Kenaikan PPN 12 Persen: Mengguncang UMKM atau Mendorong Inovasi?

waktu baca 3 menit
Selasa, 26 Nov 2024 14:29 0 102 Redaksi

OPINI | TD — Rencana kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11% menjadi 12% yang akan berlaku mulai Januari 2025 telah menimbulkan berbagai pertanyaan di kalangan pelaku ekonomi, khususnya di sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Salah satu sub-sektor yang paling terpengaruh adalah warung sembako, yang berperan krusial dalam menyediakan kebutuhan pokok bagi masyarakat. Pertanyaannya adalah, apakah kenaikan PPN ini akan mengguncang stabilitas warung sembako, atau justru mendorong inovasi dan adaptasi yang lebih baik?

Dampak Kenaikan PPN pada UMKM

1. Peningkatan Biaya Operasional

Kenaikan PPN akan berdampak langsung pada biaya yang dikeluarkan oleh UMKM untuk pengadaan barang dan bahan baku. Misalnya, jika harga beras saat ini Rp10.000 per kilogram, setelah kenaikan PPN, harganya bisa meningkat menjadi sekitar Rp11.200. Kenaikan harga ini dapat mengurangi margin keuntungan UMKM, terutama bagi mereka yang tidak mampu menaikkan harga jual tanpa kehilangan pelanggan.

2. Penurunan Daya Beli Konsumen

Kenaikan harga barang akibat kenaikan PPN dapat menyebabkan penurunan daya beli masyarakat, terutama kelompok menengah ke bawah yang sangat bergantung pada sembako untuk kebutuhan sehari-hari. Dengan daya beli yang berkurang, konsumen mungkin akan mengurangi frekuensi pembelian atau beralih ke alternatif yang lebih murah, yang berpotensi menyebabkan penurunan penjualan bagi UMKM.

3. Perubahan Pola Pembelian Konsumen

Dengan meningkatnya harga barang, konsumen cenderung lebih berhati-hati dalam pengeluaran mereka. Mereka mungkin memilih untuk membeli barang dalam jumlah lebih kecil atau mengutamakan kebutuhan pokok, yang dapat mempengaruhi permintaan produk yang dijual oleh UMKM.

4. Kompetisi dengan Produk Impor

UMKM, terutama yang beroperasi di sektor sembako dan retail, harus bersaing dengan produk impor yang mungkin tidak dikenakan pajak atau memiliki biaya produksi yang lebih rendah. Kenaikan PPN dapat membuat produk lokal semakin tidak kompetitif di pasar, mengurangi posisi UMKM.

5. Keterbatasan Inovasi dan Diversifikasi

Tantangan finansial akibat kenaikan PPN dapat mengurangi kemampuan UMKM untuk berinvestasi dalam inovasi dan diversifikasi produk. Tanpa investasi yang memadai, UMKM mungkin kesulitan untuk menarik pelanggan baru atau mempertahankan pelanggan yang sudah ada.

6. Akses Terhadap Modal Usaha

Kenaikan biaya operasional dan penurunan pendapatan dapat menghambat akses UMKM terhadap modal. Lembaga keuangan mungkin akan lebih berhati-hati dalam memberikan pinjaman kepada UMKM yang menunjukkan penurunan kinerja finansial.

7. Tantangan dalam Mempertahankan Loyalitas Pelanggan

Dengan meningkatnya harga dan berkurangnya daya beli, UMKM mungkin akan berjuang keras untuk mempertahankan loyalitas pelanggan yang sebelumnya setia. Pelanggan yang mencari alternatif lebih murah dapat berpindah ke kompetitor, baik dari produk lokal maupun impor.

Peluang untuk Berinovasi

Meskipun ada banyak tantangan, kenaikan PPN juga dapat menjadi dorongan bagi UMKM untuk berinovasi. Untuk tetap kompetitif, UMKM mungkin perlu memperbaiki efisiensi operasional, mengadopsi teknologi baru, dan menciptakan produk atau layanan yang lebih menarik bagi konsumen. Misalnya, penggunaan aplikasi untuk manajemen inventaris bisa membantu pemilik warung mengurangi pemborosan dan memaksimalkan keuntungan.

Pentingnya Peran Pemerintah

Pemerintah juga memiliki peran yang sangat penting dalam mendukung UMKM selama masa transisi ini. Melalui program pelatihan, akses ke modal usaha, dan insentif pajak, pemerintah bisa membantu UMKM beradaptasi dan mengurangi dampak negatif dari kenaikan PPN. Selain itu, kebijakan yang mendukung promosi produk lokal dapat meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya mendukung UMKM.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, kenaikan PPN berpotensi memberikan dampak yang signifikan bagi UMKM, dengan tantangan yang harus dihadapi tetapi juga peluang untuk berinovasi. Dengan strategi yang tepat dan dukungan dari pemerintah, serta kesadaran konsumen akan pentingnya memilih produk lokal, warung sembako dan UMKM lainnya masih memiliki peluang untuk bertahan dan berkembang. Melalui adaptasi dan inovasi, UMKM dapat menjadi pilar kekuatan ekonomi yang tangguh di tengah tantangan yang ada, berkontribusi pada ketahanan ekonomi lokal dan nasional.

Penulis: Lula Najwa Kamila, Eha Zulaiha, Esha Cinta Nayuana, Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (*)

LAINNYA