Kebijakan Bahlil Soal Gas 3 Kg Picu Reaksi Warga Tangerang

waktu baca 3 menit
Senin, 3 Feb 2025 15:09 0 37 Redaksi

KOTA TANGERANG | TD – Kebijakan baru mengenai pembelian gas elpiji 3 kg di Tangerang telah menimbulkan berbagai reaksi di masyarakat. Sejak 1 Februari 2025, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mewajibkan pendaftaran dan pembelian gas 3 kg hanya melalui pangkalan resmi.

Pemerintah berusaha mengatasi masalah distribusi dan memastikan subsidi tepat sasaran, namun hal ini juga menyebabkan antrean panjang dan kesulitan akses bagi warga. Kebijakan ini, yang mulai berlaku pada 1 Februari 2025, menghapuskan peran pengecer dalam penjualan elpiji 3 kg.

Pantauan TangerangDaily di sekitar Perumnas 1 Tangerang, antrean warga terjadi di pangkalan Jalan Sawo Raya, Cibodasari, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang, Senin siang, 3 Februari 2025.

Antrean warga tersebut bahkan memicu kemacetan. Mereka datang dari berbagai arah membawa tabung kosong 3 kg. Tak hanya yang berjalan kaki, warga ada datang mengendarai sepeda motor, becak, hingga kendaraan roda empat.

“Mau beli gas saja seperti berburu emas,” celetuk seorang warga yang kesal karena harus mengantre.

Saat kendaraan pengangkut gas 3 kg datang, kerumunan warga pun tak dapat dihindari. Pemilik pangkalan pun tampak kelelahan mengantur warga agar tertib.

“Tertib, tertib. Ayo antri,” teriak seorang warga dengan suara lantang.

Kerumunan warga tersebut pun akhirnya memicu kemacetan, pengendara roda dua dan roda empat tertahan, tidak bisa melintas. Beberapa pengandara yang terjebak kemacetan pun tak sedikit yang memutar balik kendaraannya.

Kemacetan lalu lintas karena kerumunan warga yang mengantre untuk membeli gas 3 kg di Jalan Sawo Raya, Cibodasari, Perumnas 1 Kota Tangerang, Senin siang, 3 Februari 2025. (Foto: Mohamad Romli/TangerangDaily)

Pantauan TangerangDaily di beberapa pangkalan lainnya, kondisi serupa terjadi. Warga datang silih berganti mencari pangkalan yang masih tersedia stok. Pemadangan di pangkalan depan Masjid Arroyan, Jalam Palem Raya, Cibodasari, Kecamatan Cibodas, Kota Tangerang, misalnya, meskipun stok gas 3 kg sudah habis, tapi warga tetap berdatangan.

“Habis stoknya, paling besok pagi,” kata penjaga pangkalan kepada warga yang datang. Ia mengatakan, hari ini sudah 200 tabung gas 3 kg terjual dengan harga resmi Rp19 ribu.

Seorang warga yang tampak kesal karena sudah berkeliling ke beberapa pangkalan tapi tidak berhasil mendapatkan gas pun berteriak lantang memprotes pemerintah. “Hidup Prabowo, kebijakan yang bikin rakyat susah,” pekiknya.

Sejak 1 Februari 2025, Pemerintah melalui Menteri ESDM Bahlil Lahadalia memberlakukan pembatasan penjualan gas 3 kg hanya melalui pangkalan dan meniadakan pengecer. Masyarakat kini harus membeli elpiji 3 kg langsung dari pangkalan resmi Pertamina.Pangkalan resmi dapat dikenali melalui papan nama berwarna hijau yang mencantumkan informasi penting.

Kebijakan ini berdampak terjadinya antrean panjang di pangkalan resmi serta kesulitan akses bagi warga yang sebelumnya bergantung pada pengecer. Namun di sini lain, masyarakat membeli gas 3 kg sesuai Harga dengan Harga Eceran Tertinggi (HET) dengan kualitas dan mutu elpiji terjamin, serta masyarakat dapat menimbang langsung isi tabung.

Kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan transparansi dan keadilan dalam distribusi elpiji, meskipun saat ini masih ada tantangan yang perlu diatasi untuk memastikan kenyamanan masyarakat. (*)

""
""
""
LAINNYA