JAKARTA – CEO Philip Morris International (PMI), Jacek Olczak, menekankan pentingnya keberlanjutan dalam meningkatkan kinerja perusahaan. PMI mengadopsi berbagai metode untuk mengukur keberlanjutan, meliputi aspek bisnis, operasional, dampak terhadap karyawan, pemangku kepentingan, hingga kontribusi pada masyarakat.
Dalam wawancaranya di Jakarta pada 17 Maret 2025, Jacek menyatakan bahwa tujuan PMI terkait keberlanjutan adalah memastikan perusahaan tidak hanya meraih kesuksesan dalam jangka pendek tetapi juga dalam 10 hingga 20 tahun ke depan. “Kami harus menilai berbagai metrik yang mendukung kesuksesan jangka panjang,” jelasnya.
Pada sektor bisnis, PMI, yang menaungi PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna), berkomitmen memberikan pilihan yang lebih baik bagi perokok dewasa yang memilih untuk tetap menggunakan produk tembakau, melalui inovasi produk tembakau bebas asap.
Dalam operasional, PMI mendorong unit-unit usaha untuk menggunakan energi bersih dan mengurangi polusi air dengan meningkatkan efisiensi serta daur ulang. Sampoerna, sebagai bagian dari PMI, memiliki rekam jejak yang baik dalam hal ini, menjaga tingkat produksi sembari memastikan keberlanjutan operasional.
“Kami berinvestasi dalam teknologi hemat energi dan memastikan bahwa energi yang digunakan berasal dari sumber yang lebih ramah lingkungan. Kami juga meminimalkan polusi air dan berfokus pada efisiensi dalam penggunaan air,” ujar Jacek.
Selain itu, di sektor sumber daya manusia (SDM), PMI berkomitmen untuk membekali karyawan dengan pengetahuan teknologi terkini, seperti kecerdasan buatan (AI), untuk memastikan mereka tetap relevan dan berkompeten. Jacek juga menyebutkan bahwa Sampoerna telah mengirim sekitar 70 karyawan terampil untuk posisi strategis di seluruh dunia. “Mereka adalah individu-individu berkualitas tinggi yang membawa perubahan nyata,” tambahnya.
Jacek melanjutkan bahwa Sampoerna tidak hanya berfokus pada karyawan, tetapi juga memberikan dampak sosial melalui program Sampoerna Retail Community (SRC) yang mendampingi lebih dari 250.000 toko kelontong di Indonesia. Selain itu, Sampoerna Entrepreneurship Training Center (SETC) telah membantu lebih dari 97.000 pengusaha UMKM di seluruh Indonesia. “Keberlanjutan berarti memastikan SDM berkembang seiring perubahan yang terjadi di sekitar kita. Jika tidak, keberlanjutan tidak akan bertahan,” tegasnya.
Presiden Direktur Sampoerna, Ivan Cahyadi, menambahkan bahwa prinsip Falsafah Tiga Tangan yang diterapkan Sampoerna berfokus pada pemberian manfaat kepada karyawan, mitra bisnis, dan pemegang saham. “Kami bermitra dengan 22.000 petani tembakau dan cengkih dan mengelola seluruh rantai pasokan dengan baik,” katanya. Ivan juga menekankan bahwa Sampoerna secara langsung atau tidak langsung mempekerjakan lebih dari 90.000 orang.
Sampoerna juga telah meraih sertifikasi Top Employer di Indonesia selama tujuh tahun berturut-turut, dengan program pengembangan keterampilan untuk karyawan yang mendukung mereka berintegrasi ke dalam budaya perusahaan dan beradaptasi dengan keterampilan yang dibutuhkan untuk kesuksesan masa depan.
“Sebagai bagian dari upaya pengembangan, kami mengirim karyawan untuk bekerja di luar Indonesia di afiliasi PMI. Kami juga mendatangkan orang-orang dari seluruh dunia untuk berbagi pengetahuan di Sampoerna,” jelas Ivan. Sampoerna juga menyediakan pelatihan untuk karyawan yang memasuki masa pensiun, termasuk keterampilan untuk memulai usaha. Banyak karyawan, khususnya di sektor pabrik sigaret kretek tangan, yang berhasil membuka usaha setelah pensiun berkat program ini.
“Ini adalah komitmen kami untuk berkontribusi kepada Indonesia, dari petani hingga masyarakat luas,” tutup Ivan.
Press Release ini juga sudah tayang di VRITIMES