Ilustrasi dibuat oleh TangerangDaily dengan bantuan teknologi kecerdasan buatan (AI).OPINI | TD – Perkembangan teknologi digital telah membawa perubahan signifikan dalam cara manusia berkomunikasi. McLuhan (1964) menyebut bahwa media bukan sekadar alat penyampai pesan, melainkan turut membentuk cara manusia berpikir dan berinteraksi. Pernyataan ini semakin relevan di era digital, ketika komunikasi dapat dilakukan hanya dengan sentuhan jari melalui perangkat pintar.
Teknologi komunikasi digital seperti smartphone dan internet telah menghilangkan batas ruang dan waktu. Castells (2010) menjelaskan bahwa masyarakat modern kini hidup dalam network society, yaitu masyarakat yang aktivitas sosialnya sangat bergantung pada jaringan digital. Aplikasi pesan instan dan media sosial memungkinkan individu untuk berinteraksi secara real-time tanpa harus bertatap muka secara langsung.
Dalam praktiknya, perkembangan teknologi komunikasi membawa banyak manfaat. Informasi dapat diakses dengan cepat dan luas, komunikasi menjadi lebih efisien, serta membuka peluang kolaborasi lintas wilayah. Menurut Rogers (2003), inovasi teknologi komunikasi berperan besar dalam mempercepat difusi informasi di masyarakat. Hal ini terlihat jelas dalam bidang pendidikan, ekonomi, dan dunia kerja yang kini mengandalkan komunikasi digital sebagai sarana utama.
Perkembangan teknologi tidak hanya berfungsi sebagai sarana komunikasi, tetapi juga berkembang sebagai sumber informasi, hiburan, dan berbagai kebutuhan lainnya yang masih dapat terus dikembangkan. Hal ini dapat dilihat dari beragam bentuk teknologi yang tersebar dalam berbagai bidang, antara lain teknologi transportasi, teknologi komunikasi, teknologi informasi, teknologi kedokteran, teknologi pendidikan, dan teknologi sipil (Susanto & Nugroho, 2020).
Namun, kemajuan tersebut juga menimbulkan tantangan sosial. Turkle (2011) menyoroti bahwa intensitas komunikasi digital yang tinggi justru dapat mengurangi kualitas hubungan antarmanusia. Banyak individu merasa “terhubung”, tetapi pada saat yang sama mengalami keterasingan secara sosial. Fenomena ini tampak dari kecenderungan masyarakat yang lebih fokus pada layar gawai dibandingkan interaksi langsung.
Selain itu, ruang digital juga menghadirkan persoalan etika komunikasi. Penyebaran informasi palsu, ujaran kebencian, dan komunikasi yang tidak santun menjadi tantangan serius. Livingstone (2009) menekankan pentingnya literasi digital agar masyarakat mampu menggunakan teknologi komunikasi secara kritis dan bertanggung jawab.
Perkembangan teknologi komunikasi juga memengaruhi bahasa dan simbol komunikasi. Pesan singkat, emoji, dan stiker menjadi bagian dari bahasa digital yang baru. Walau mempermudah ekspresi, perubahan ini perlu disikapi secara bijak agar tidak menghilangkan nilai kesantunan dan kejelasan makna dalam berkomunikasi.
Dengan demikian, teknologi komunikasi digital tidak hanya soal kecanggihan alat, tetapi juga bagaimana manusia menggunakannya. Komunikasi di ujung jari seharusnya menjadi sarana untuk mempererat hubungan sosial, bukan sebaliknya. Kesadaran etis dan literasi digital menjadi kunci agar perkembangan teknologi komunikasi benar-benar memberi manfaat bagi kehidupan manusia dan peradaban modern.
Penulis: Maswanur, Mahasiswa Prodi Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Dakwah, UIN Sultan Maulana Hasanuddin. (*)