Semarang, 22 Mei 2025 — Dalam rangka memperingati Hari Keanekaragaman Hayati Internasional yang jatuh setiap tanggal 22 Mei, LindungiHutan menegaskan kembali pentingnya menjaga dan melindungi habitat alami sebagai dasar keberlanjutan kehidupan berbagai makhluk, termasuk manusia.
Tema peringatan tahun ini, “Be Part of the Plan”, mengajak semua pihak untuk berkolaborasi dalam upaya memulihkan keanekaragaman hayati di tengah tantangan krisis iklim dan kerusakan lingkungan yang semakin mengancam.
Sebagai organisasi yang fokus pada konservasi hutan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar hutan, LindungiHutan menyoroti bahwa degradasi habitat tidak hanya mengancam keberadaan flora dan fauna, tetapi juga berdampak pada ketahanan pangan, kesehatan masyarakat, serta ekonomi lokal yang bergantung pada sumber daya alam tersebut.
Miftachur “Ben” Robani, CEO LindungiHutan, menyampaikan, “Pelestarian keanekaragaman hayati sejatinya dimulai dari perlindungan habitatnya. Hutan adalah rumah bagi beragam spesies sekaligus penopang kehidupan kita. Memulihkan habitat berarti menjaga masa depan bersama.”
Indonesia, sebagai negara megabiodiversitas, menyimpan sekitar 17% spesies dunia, namun juga menghadapi tekanan serius terhadap hutan dan ekosistemnya. Data dari Global Forest Watch mencatat hilangnya lebih dari 28 juta hektare tutupan hutan dalam dua dekade terakhir. IUCN Red List menunjukkan satu dari empat spesies endemik Indonesia kini berstatus terancam punah akibat rusaknya habitat alami.
LindungiHutan aktif berkontribusi dengan melakukan penanaman di lebih dari 36 lokasi strategis di seluruh Indonesia, mulai dari mangrove pesisir yang vital bagi kehidupan laut dan burung migran hingga hutan hujan tropis yang menjadi rumah berbagai spesies endemik.
Sejauh ini, lebih dari satu juta pohon telah berhasil ditanam dengan dukungan lebih dari 600 mitra dan ribuan relawan. Pohon-pohon ini berpotensi menyerap sekitar 48.900 ton karbon ekuivalen selama masa tumbuhnya, sekaligus memperbaiki koridor hijau dan meningkatkan ketahanan ekologis terhadap perubahan iklim.
Hari Keanekaragaman Hayati menjadi momentum untuk mengingatkan bahwa permasalahan lingkungan bersifat kompleks dan saling berkaitan, seperti degradasi habitat, perubahan iklim, dan kepunahan spesies.
Ben menekankan bahwa menjaga habitat adalah tanggung jawab bersama yang memerlukan partisipasi aktif dari berbagai pihak, mulai individu, komunitas, sektor swasta, hingga pemerintah. “Kita semua memiliki peran dalam menjaga bumi dan keanekaragaman hayatinya,” ujarnya.
LindungiHutan juga mengajak masyarakat untuk ikut serta dalam berbagai aksi nyata seperti adopsi pohon, edukasi lingkungan, dan mendukung pengelolaan kawasan berbasis komunitas demi keberlanjutan alam dan generasi mendatang.
Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES