Jabir bin Hayyan, Kisah Hidup dan Nasihat-nasihatnya untuk Para Penuntut Ilmu

waktu baca 3 menit
Senin, 4 Mar 2024 15:25 0 558 Patricia Pawestri

SOSOK | TD – Jabir bin Hayyan merupakan salah satu peneliti terbesar, terutama dalam khazanah Islam. Karya-karyanya bahkan mempengaruhi banyak bidang pengetahuan di seluruh dunia.

Asal Muasal Jabir bin Hayyan

Jabir bin Hayyan juga dikenal sebagai Abu Musa Jabir bin Hayyan bin Abdullah Al-Azdi. Ia berasal dari kabilah Azad, sebuah kabilah yang besar dari Yaman, yang juga diketahui sejarah hijrahnya ke Kufah.

Jabir bin Hayyan lahir pada tahun 101 Hijriah, atau 720 Masehi, di kota Thus yang terletak di negara Iran. Ia merupakan seorang putra dari ahli farmasi.

Ayahnya merupakan seorang pendukung Dinasti Abbasiyah yang dieksekusi oleh rezim Umawiyyah. Setelah peristiwa mengenaskan ini, Jabir mengungsi ke Irak dan kembali lagi setelah Dinasti Abbasiyah kembali bertahta.

Privilege dan Kematian Jabir bin Hayyan

Jabir, yang kemudian tinggal di Baghdad, kemudian menjadi dekat dengan bangsawan Persia dan Khalifah Harun Ar-Rasyid. Saat itu ia mengemukakan gagasannya untuk mendatangkan buku-buku ilmiah dari Yunani yang dapat diperoleh di Konstantinopel.

Namun, kemudian terjadi tragedi Baramikah yang mengharuskannya bersembunyi hingga akhir hayatnya. Jejak Jabir bin Hayyan baru diketahui setelah dua abad ia meninggal. Saat itu laboratorium Jabir baru ditemukan ketika terjadi penggusuran rumah-rumah penduduk di distrik Damaskus.

Ia kemudian dinyatakan wafat sejak tahun 197 Hijriah atau 813 Masehi.

Ilmu Pengetahuan yang Didalami

Jabir bin Hayyan diketahui berguru pada Imam Ja’far Ash-Shadiq dan Harb Al-Hamiri. Kemudian mendalami ilmu tasawuf dan filsafat.

Dalam sebuah pustaka, Jabir bin Hayyan disebut fasih berbahasa Yunani dan Latin.

Semangat Jabir bin Hayyan dalam bereksperimen telah membuat wajah pengetahuan kimia mengenai berbagai hal berubah pada masanya. Saat itu, sebagian besar orang yang mempraktikkan ilmu kimia memakai dasar-dasar yang tidak jelas dan diistilahkan dengan alkimia.

Contoh dari praktik-praktik tersebut adalah menghasilkan barang dengan sihir (yang sebenarnya merupakan praktik kimia kuno), dan mengubah barang murahan menjadi lebih berharga dengan cairan elixir.

Namun, usaha penelitian Jabir berbeda, yakni selalu menggunakan metode ilmiah menghasilkan pengetahuan ilmiah dan teori baru. Sehingga, prinsip-prinsip kerja alkimia berubah menjadi ilmu kimia, lengkap dengan dasar gagasan dan cara pengoperasiannya.

Beberapa metode ilmiah yang ditemukan dan disempurnakan oleh Jabir bin Hayyan, yaitu metode penyulingan, pemurnian, kristalisasi, oksidasi-reduksi, penyubliman, dan pencelupan.

Sebagai Bapak Ilmu Kimia Modern

Hal ini merupakan hal yang pertama kali dilakukan di dunia, karena itu, Jabir bin Hayyan berhak disebut sebagai Bapak Ilmu Kimia Modern menurut ahli sejarah Priestly Sarton. Hal ini termaktub dalam buku Sarton berjudul Introduction to the History of Science.

Kepioniran Jabir bin Hayyan ini mendahului para  ilmuwan Islam yang juga disebut sebagai perintis ilmu kimia, seperti Al-Razi, Ibnu Sina, Al-Kindi, dan Al-Khawarismi.

Nasihat untuk Para Penuntut Ilmu

Semasa hidupnya, Jabir bin Hayyan kerap memberikan nasihat untuk orang-orang muda untuk terus bertekun dalam praktik ilmu-ilmu kimia.

Beberapa nasihatnya tersebut, yakni:

1. “Kewajiban pertama yang harus dilakukan adalah melakukan eksperimen. Karena orang yang bekerja tanpa melakukan eksperimen, dia tidak akan pernah menekuninya. Karena itu, wahai, Muridku, engkau harus membuat eksperimen agar mendapatkan pengetahuan.”

2. “Kesempurnaan membuat sesuatu tergantung pada kerja dan eksperimennya. Maka orang yang tidak pernah bekerja dan mencoba, selamanya tidak akan pernah berhasil.”

3. “Pengetahuan tidak akan didapatkan kecuali dengan membuat eksperimen.”

Demikianlah riwayat hidup Jabir bin Hayyan, kecintaannya terhadap dunia pengetahuan, dan nasihat-nasihatnya, yang menjadikannya pantas disebut sebagai Bapak Ilmu Kimia Modern.

(Pat)

 

Unggulan

LAINNYA