TANGERANG | TD – Pemerintah Kabupaten Tangerang kembali menegaskan perannya sebagai salah satu pusat penyedia pangan utama di Provinsi Banten. Pada tahun 2025, daerah ini menargetkan untuk melakukan penanaman padi di lahan seluas 65.026 hektar, dengan frekuensi tanam mencapai 1,8 kali dalam setahun.
Target panen yang ditetapkan adalah 62.721 hektar, yang diharapkan dapat menghasilkan sekitar 330.735 ton gabah kering giling (GKG).
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Tangerang, Asep Jatnika, menjelaskan bahwa selama periode 2022 hingga 2024, rata-rata produktivitas padi di daerah tersebut mencapai 4,96 ton per hektar. Meskipun angka ini sudah cukup baik, pihaknya berkomitmen untuk terus meningkatkannya melalui penerapan teknologi pertanian modern, penggunaan benih unggul, serta penguatan organisasi petani.
“Produktivitas ini akan kami tingkatkan melalui inovasi dan dukungan kepada para petani, agar ketahanan pangan di daerah tetap terjaga,” ujarnya pada Jumat, 25 April 2025.
Saat ini, harga gabah kering panen (GKP) di tingkat petani Kabupaten Tangerang berkisar Rp 6.500 per kilogram. Sementara itu, harga beras medium berada di sekitar Rp 12.500 per kilogram dan beras premium sekitar Rp 14.000 per kilogram.
Asep juga menyampaikan bahwa Kabupaten Tangerang memiliki 1.335 kelompok tani yang berfungsi sebagai mitra strategis dalam produksi padi. “Keberadaan kelompok tani sangat penting untuk keberhasilan sektor ini, dan peran para pelaku penggilingan padi juga krusial dalam menjaga rantai pasok serta kualitas beras yang dihasilkan,” tambahnya.
Dengan potensi lahan seluas 36.202 hektar dan target tanam yang terus meningkat, Kabupaten Tangerang optimis dapat menjaga stabilitas pasokan pangan, tidak hanya untuk wilayah Banten, tetapi juga untuk tingkat nasional. Upaya penguatan kelembagaan, penerapan teknologi, dan kolaborasi lintas sektor diharapkan dapat mendukung pencapaian target besar ini di masa mendatang. (*)