Lesunya Industri Perhotelan 2025: Dampak Nyata terhadap Ekonomi Indonesia

waktu baca 3 minutes
Sabtu, 31 Mei 2025 10:52 0 Patricia Pawestri

EKBIS | TD – Dalam beberapa waktu terakhir, sektor perhotelan di Indonesia mengalami penurunan yang signifikan dalam tingkat hunian kamar. Salah satu faktor utama yang menyebabkan situasi ini adalah kebijakan efisiensi anggaran pemerintah, yang berpengaruh pada berkurangnya perjalanan dinas dan penyelenggaraan acara resmi. Namun, dampak dari lesunya industri perhotelan 2025 ini tidak hanya terasa oleh pelaku usaha, tetapi juga memiliki pengaruh besar terhadap perekonomian nasional.

Berikut adalah beberapa dampak nyata dari lesunya industri perhotelan 2025 di Indonesia:

  1. Penurunan Penerimaan Pajak

Industri perhotelan berkontribusi signifikan terhadap pendapatan pajak, termasuk Pajak Hotel dan Restoran (PHR), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan pajak penghasilan. Penurunan okupansi hotel secara langsung mengakibatkan berkurangnya penerimaan pajak, yang berdampak pada pengurangan anggaran pemerintah daerah serta kemampuan untuk membiayai pembangunan dan pelayanan publik.

  1. Ancaman Terhadap Lapangan Kerja

Penurunan aktivitas di sektor perhotelan menyebabkan banyak pengusaha mengurangi jam kerja atau bahkan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Sektor ini merupakan salah satu penyerap tenaga kerja yang signifikan. Jika tren ini berlanjut, angka pengangguran diperkirakan akan meningkat, yang pada gilirannya akan menurunkan daya beli masyarakat secara keseluruhan.

  1. Dampak pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta Sektor Pendukung

Penurunan kunjungan ke hotel berdampak pada permintaan produk dan jasa dari mitra, seperti makanan dan minuman dari petani lokal, jasa laundry, event organizer, dan penjualan oleh-oleh. Hal ini berpotensi menimbulkan efek domino yang merugikan banyak sektor ekonomi lainnya.

  1. Gangguan pada Sektor Pariwisata

Hotel merupakan bagian penting dari ekosistem pariwisata. Jika kualitas layanan hotel menurun atau banyak yang tutup, minat wisatawan untuk berkunjung dapat berkurang. Ini dapat menghambat pencapaian target pertumbuhan pariwisata nasional, yang merupakan salah satu pilar penting dalam perekonomian.

  1. Penurunan Minat Investasi

Ketidakpastian dan kondisi lesunya industri perhotelan dapat membuat investor ragu untuk menanamkan modal. Padahal, investasi sangat diperlukan untuk pengembangan infrastruktur dan peningkatan kualitas layanan di sektor pariwisata dan perhotelan.

  1. Penurunan Daya Saing Pariwisata Indonesia

Jika negara-negara lain terus berinovasi dan meningkatkan layanan perhotelan mereka, sementara Indonesia mengalami penurunan, daya saing sektor pariwisata nasional akan melemah. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara dalam jangka panjang.

Itu dia lesunya industri perhotelan 2025 yang mempunyai dampak kurang menguntungkan terhadap perekonomian Indonesia. Hal ini seharusnya menjadi peringatan penting bagi pemerintah Indonesia dan segala pihak yang terkait, berkenaan dengan stabilnya perekonomian dan kehidupan masyarakat banyak.

Dampak yang timbul tidak hanya bersifat sementara, tetapi berpotensi menghambat pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan jika tidak segera mendapat penanganan.  Oleh karena itu, kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan berbagai pemangku kepentingan lainnya sangat perlu untuk menciptakan solusi yang efektif. Dengan upaya bersama, harapan pulihnya industri perhotelan dapat terwujud, dan kembali memberikan kontribusi positif terhadap pembangunan nasional. (Nazwa/Pat)

LAINNYA