MADIUN | TD — Sebanyak 20 warga binaan Lembaga Pemasyarakatan Kelas I Madiun, Jawa Timur akan mengikuti perkuliahan sarjana (S1) jurusan Agrobisnis. Mereka akan kuliah di Kampus Merdeka Lapas Satu Madiun (Lasatma) yang ada dalam Lapas tersebut.
“Perkuliahan dimulai 30 September mendatang,” ujar Kalapas Kelas 1 Madiun Kadek Anton Budiharta, Kamis 21 September 2023.
Untuk angkatan pertama yang kuliah sebanyak 20 WBP dengan jurusan Agrobisnis. Perkuliahan pertama Kampus Merdeka Lasatma ini, kata Kadek, merupakan kerjasama antara Lapas Kelas 1 Madiun dengan Pemerintah Kota Madiun. Wali Kota Madiun, ujar Kadek, memberikan beasiswa dan juga fasilitas perkuliahan bagi WBP tersebut. “Perjanjian Kerja Sama (PKS) Lasatma ini akan resmi dilakukan pada awal Oktober mendatang sekalian launching kampus ini,” kata Kadek.
Kadek menjelaskan, alasan jurusan Agrobisnis dibuka untuk tahap pertama perkuliahan dalam Lapas tersebut atas dasar permintaan Wali Kota Madiun, Maidin. “Pak Wali Kota memastikan setelah para WBP selesai kuliah dan keluar dari penjara, mereka akan ditampung dan dipekerjakan di Pemkot Madiun,” kata Kadek.
Kadek menjelaskan, adanya pendidikan S1 bagi para narapidana di Lapas Kelas 1 Madiun ini berawal dari tugas utama Lapas dalam memberikan pembinaan kepribadian dan kemandirian bagi para warga binaan pemasyarakatan. “Salah satunya pendidikan. Selama ini hak warga binaan dalam mendapatkan pendidikan yang layak belum berjalan optimal karena keterbatasan sarana dan prasarana,” kata Kadek.
Lapas Kelas 1 Madiun, kata Kadek, berkoordinasi dengan Wali Kota Madiun, gayung bersambut Wali Kota mendukung program pendidikan dalam Lapas itu dengan memberikan beasiswa ke 20 narapidana asal Madiun.
Dalam melaksanakan pendidikan sarjana ini, Lapas Kelas I Madiun menggandeng Universitas Terbuka. “Teknisnya 30 persen klasikal dan 70 persen non klasikal,” kata Kadek.
Pembelajaran klasikal menekankan pada kegiatan pembelajaran tatap muka dalam kelas. Sementara nonklasikal menekankan pada proses pembelajaran praktik kerja dan/atau pembelajaran di luar kelas, seperti coaching, mentoring, e-learning.
Sejauh ini, fasilitas pendidikan untuk kejar paket C dan D1 telah berjalan di Lapas Madiun. Ada 18 narapidana yang mengikuti kejar paket C dan puluhan narapidana mengikuti program D1 jurusan Teologi. Mereka belajar dalam ruangan yang disediakan dalam lapas dengan pengajar yang didatangkan dari luar.
Wali Kota Madiun, Maidi memastikan jika lulusan sarjana agrobisnis Kampus Merdeka Lasatma akan ditampung dan dipastikan mendapatkan pekerjaan setelah mereka keluar dari penjara. “Mereka akan saya pekerjakan untuk menggarap perkebunan,” kata Maidi.
Menurut Maidi, perkebunan kelapa Kopyor dengan luas 6 hektar akan menjadi lapangan pekerjaan bagi para narapidana itu ketika mereka telah menyelesaikan masa kuliah dan tahanan hukuman. (Ril)