OPINI | TD — Islam mengajarkan pentingnya keseimbangan dalam segala aspek kehidupan, termasuk dalam memadukan budaya tradisional dengan perkembangan budaya modern. Kedua budaya ini, meskipun memiliki ciri khas yang berbeda, tetapi mempunyai cara agar dapat berjalan beriringan dengan tetap berpegang pada prinsip-prinsip syariat Islam.
Artikel ini akan mengutip tentang cara menciptakan keseimbangan antara budaya tradisional dan modern dalam perspektif Islam.
Budaya Tradisional dalam Islam
Budaya tradisional merupakan warisan dari nenek moyang yang sering kali berhubungan erat dengan nilai-nilai lokal, adat istiadat, dan kebiasaan yang berkembang di suatu masyarakat. Islam tidak melarang budaya tradisional selama tidak bertentangan dengan ajaran syariat. Bahkan, Islam mengakui pentingnya keberagaman budaya, seperti yang tercermin dalam firman Allah dalam Surah Al-Hujurat (49:13):
“Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu bersuku-suku dan berbangsa-bangsa, agar kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang paling takwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Megetahui lagi Maha Mengenal” ( Q.S Al-Hujurat : 13 ).
Ayat ini menunjukkan bahwa Islam mengakui dan menghargai keberagaman budaya dan adat istiadat yang ada selama tidak melanggar prinsip-prinsip Islam.
Budaya Modern dalam Perspektif Islam
Budaya modern sering kali dikaitkan dengan kemajuan teknologi, ilmu pengetahuan, dan perubahan sosial yang pesat. Islam tidak menentang kemajuan dalam aspek ini, selama perubahan tersebut tidak merusak nilai-nilai moral dan spiritual yang diajarkan oleh agama. Dalam Surah Al-Alaq (96:1-5), Allah menurunkan wahyu pertama kepada Nabi Muhammad SAW, yang mendorong umat manusia untuk membaca dan menuntut ilmu:
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan pena. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Q.S Al-Alaq : 1-5).
Ayat ini mengajarkan bahwa ilmu pengetahuan sangat penting bagi kehidupan manusia, terutama pada zaman sekarang banyak kemajuan modern. Islam tidak menentang kemajuan ilmiah dan tekonologi selama hal tersebut tidak bertentangan dengan prinsip dasar ajaran agama Islam. Banyak Ulama Islam menilai bahwa pencapaian dalam ilmu pengetahuan dan teknologi dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup umat manusia, dengan tetap memperlihatkan tanggung jawab moral dan etika.
Menjaga Keseimbangan antara Tradisional dan Modern
Islam menganjurkan umatnya untuk senantiasa menjaga keseimbangan antara nilai-nilai tradisional yang telah diwariskan dan perkembangan zaman yang semakin modern. Beberapa langkah untuk menjaga keseimbangan ini antara lain:
Pemeliharaan Nilai-Nilai Moral: Budaya tradisional sering kali mengandung nilai moral dan etika yang kuat, seperti penghormatan kepada orang tua, gotong royong, dan kesederhanaan. Nilai-nilai ini harus dijaga dan tidak boleh hilang dalam arus modernisasi.
Selektif dalam Mengadopsi Modernitas: Islam mengajarkan agar umatnya bijak dalam memilih hal-hal baru yang datang dari budaya modern. Hanya yang sesuai dengan prinsip Islam yang boleh diterima. Misalnya, dalam bidang teknologi, Islam mendukung kemajuan yang mendatangkan manfaat bagi umat manusia, tetapi menolak teknologi yang membawa kerusakan, seperti pornografi atau alat yang memicu kehancuran moral.
Menghargai Tradisi Budaya Selama Tidak Bertentangan dengan Syariat: Banyak aspek budaya tradisional yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam, seperti upacara pernikahan, adat penyambutan tamu, dan sebagainya. Islam mengajarkan untuk menghormati dan memelihara adat selama tidak melanggar ajaran agama.
Tantangan dalam Menghadapi Globalisasi
Di era globalisasi, budaya modern sering kali mendominasi, sementara budaya tradisional bisa tersingkirkan oleh budaya modern. Dalam menghadapi tantangan ini, Islam mendorong umatnya untuk tetap teguh pada ajaran agama, yang akan memberikan panduan dalam memilih elemen-elemen budaya yang positif dan bermanfaat. Salah satu prinsip yang dapat diambil adalah untuk tidak terjebak dalam budaya materialisme dan individualisme.
Kesimpulan
Dalam pandangan Islam, keseimbangan antara budaya tradisional dan modern sangat penting untuk menciptakan kehidupan yang harmonis. Islam mengajarkan umatnya untuk menerima perubahan yang membawa kemajuan, namun tetap berpegang teguh pada nilai-nilai moral dan spiritual yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, keseimbangan antara budaya tradisional dan modern dapat tercapai dengan menjunjung tinggi prinsip-prinsip agama, selektif dalam menerima perubahan, dan menjaga identitas budaya yang sesuai dengan syariat.
Penulis: Nia Nur Azlina, Mahasiswi Prodi Komunikasi dan Penyiaran Islam, Fakutas Dakwah, Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin Banten. (*)