Memahami Disleksia dan Peran Fungsi Eksekutif dalam Proses Belajar

waktu baca 4 minutes
Selasa, 22 Jul 2025 15:16 0 Nazwa

PENDIDIKAN | TD – Disleksia adalah salah satu jenis gangguan belajar yang memengaruhi kemampuan seseorang dalam membaca, menulis, mengeja, dan dalam beberapa kasus disleksia juga memengaruhi cara berbicara. Kondisi ini tidak disebabkan oleh rendahnya kecerdasan atau kurangnya motivasi, melainkan berkaitan dengan cara otak memproses informasi tertulis. Sayangnya, masih banyak orang yang belum menyadari bahwa kesulitan yang dialami oleh individu dengan disleksia bukanlah hasil dari kurangnya usaha, tetapi terkait dengan fungsi otak tertentu, khususnya yang dikenal sebagai fungsi eksekutif.

Apa Itu Disleksia?

Disleksia merupakan gangguan neurologis yang menyebabkan seseorang mengalami kesulitan dalam mengenali huruf, memproses suara, dan mengaitkan bunyi dengan simbol huruf. Meskipun tidak memengaruhi tingkat kecerdasan, disleksia dapat berdampak pada proses belajar dan kepercayaan diri jika tidak ditangani dengan baik.

Beberapa ciri umum dari disleksia meliputi:

  • Kesulitan dalam membaca dengan lancar dan memahami teks.
  • Sering melakukan kesalahan dalam menulis huruf atau kata.
  • Kesulitan dalam mengeja, bahkan untuk kata-kata yang sederhana.
  • Sulit mengingat urutan atau instruksi yang diberikan secara verbal.

Mengenal Fungsi Eksekutif

Fungsi eksekutif adalah sekumpulan keterampilan mental yang membantu individu dalam merencanakan, mengorganisir, mengingat, dan menyelesaikan tugas. Keterampilan ini mencakup berbagai proses kognitif, seperti:

  • Memori kerja (working memory): Kemampuan untuk menyimpan dan mengelola informasi dalam jangka waktu singkat.
  • Kontrol impuls (inhibisi): Kemampuan untuk menahan diri dari respons spontan yang tidak sesuai.
  • Fleksibilitas kognitif: Kemampuan untuk beralih dari satu tugas atau pemikiran ke pemikiran yang lain.
  • Perencanaan dan organisasi: Kemampuan untuk menyusun strategi dan mengelola waktu atau sumber daya.

Bagi individu dengan disleksia, kelemahan dalam fungsi-fungsi ini dapat memperburuk kesulitan belajar. Misalnya, kesulitan dalam memori kerja dapat membuat seseorang kesulitan mengikuti instruksi atau memahami informasi tertulis secara keseluruhan.

Dampak Gangguan Fungsi Eksekutif pada Anak Disleksia

Anak-anak dengan disleksia dan gangguan fungsi eksekutif sering menghadapi tantangan nyata, seperti:

– Kesulitan untuk fokus dalam waktu lama, terutama saat membaca atau menulis.
– Sering lupa instruksi yang baru saja diberikan, meskipun tampak mendengarkan dengan baik.
– Kesulitan untuk memulai atau menyelesaikan tugas, karena tidak tahu harus mulai dari mana.
– Mudah terdistraksi oleh hal-hal kecil, yang mengganggu alur berpikir.
– Kesulitan dalam mengatur waktu dan mengelola jadwal belajar.

Akibatnya, banyak anak dengan disleksia yang dianggap tidak disiplin, lambat belajar, atau bahkan malas. Padahal, mereka sebenarnya menghadapi hambatan kognitif yang tidak terlihat secara langsung.

Potensi dan Keunikan Anak Disleksia

Meskipun menghadapi tantangan dalam beberapa aspek akademik, anak-anak dengan disleksia sering kali menunjukkan keunggulan di bidang lain, seperti:

– Berpikir visual yang kuat: Mampu memahami konsep dalam bentuk gambar atau pola.
– Kreativitas tinggi: Sering menunjukkan cara berpikir yang unik dan tidak biasa.
– Kemampuan menyelesaikan masalah secara intuitif: Lebih mengandalkan pemahaman konsep daripada sekadar menghafal.
– Daya imajinasi yang luas: Unggul dalam seni, musik, atau desain.

Memahami profil kekuatan dan kelemahan ini sangat penting untuk mendukung perkembangan mereka secara optimal.

Strategi Dukungan yang Bisa Diterapkan

Untuk membuat proses belajar anak dengan disleksia lebih efektif, diperlukan pendekatan yang tidak hanya fokus pada materi pelajaran, tetapi juga pada cara berpikir dan cara otak memproses informasi. Berikut beberapa strategi yang dapat diterapkan untuk mendukung perkembangan fungsi eksekutif anak dengan disleksia:

  1. Gunakan alat bantu visual: Informasi yang disajikan secara visual lebih mudah dipahami oleh anak dengan disleksia. Penggunaan peta konsep, diagram alur, dan kartu indeks dapat membantu mengorganisasi informasi dengan lebih baik.
  2. Pecah tugas besar menjadi langkah kecil: Menghadapi tugas yang panjang atau kompleks sering kali membuat anak merasa kewalahan. Dengan memecah tugas menjadi bagian-bagian kecil, proses belajar menjadi lebih terjangkau dan terarah.
  3. Berikan waktu tambahan dalam menyelesaikan tugas atau ujian: Anak dengan disleksia sering membutuhkan waktu lebih untuk membaca, memahami instruksi, dan menuliskan ide. Waktu tambahan adalah penyesuaian yang adil untuk memastikan mereka memiliki kesempatan yang setara.
  4. Sediakan rutinitas yang konsisten: Rutinitas yang terstruktur dapat membantu mengurangi beban kognitif anak dalam mengatur kegiatan sehari-hari. Ketika anak tahu apa yang akan terjadi dan kapan, mereka lebih mudah mempersiapkan diri.
  5. Gunakan teknologi sebagai alat bantu: Aplikasi pengingat, kalender digital, atau perangkat lunak text-to-speech dapat menjadi solusi praktis untuk mendukung proses belajar.
  6. Latih kesadaran diri dan kontrol emosi: Anak dengan disleksia sering mengalami frustrasi akibat kesulitan belajar. Melatih kesadaran diri dan mengajarkan teknik relaksasi dapat membantu mengelola stres dan meningkatkan konsentrasi.
  7. Pertimbangkan program coaching fungsi eksekutif: Coaching fungsi eksekutif adalah pendekatan terstruktur yang membantu anak mengembangkan keterampilan seperti perencanaan, organisasi, dan pengendalian diri.

Penutup

Disleksia bukanlah hambatan permanen, melainkan tantangan yang dapat diatasi dengan pemahaman dan strategi yang tepat. Fungsi eksekutif memiliki peran penting dalam keberhasilan belajar dan perlu mendapat perhatian khusus dalam mendampingi individu dengan disleksia. Dengan pendekatan yang sesuai dan dukungan dari lingkungan sekitar, setiap anak dengan disleksia memiliki kesempatan untuk berkembang dan berprestasi sesuai dengan potensi unik yang dimilikinya. (*)

LAINNYA