Kritik Sasti Gotama untuk Feminisme dalam Cerpen “Batavia yang Tak Sesuai Rencana Lucretia

waktu baca 3 menit
Rabu, 29 Nov 2023 11:37 1 209 Patricia Pawestri

CERPEN | TD – Cerpen “Batavia yang Tak Sesuai Rencana Lucretia” karya Sasti Gotama adalah salah satu cerpen yang mempunyai makna mendalam dalam sudut pandang feminisme.

Cerpen tersebut dimuat pada bulan Januari oleh harian Kompas, dan mendapatkan perhatian cukup besar di antara para penulis sastra.

Cerpen yang mengambil latar tahun 1898 di Batavia tersebut mengenalkan tokoh Lucretia, seorang nyonya Belanda yang mempunyai suami tak setia, yaitu Bastiaan van der Maas.

Diceritakan, Lucretia yang mempunyai mimpi menjadi penari balet dengan tour keliling Eropa, jatuh cinta kepada Bastiaan. Ia jatuh cinta karena perkataan Bastiaan yang menjerat hatinya.

Namun, Bastiaan, yang awalnya mencintai Lucretia karena kecantikannya: kulitnya yang seputih pualam, pinggangnya yang seramping ranting bougenville, akhirnya juga jatuh cinta kepada seorang perempuan berkulit gelap dan keturunan budak asal Bengala, India.

Bastiaan, yang menyukai selingkuhannya, Catia, jatuh hati karena sifat seperti ‘teka-teki penuh letupan’ yang tak pernah mengatur-aturnya, melainkan selalu mendengarkan cerita tentang rencana-rencananya. Karena Catia selalu membuatnya selalu ada dan berharga, maka Bastiaan menganggap ia sebagai napas hidupnya.

Sikap Lucretia yang berani dalam hal melawan sesuatu yang salah, tegas, dan berkarakter kuat merupakan unsur-unsur yang kerap dikaitkan dengan perjuangan para perempuan yang melawan penindasan.

Apa yang dialami oleh Lucretia, yakni pengaturan atas tubuhnya oleh sang suami merupakan gambaran persoalan hak-hak perempuan atas tubuhnya.

Pertama, apa yang dihargai dari Lucretia oleh Bastiaan terkesan hanyalah kecantikannya saja yang dapat membuat Bastiaan jatuh cinta. Hal ini dapat dikatakan sebagai sikap ‘seksis’ yang biasanya dilakukan oleh laki-laki oleh sebab kekuasaan yang ia miliki sebagai pemimpin yang harus dituruti keinginan dan seleranya.

Persoalan kedua, adalah kehilangan diri yang sering dialami oleh perempuan setelah hidup tenggelam dalam rumah tangga. Lucretia ingat, ketika memutuskan menikah, ia harus rela melepas cita-cita pribadinya untuk menjadipenari balet Eropa demi mengikuti Bastiaan pergi ke Batavia. Ia juga rela menghabiskan waktu untuk berlatih menakar bahan-bahan pembuat roti kismis yang disukai Bastiaan di dalam dapur yang pengap dan kurang cahaya.

Begitu juga dengan ketidaksetaraan hak-hak perempuan sebagai istri yang harus setia kepada satu-satunya suami dalam hukum gereja.

Namun, hak-hak istimewa juga dipunyai oleh Lucretia yang merupakan orang asli Belanda, yang tentunya juga berkulit putih.

Hak-hak ini, yang juga disebut sebagai ‘kekuasaan’ menempatkan Lucretia dan seluruh perasaannya terasa lebih tinggi dari perempuan lain yang berbeda warna kulit. Dengan ini, ia merasa lebih berhak mengatur, dan lebih berhak memenangkan persoalan hak milik atas suaminya.

Perbedaan hak karena warna kulit ini terjadi tidak hanya pada zaman perbudakan, tetapi juga ketika terdapat banyak kasus kejahatan oleh kulit putih yang menimpa orang kulit hitam di Amerika.

Perbedaan warna kulit di masa sekarang juga masih kerap menjadi sebab penindasan, misalnya standar kecantikan yang menempatkan kulit putih di atas kulit berwarna.

Perbedaan warna kulit secara nyata telah menciptakan tingkat-tingkat ketidaksetaraan di antara para perempuan, dan membuat mereka saling menjatuhkan. Padahal, semestinya mereka berada dalam satu kelompok perjuangan demi kesetaraannya menghadapi kesewenangan patriarki.

Dengan demikian, melalui cerpen “Batavia yang Tak Sesuai Rencana Lucretia“, penulis Sasti Gotama berusaha menyampaikan kritik atas perkembangan feminisme yang terjadi.

Perlu diingat, bahwa feminisme adalah gerakan perjuangan kesetaraan, yang berusaha menempatkan perempuan di tingkat yang semestinya, yaitu sejajar dengan laki-laki.

Namun, gerakan feminisme tidak begitu saja dapat menyelesaikan seluruh persoalan. Banyak tahapan atau perkembangan yang harus dilalui sehingga dapat mencapai tujuannya dengan lebih sempurna. (Pat)

 

LAINNYA