologi seperti aplikasi edukasi bahasa Inggris dapat membantu anak belajar mandiri dengan cara menyenangkan. Pendidik dan orang tua dapat memanfaatkan aplikasi seperti Duolingo Kids, Lingokids, atau video YouTube edukasi anak berbahasa Inggris untuk mendukung latihan mendengar dan berbicara. Anak dapat mendengar pengucapan yang benar, menirukan secara perlahan, dan menggunakannya dalam kehidupan sehari-hari.

Pembiasaan komunikasi sederhana seperti menyapa dengan bahasa Inggris, menanyakan kabar, atau menyebut nama benda sehari-hari dalam bahasa Inggris akan membantu anak lebih akrab dan percaya diri menggunakan bahasa ini. Misalnya, saat di kelas, guru dapat memulai dengan salam “Good morning” setiap hari dan anak menjawab bersama-sama, lalu dilanjutkan dengan percakapan sederhana sesuai level usia mereka.

Selain itu, penting untuk memberikan apresiasi setiap pencapaian anak saat belajar bahasa Inggris. Dengan memberikan pujian, stiker bintang, atau reward sederhana, anak akan merasa dihargai dan lebih termotivasi untuk terus belajar. Pendidik dan orang tua juga dapat membuat “English Day” seminggu sekali untuk melatih anak menggunakan bahasa Inggris dalam aktivitas sehari-hari seperti meminta izin, menyebutkan warna, atau menyebutkan aktivitas yang mereka lakukan.

Menghadirkan tamu dari luar, misalnya mahasiswa asing untuk berinteraksi dengan anak juga dapat menjadi sarana membiasakan anak mendengar aksen bahasa Inggris yang beragam. Anak-anak dapat melakukan perkenalan, menyebutkan hobi, atau menunjukkan karya mereka dengan sederhana menggunakan bahasa Inggris. Dengan berbagai pendekatan ini, penguatan literasi global anak melalui bahasa Inggris akan lebih terarah, menyenangkan, dan berdampak positif pada perkembangan bahasa, karakter, serta kesadaran global anak untuk menghadapi era globalisasi dengan percaya diri.

Dalam membangun literasi global anak lewat bahasa Inggris, penting juga untuk memanfaatkan kegiatan kolaborasi dengan teman sebaya agar mereka terbiasa berkomunikasi aktif. Anak-anak dapat diajak bermain peran menggunakan bahasa Inggris sederhana seperti bermain toko-tokoan dengan kalimat “How much is this?” atau bermain dokter-dokteran dengan kalimat “What’s your name?” dan “Where does it hurt?”. Permainan peran ini akan melatih anak menggunakan bahasa Inggris secara natural tanpa rasa takut salah.

Selain itu, guru dapat mengajak anak untuk membaca buku cerita berbahasa Inggris dengan gambar menarik secara bersama-sama. Setelah membaca, anak-anak diajak menceritakan kembali isi cerita menggunakan kalimat sederhana dalam bahasa Inggris. Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris tetapi juga melatih daya ingat, keberanian berbicara, serta keterampilan berpikir kritis mereka.

Orang tua juga dapat melibatkan anak dalam aktivitas sehari-hari dengan bahasa Inggris, seperti menyebutkan nama buah saat berbelanja, warna pakaian saat memilih baju, atau nama anggota tubuh saat mandi dan berpakaian. Pembiasaan ini akan membantu anak merasa bahasa Inggris dekat dengan kehidupan mereka sehari-hari sehingga tidak menjadi beban.

Mengadakan lomba spelling bee sederhana di kelas juga dapat memotivasi anak belajar kosa kata bahasa Inggris dengan cara menyenangkan. Lomba ini melatih anak untuk mendengar, memahami, dan mengeja kata dengan tepat, serta meningkatkan kepercayaan diri mereka dalam menggunakan bahasa Inggris. Guru juga dapat memanfaatkan lagu anak internasional untuk memperkenalkan kosakata baru, intonasi, serta pengucapan kata secara benar. Lagu seperti “Head, Shoulders, Knees and Toes” atau “If You’re Happy” dapat menjadi media belajar yang disukai anak-anak karena disertai gerakan dan musik yang menyenangkan.

Penting pula untuk memasukkan nilai-nilai global dalam setiap pembelajaran bahasa Inggris, seperti pentingnya menjaga lingkungan, menghargai perbedaan budaya, dan sikap empati terhadap sesama. Anak dapat diajak berdiskusi ringan mengenai poster bertema lingkungan dalam bahasa Inggris atau menyebutkan cara-cara menjaga bumi dengan kalimat sederhana.

Dengan penguatan literasi global lewat bahasa Inggris, anak-anak bukan hanya memperoleh keterampilan bahasa tetapi juga nilai kehidupan dan karakter positif yang akan membantu mereka menjadi generasi yang cerdas, kreatif, toleran, dan siap menghadapi era globalisasi dengan bekal komunikasi global yang baik.

Selain itu, untuk mendukung literasi global anak, sekolah dapat mengadakan kegiatan penampilan mingguan berbahasa Inggris seperti “English Show and Tell”. Anak diminta membawa benda favorit dari rumah dan menjelaskan dalam kalimat sederhana berbahasa Inggris seperti “This is my doll. Her name is Bella” atau “This is my car. It is red.” Kegiatan ini melatih keberanian anak berbicara di depan teman-temannya, melatih intonasi, serta memperkaya kosakata anak dalam suasana menyenangkan.

Pendidik juga dapat menggunakan media digital seperti video edukasi bahasa Inggris yang membahas sains sederhana, budaya negara lain, atau cerita rakyat internasional. Anak-anak dapat diminta mendiskusikan apa yang mereka tonton dalam bahasa Inggris dengan kalimat sederhana, sehingga keterampilan mendengar dan berbicara berkembang secara bersamaan.

Selain di sekolah, orang tua dapat mempraktikkan percakapan sederhana dalam bahasa Inggris seperti menanyakan “What do you want to eat?” atau “What color do you like?” dalam percakapan sehari-hari agar anak terbiasa merespon dengan bahasa Inggris. Hal ini akan membantu anak membangun rasa percaya diri dalam penggunaan bahasa secara natural tanpa paksaan.

Mengadakan sesi membaca bersama (reading circle) dengan buku cerita bergambar berbahasa Inggris juga akan membantu anak membangun kecintaan membaca dan mengenal kosakata baru. Anak dapat diajak menunjuk gambar sambil menyebutkan nama benda dalam bahasa Inggris, yang membantu mengingat kata secara visual.

Nilai toleransi dan keberagaman dapat dikenalkan melalui cerita rakyat berbagai negara dalam bahasa Inggris. Anak akan belajar mengenai budaya lain, makanan khas, pakaian tradisional, dan tradisi unik dari negara lain. Hal ini membantu anak menghargai perbedaan dan membentuk karakter terbuka serta empati terhadap sesama.

Guru juga dapat menggunakan flashcard berbahasa Inggris dengan gambar menarik sebagai media permainan tebak kata. Anak dapat diajak menebak dan menyebutkan nama buah, hewan, atau warna dalam bahasa Inggris sehingga suasana belajar menjadi aktif dan menyenangkan. Dengan langkah-langkah tersebut, literasi global anak lewat bahasa Inggris bukan hanya tentang penguasaan kosakata, tetapi juga membentuk karakter, keterampilan komunikasi, dan pola pikir global yang akan menjadi bekal anak menghadapi masa depan yang penuh tantangan dengan percaya diri dan kesiapan menghadapi era globalisasi.

Selain itu, untuk mendukung literasi global anak, sekolah dapat mengadakan kegiatan penampilan mingguan berbahasa Inggris seperti “English Show and Tell”. Anak diminta membawa benda favorit dari rumah dan menjelaskan dalam kalimat sederhana berbahasa Inggris seperti “This is my doll. Her name is Bella” atau “This is my car. It is red.” Kegiatan ini melatih keberanian anak berbicara di depan teman-temannya, melatih intonasi, serta memperkaya kosakata anak dalam suasana menyenangkan.

Pendidik juga dapat menggunakan media digital seperti video edukasi bahasa Inggris yang membahas sains sederhana, budaya negara lain, atau cerita rakyat internasional. Anak-anak dapat diminta mendiskusikan apa yang mereka tonton dalam bahasa Inggris dengan kalimat sederhana, sehingga keterampilan mendengar dan berbicara berkembang secara bersamaan.

Selain di sekolah, orang tua dapat mempraktikkan percakapan sederhana dalam bahasa Inggris seperti menanyakan “What do you want to eat?” atau “What color do you like?” dalam percakapan sehari-hari agar anak terbiasa merespon dengan bahasa Inggris. Hal ini akan membantu anak membangun rasa percaya diri dalam penggunaan bahasa secara natural tanpa paksaan.

Mengadakan sesi membaca bersama (reading circle) dengan buku cerita bergambar berbahasa Inggris juga akan membantu anak membangun kecintaan membaca dan mengenal kosakata baru. Anak dapat diajak menunjuk gambar sambil menyebutkan nama benda dalam bahasa Inggris, yang membantu mengingat kata secara visual.

Selain itu, nilai toleransi dan keberagaman dapat dikenalkan melalui cerita rakyat berbagai negara dalam bahasa Inggris. Anak akan belajar mengenai budaya lain, makanan khas, pakaian tradisional, dan tradisi unik dari negara lain. Hal ini membantu anak menghargai perbedaan dan membentuk karakter terbuka serta empati terhadap sesama.

Guru juga dapat menggunakan flashcard berbahasa Inggris dengan gambar menarik sebagai media permainan tebak kata. Anak dapat diajak menebak dan menyebutkan nama buah, hewan, atau warna dalam bahasa Inggris sehingga suasana belajar menjadi aktif dan menyenangkan. Dengan langkah-langkah tersebut, literasi global anak lewat bahasa Inggris bukan hanya tentang penguasaan kosakata, tetapi juga membentuk karakter, keterampilan komunikasi, dan pola pikir global yang akan menjadi bekal anak menghadapi masa depan yang penuh tantangan dengan percaya diri dan kesiapan menghadapi era globalisasi.

Selain metode yang telah dijelaskan, guru juga dapat membuat kegiatan English Corner di sudut kelas dengan berbagai bahan ajar seperti poster alfabet, angka, warna, serta kartu kosakata dengan gambar berbahasa Inggris. Anak dapat diajak mengunjungi English Corner setiap hari untuk menunjuk dan menyebutkan kosakata secara bergantian, sehingga meningkatkan pengenalan kata secara visual dan melatih pengucapan anak dengan benar.

Ilustrasi Tambahan. (Foto: Freepik)

Lalu, guru dapat membuat permainan roleplay dengan tema profesi, misalnya anak diminta berpura-pura menjadi dokter, polisi, guru, atau penjual makanan dengan menggunakan kalimat sederhana dalam bahasa Inggris seperti “I am a doctor”, “I am a teacher”, atau “I sell apples”. Permainan ini melatih kreativitas, keberanian berbicara, serta keterampilan mendengar dan merespons dengan tepat.

Di rumah, orang tua dapat memanfaatkan lagu anak-anak internasional untuk kegiatan pagi, seperti menyanyikan lagu “Hello Song” atau “Good Morning Song” setiap hari sebelum berangkat sekolah. Lagu ini tidak hanya memperkenalkan kosakata baru, tetapi juga membiasakan anak mendengar ritme dan intonasi bahasa Inggris dengan menyenangkan.

Selain itu, guru dapat mengenalkan budaya dari negara berbahasa Inggris seperti Inggris, Amerika Serikat, Australia, dan Kanada melalui gambar makanan khas, pakaian tradisional, dan lagu anak-anak mereka. Anak akan belajar bahwa bahasa Inggris digunakan di banyak negara dan mengenal keberagaman budaya global. Guru juga dapat membuat project week dengan tema “My Dream Country” di mana anak-anak memilih satu negara dan menyebutkan fakta sederhana dalam bahasa Inggris, seperti “Japan has Mount Fuji” atau “Australia has kangaroos”. Dengan kegiatan ini, anak belajar mencari informasi sederhana, mengenal negara lain, serta berlatih berbicara dengan percaya diri.

Selain itu, anak dapat diajak bermain permainan digital edukatif seperti Word Matching atau Guess the Picture berbahasa Inggris yang dapat meningkatkan kemampuan mendengar, membaca, dan memperkaya kosakata dengan cara interaktif. Dengan berbagai kegiatan ini, literasi global anak melalui bahasa Inggris tidak hanya berfokus pada keterampilan akademik, tetapi juga melatih keberanian, kreativitas, dan membentuk pola pikir global sejak dini. Anak akan tumbuh menjadi generasi yang percaya diri, memiliki toleransi tinggi, dan mampu beradaptasi dalam era globalisasi dengan baik.

Untuk mendukung penguatan literasi global melalui bahasa Inggris, pendidik dan orang tua perlu menerapkan metode pembelajaran kreatif dan menyenangkan sesuai minat anak, seperti storytelling, lagu berbahasa Inggris, permainan peran, serta menonton video edukasi. Anak juga perlu diberikan kesempatan praktik bahasa Inggris secara rutin dalam kehidupan sehari-hari agar mereka terbiasa menggunakan bahasa ini dengan percaya diri. Integrasikan nilai toleransi, penghargaan terhadap perbedaan, dan keterbukaan dalam setiap proses belajar agar anak tidak hanya fasih berbahasa Inggris, tetapi juga memiliki kesadaran global dan keterampilan komunikasi  yang kuat.

Penulis: Siti Robiah (Mahasiswa universitas muhammadiyyah Tangerang)

Editor: Nazwa

LAINNYA