PENDIDIKAN | TD – Disleksia adalah salah satu jenis gangguan belajar yang memengaruhi kemampuan seseorang dalam membaca, menulis, mengeja, dan dalam beberapa kasus disleksia juga memengaruhi cara berbicara. Kondisi ini tidak disebabkan oleh rendahnya kecerdasan atau kurangnya motivasi, melainkan berkaitan dengan cara otak memproses informasi tertulis. Sayangnya, masih banyak orang yang belum menyadari bahwa kesulitan yang dialami oleh individu dengan disleksia bukanlah hasil dari kurangnya usaha, tetapi terkait dengan fungsi otak tertentu, khususnya yang dikenal sebagai fungsi eksekutif.
Disleksia merupakan gangguan neurologis yang menyebabkan seseorang mengalami kesulitan dalam mengenali huruf, memproses suara, dan mengaitkan bunyi dengan simbol huruf. Meskipun tidak memengaruhi tingkat kecerdasan, disleksia dapat berdampak pada proses belajar dan kepercayaan diri jika tidak ditangani dengan baik.
Beberapa ciri umum dari disleksia meliputi:
Fungsi eksekutif adalah sekumpulan keterampilan mental yang membantu individu dalam merencanakan, mengorganisir, mengingat, dan menyelesaikan tugas. Keterampilan ini mencakup berbagai proses kognitif, seperti:
Bagi individu dengan disleksia, kelemahan dalam fungsi-fungsi ini dapat memperburuk kesulitan belajar. Misalnya, kesulitan dalam memori kerja dapat membuat seseorang kesulitan mengikuti instruksi atau memahami informasi tertulis secara keseluruhan.
Anak-anak dengan disleksia dan gangguan fungsi eksekutif sering menghadapi tantangan nyata, seperti:
– Kesulitan untuk fokus dalam waktu lama, terutama saat membaca atau menulis.
– Sering lupa instruksi yang baru saja diberikan, meskipun tampak mendengarkan dengan baik.
– Kesulitan untuk memulai atau menyelesaikan tugas, karena tidak tahu harus mulai dari mana.
– Mudah terdistraksi oleh hal-hal kecil, yang mengganggu alur berpikir.
– Kesulitan dalam mengatur waktu dan mengelola jadwal belajar.
Akibatnya, banyak anak dengan disleksia yang dianggap tidak disiplin, lambat belajar, atau bahkan malas. Padahal, mereka sebenarnya menghadapi hambatan kognitif yang tidak terlihat secara langsung.
Meskipun menghadapi tantangan dalam beberapa aspek akademik, anak-anak dengan disleksia sering kali menunjukkan keunggulan di bidang lain, seperti:
– Berpikir visual yang kuat: Mampu memahami konsep dalam bentuk gambar atau pola.
– Kreativitas tinggi: Sering menunjukkan cara berpikir yang unik dan tidak biasa.
– Kemampuan menyelesaikan masalah secara intuitif: Lebih mengandalkan pemahaman konsep daripada sekadar menghafal.
– Daya imajinasi yang luas: Unggul dalam seni, musik, atau desain.
Memahami profil kekuatan dan kelemahan ini sangat penting untuk mendukung perkembangan mereka secara optimal.
Untuk membuat proses belajar anak dengan disleksia lebih efektif, diperlukan pendekatan yang tidak hanya fokus pada materi pelajaran, tetapi juga pada cara berpikir dan cara otak memproses informasi. Berikut beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk mendukung perkembangan fungsi eksekutif anak dengan disleksia:
Disleksia bukanlah hambatan permanen, melainkan tantangan yang dapat diatasi dengan pemahaman dan strategi yang tepat. Fungsi eksekutif memiliki peran penting dalam keberhasilan belajar dan perlu mendapat perhatian khusus dalam mendampingi individu dengan disleksia. Dengan pendekatan yang sesuai dan dukungan dari lingkungan sekitar, setiap anak dengan disleksia memiliki kesempatan untuk berkembang dan berprestasi sesuai dengan potensi unik yang dimilikinya. (*)