hpn2024
BeritaBukuPuisi

La Divina Comedia dan Al Ghufran: Dante Alighieri yang Terinspirasi Abu Ala al-Ma’ari

97
×

La Divina Comedia dan Al Ghufran: Dante Alighieri yang Terinspirasi Abu Ala al-Ma’ari

Sebarkan artikel ini
Salah satu ilustrasi dalam La Divina Comedia, yang dibuat Gustave Dore, pelukis Prancis abad ke-19. (Foto: instagram)
Bagikan:

SASTRA | TD – Siapa sangka, La Divina Comedia yang merupakan karya sastrawan legendaris Eropa Dante Alighieri ternyata terkait erat dengan Al Ghufran yang merupakan karya sastra dari Abu Ala al-Ma’ari, seroang sastrawan Arab pada awal abad ke-11.

Al Ghufran merupakan sebuah risalah berbentuk puisi satir dalam bahasa Arab yang ditulis sekitar tahun 1033. Surat ini sebenarnya ditulis al-Ma’ari untuk Ali ibn Mansur al-Halabi, atau dikenal sebagai Ibn al-Qarih.

Dalam surat tersebut, al-Ma’ari menyangkal tuduhan Ibn al-Qarih yang menyatakan bahwa beberapa penyair dan cendekiawan telah melakukan bidah. Al Ma’ari melakukannya dengan menceritakan bagaimana Ibn al-Qarih bertemu dengan para penyair dan sastrawan yang telah dituduhnya menjadi kafir justru di dalam surga.

Dalam risalah tersebut, al Ma’ari menegaskan bahwa pengampunan Tuhan tidak dapat dibatasi oleh manusia.

Sebagaimana al Ma’ari menceritakan tentang Firdaus (surga) dan Jahim (api penyucian) dalam Al Ghufran, La Divina Comedia karya Dante juga memiliki bagian yang menceritakan tentang Paradiso (surga) dan Purgatorio (api penyucian).

Melalui perjalanan dirinya sendiri sebagai tokoh utama dalam La Divina Comedia, Dante Alighieri melukiskan bagaimana perang yang berkecamuk di seluruh Italia dan sekitarnya , yang juga melibatkan para pejabat gereja, membawa konsekuensi pada para lakonnya di dalam neraka.

Adapun La Divina Comedia atau Komedi Ilahi ditulis pada awal abad ke-14.

Situs arabamerica.com menuliskan bahwa Al Ghufran dan La Divina Comedia benar-benar mirip dalam beberapa hal. Yaitu tentang ruang-ruang yang ada di dalam alam baka selain neraka, dan cara-cara penebusan, serta jalan masuk menuju surga.

Kedua karya sastra tersebut juga mengungkapkan betapa penting posisi puisi dalam budaya religius yang ada di dunia. Hal ini menjadi jelas dalam adegan ketika Dante menjelaskan bahwa puisi dapat digunakan sebagai alat keselamatan, karena tergolong sebagai tulisan suci. Sedangkan dalam Al Ghufran, al Ma’ari menjelaskan keselamatan al-Abras diperoleh karena puisi.

Dengan demikian, kedua sastrawan tersebut menunjukkan pentingnya puisi bagi jiwa.

Dante dan al Ma’ari juga mempunyai konsep yang sama dalam cara bagaimana seseorang dapat menuju pintu masuk surga. Jika Dante merujuk pada firman Tuhan dalam Alkitab, maka al Ma’ari menunjuk kepada pengetahuan tentang Al Quran.

Poin lain yang terkesan mirip dari La Divina Comedia dengan Al Ghufran adalah kedua penyair tersebut sama-sama mengutuk bidah sebagai dosa yang lebih mengerikan dari apapun.

Kedua karya sastra yang bertahan hingga kini tersebut juga merupakan penegasan bahwa gagasan kehidupan setelah kematian, serta keberadaan surga dan neraka, merupakan gagasan yang akan terus ada selama manusia mempunyai sejarah.

Pada satu sisi, keindahan tata bahasa puisi Arab yang terkandung dalam Al Ghufran serta pemikiran-pemikiran yang terkandung di dalamnya, sehingga menjadikannya menginspirasi Dante Alighieri, merupakan bukti betapa pentingnya sastra Arab untuk dipelajari.

(Dari berbagai sumber)

(Pat)

Bagikan: