Kurikulum Pendidikan Ramadhan di Keluarga

waktu baca 4 menit
Minggu, 19 Mar 2023 07:03 0 48 Redaksi TD

OPINI | TD — Orang tua merupakan pelopor kebaikan bagi keluarganya, momentum pendidikan, pengajaran dan pembiasaan seringkali dilupakan oleh peran kedua orang tua sehingga menimbulkan sisi negatif dikemudian hari dan menyisakan penyesalan yang dalam. Kekuatan suatu bangunan ditentukan oleh faktor penyanggah namun jika penopangnya tidak kuat maka akan roboh dan hancur. Maka ungkapan seperti itu bisa disematkan kepada pola pendidikan di keluarga.

Kedua orang tua harus pandai dalam meracik kebaikan meletakan program pendidikan yang bernuansa contoh dan keteladanan. Perangkat dan perencanaan yang terbangun atas dasar kerjasama dalam visi dan misi yang dituangkan dalam tujuan kehidupan keluarga.

Semua sepakat dalam membentuk kepribadian keluarga harus dimulai dari keluarga, bahkan keluarga merupakan kunci tersukses sebuah negara baik dan buruknya negara ada pada keluarga.

Dalam Al-Quran Surat At-Tahrim ayat 6 , Allah SWT berfirman yang artinya : Hai orang orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu, penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

Berdasarkan kandungan ayat di atas peringatan yang tegas untuk selalu menjaga diri dan keluarga selama hidup dan bertempat tinggal sementara di dunia. Beberapa hari ke depan kita umat Islam akan kedatangan tamu yang istimewa yang merupakan bulan pendidikan diri, bulan mendekatkan emosional keluarga dan bulan silaturahmi, dialah bulan suci Ramadhan.

Bulan Ramadhan merupakan bulan penyucian diri bagi seluruh umat Islam dan bulan pendidikan dari proses pembelajaran dari segala hal, kejujuran diri sampai empati terhadap sesama.

Proses pendidikan keluarga di bulan Ramadhan akan terpancar dari proses pendidikan, pengajaran dan pembiasaan kepala keluarga yang terbiasa melakukan giat puasa sunah, membaca Al-Quran, sedekah dan melakukan kebaikan yang optimal.

Sebagaimana Nabi bersabda yang artinya Surga akan merindukan empat kelompok manusia : pertama manusia yang selalu berinteraksi dan mengamalkan Al-Quran. Kedua manusia yang selalu menjaga lisannya dalam kehidupan. Ketiga manusia yang selalu menahan haus dan lapar yaitu berpuasa dan keempat manusia yang membiasakan bersedekah kepada sesama.

Kurikulum tidak hanya berada pada tatanan yang sifatnya formal tetapi yang tidak formal sudah dijalankan oleh kedua orang tua kita dahulu. Sebagaimana Nabi Muhammad SAW telah memberikan contoh dan keteladanan kepada umatnya, baik untuk pribadi, keluarga bahkan untuk masyarakat. Kalau di keluarga bagaimana nabi berpesan dalam perkataannya : Sebaik – baiknya kalian adalah orang yang paling baik terhadap keluarganya dan aku adalah orang yang paling baik terhadap keluargaku.

Maka menjelang bulan suci Ramadhan kita harus membiasakan kesungguhan dan keseriusan memberikan pendidikan dan pengajaran terpola dan menjadikan karakter pada keluarga sebagai mana Nabi mengajarkan di bulan Ramadhan yaitu :

1. Kedua orang tua memberikan contoh dalam meningkatkan Ibadah sholat.

Kalau biasanya hanya sholat fardhu saja maka berusaha meningkatkan sholat sunnah baik sebelum atau sesudahnya. Sehingga menjadi terbiasa dan ada rasa disiplin terhadap waktu yang menimbulkan tanggungjawab dalam mengerjakan perintah Allah SWT.

2. Orang tua mengenalkan bacaan Al-Quran dan mengajarkan secara berkesinambungan sehingga keluarga rutin dalam membaca, menghafalkan dan memperaktikkan isi kandungan Al-Quran dalam kehidupan sehari hari.

Dengan membiasakan berinteraksi dengan Al-Quran maka anak akan memahami isi Al-Quran, pemikirannya menjadi damai, ikatan yang kuat dengan keluarga, mendapatkan syafaat saat hisab di akhirat.

3. Proses Pembiasaan bersedekah diajarkan kepada anak sehingga rasa empati terhadap sesama akan timbul dan tampak.

Bersedekah tidak hanya uang, bisa jadi makanan bahkan apa yang kita bisa maka kita lakukan dengan ikhlas dan tanpa pamrih. Dalam hadits Nabi yang diriwayatkan oleh tirmidzi : Barangsiapa yang memberi makanan untuk berbuka kepada orang yang berpuasa walaupun hanya sebutir kurma maka nilai pahalanya sama seperti orang yang berpuasa.

4. Mengajarkan kepada keluarga sedini mungkin dengan memperbanyak berdoa kepada Allah SWT.

Doa merupakan permintaan seorang hamba kepada sang pencipta, bukan meminta dalam kondisi sulit tetapi berdoa dalam kondisi senang pun diseru supaya kita mengajarkan kepada keluarga semakin bersyukur kepada Allah.

Dengan mengoptimalkan kurikulum pendidikan Ramadhan di keluarga maka pada hakikatnya kedua orang tua telah mempersiapkan bekal anak – anak yang sholeh dan sholehah sebagai tabungan investasi di akhirat nanti.

Proses pembelajaran dan pembiasaan di bulan Ramadhan oleh kedua orang tua tentunya akan membekas dan terpatri pada jiwa anak-anaknya, terutama peran bapak sosok yang paling penting yang dijadikan idola dan panutan di keluarga.

Meskipun bapak dan ibu berperan dengan fungsinya masing – masing baik hal dalam pengasuhan anak di dalam keluarga namun peran bapak memiliki esensi yang lebih tinggi sebagai rektor di keluarga, karena bapak memiliki peran mengenalkan keluarganya dalam mengenal Allah dan menaatinya.

Dengan belajar dan mempersiapkan rancangan kurikulum di keluarga pada bulan Ramadhan, maka sebagai manifestasi kebaikan yang sudah ditanamkan oleh kedua orang tua dalam mendidik anak- anaknya berkarakter.

Nabi bersabda jika seseorang anak Adam meninggal dunia, maka terputuslah amalannya, kecuali tiga amal yaitu : Sedekah jariahnya, Ilmu yang bermanfaat dan anak yang shaleh ( HR. Muslim ). Maka persiapkanlah kurikulum Pendidikan Keluarga yang terbaik sehingga mendapatkan hasil yang terbaik. Wallahu alamu bish shawab.

Oleh : Dr. Zulkifli, MA
Dosen Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Tangerang. (Red)

LAINNYA