TANGERANG | TD – Kabar yang mencuat akhir-akhir ini mengenai obesitas yang berujung pada kematian tentunya menjadi catatan permasalahan kesehatan yang perlu diperhatikan.
Pemerintah maupun masyarakat secara langsung harus mulai memperhatikan apa saja yang menjadi penyebab dan menghindari gaya hidup tak sehat yang dapat berujung pada keadaan ekstrem ini.
Pada tahun 2023 ini, terdapat setidaknya 3 kasus penderitaFajri obesitas yang menyedot perhatian publik. Yaitu kasus Fajri dengan berat badan mencapai 300 kg, Cipto 200 kg, dan Juwanto 230 kg. Fajri dan Cipto berasal dari Tangerang, sedangkan Juwanto berasal dari Jakarta Timur.
Fajri, yang berusia 26 tahun, sempat dirawat di RSCM Jakarta dan didiagnosa menderita berbagai komplikasi, antara lain sakit jantung dan filariasis atau kaki gajah. Fajri tak terselamatkan setelah beberapa hari mendapat perawatan 16 dokter spesialis.
Sedangkan Cipto, yang berusia 45 tahun, kini sedang mendapatkan perawatan dari RSUD Tangerang. Cipto telah dua minggu tak dapat menggerakkan badannya karena sakit luar biasa pada pangkal pahanya.
Dan Juwanto, remaja berusia 19 tahun, mendapatkan perawatan dari RS Adhyaksa Jakarta sejak 6/7/2023.
Mengenai data penduduk Indonesia yang menderita obesitas, Dr dr Rr Dyah Purnamasari Sulistianingsih SpPD, Guru Besar UI, mengatakan terdapat data di Riskesdas pada tahun 2018 yang menyatakan kasus obesitas sebenarnya kerap terjadi.
“Data terakhir di Riskesdas 2018, 3 dari 10 populasi Indonesia itu obesitas. Itu cukup besar,” tuturnya pada laporan tertulis.
UNICEF Indonesia juga mempunyai data serupa mengenai obesitas di Indonesia yang cukup mengkhawatirkan. Pada lamannya, UNICEF menyatakan Riset Kesehatan Dasar pada tahun 2018 telah memperkirakan 1 dari 3 orang dewasa, 1 dari 5 anak berusia 5 hingga 12 tahun, dan 1 dari 7 remaja berusia 13 hingga 18 tahun mengalami berat badan berlebih atau obesitas.
UNICEF juga menyampaikan bahwa rentannya penduduk Indonesia terhadap kondisi obesitas disebabkan oleh akses yang semakin mudah terhadap makanan tak sehat dan harganya yang makin terjangkau. Makanan tak sehat yang membuat malnutrisi dan justru menjadikan penggunanya mudah diserang obesitas diindikasi dengan tingginya jumlah garam, gula, dan lemak. (*)