Infeksi Aflatoksin: Tak Kasat Mata Namun Mengancam Nyawa

waktu baca 3 minutes
Jumat, 15 Nov 2024 12:35 0 Patricia Pawestri

KESEHATAN | TD – Aflatoksin merupakan senyawa beracun yang berasal dari makanan yang terkontaminasi jamur. Racun ini berbahaya karena bersifat karsinogenik dan dapat mengancam keselamatan jiwa.

Sejarah mencatat aflatoksin pertama kali ditemukan manusia ketika sebuah peternakan kalkun di Inggris terserang kematian masal mendadak. Kejadian pada tahun 1960 ini kemudian diindikasi sebagai akibat ternak tersebut memakan kacang tanah yang sudah berjamur.

Jamur pada kacang tanah tersebut bernama Aspergillus flavus. Sejenis jamur yang mengeluarkan aflatoksin sebagai produk sisa metabolismenya.

Selain kacang tanah, Aspergillus flavus juga sering menyerang produk-produk pertanian lainnya. Jenis kacang-kacangan, misalnya kacang kedelai, kacang merah, maupun lainnya yang tinggi pati sangat mudah terserang. Selain itu juga pada jagung, pala, olahan kakao, beras, dan lainnya.

Penyimpanan bahan makanan tersebut dalam kondisi lembab dapat menjadi faktor utama berkembangnya jamur penghasil racun yang mematikan tersebut.

Ciri-ciri bahan makanan yang telah terkontaminasi aflatoksin yakni adanya jamur yang berwarna kehitaman, dan terasa pahit bila dimakan. Pada kacang tanah, isinya dapat menjadi rusak bahkan kopong.

Aflatoksin Juga Sering Terdapat Pada Piranti Kayu

Peralatan masak yang terbuat dari kayu seringkali menjadi media subur bagi pertumbuhan Aspergillus flavus. Karena itu, mencuci secara teliti hingga bersih serta menjemurnya hingga kering harus selalu dilakukan setiap selesai menggunakannya.

Bahaya Aflatoksin: Maut Mengintai

1. Karsinogenik

Racun aflatoksin bersifat karsinogenik, atau potensial menimbulkan kanker. Infeksi aflatoksin dapat menyebabkan potensi kanker yang telah ada berkembang menjadi semakin buruk. Misalnya seseorang yang telah menderita tumor payudara, maka risiko tumor yang jinak tersebut akan berubah menjadi ganas, atau dengan kata lain berubah menjadi kanker.

Kanker hati dapat menjadi kerusakan yang paling pertama terjadi ketika racun aflatoksin menyerang tubuh. Karena fungsi organ hati tersebut menyaring racun, termasuk racun aflatoksin. Racun yang mengendap di dalam hati dan semakin menumpuk dapat menjadi kanker hati yang membahayakan jiwa.

Gejala kanker hati ini dapat berupa hati berlemak, sirosis hati, bahkan gagal berfungsinya organ tersebut.

2. Malnutrisi dan Stunting

Cara kerja aflatoksin yang juga berbahaya bagi kesehatan tubuh, yakni dengan menghalangi penyerapan nutrisi oleh usus, ketika racun tersebut telah menginfeksi usus. Jadi, meski asupan makanan yang masuk ke tubuh sangat melimpah, tetapi gizinya terhalang terserap oleh tubuh, maka orang tersebut akan kekurangan nutrisi (malnutrisi).

Kondisi ini dapat menyebabkan stunting, bila terjadi pada anak-anak. Bahkan, stunting, atau gagal tumbuh, pada anak dapat menjadi semakin parah karena jaringan saraf dan otak yang juga gagal berkembang.

Pada orang dewasa, kegagalan penyerapan nutrisi dapat berlanjut dengan keroposnya tulang-tulang, penglihatan yang buruk, kekuatan gigi yang melemah, dan kulit yang kering.

3. Keracunan Makanan

Terkonsumsinya racun aflatoksin dalam jumlah cukup banyak bagi manusia dapat menyebabkan terganggunya sistem pencernaan. Gejala mual, muntah, sakit perut, bahkan kejang dan pendarahan dalam saluran cerna.

Hal inilah yang pernah terjadi di Kenya pada tahun 2004. Saat itu, 125 orang tewas karena keracunan aflatoksin.

Mengapa Aflatoksin Sangat Berbahaya?

Racun ini tidak dapat terurai meski bahan makanan yang terkontaminasi telah dimasak pada suhu 100 derajat Celsius. Aflatoksin hanya akan musnah pada suhu 280 derajat Celsius.

Tips Mengurangi Dampak Aflatoksin

Meski berbahaya dan sulit dimusnahkan, terdapat beberapa cara untuk mengurangi dampak buruk aflatoksin bagi kesehatan. Antara lain:

1. Menambahkan garam saat memasak.
2. Merendam bahan makanan dengan soda kue saat memasak.
3. Mengonsumsi banyak sayuran hijau dan juga makanan tinggi vitamin C yang bersifat antioksidan dan antikanker.

Demikian beberapa penjelasan mengenai berbahayanya aflatoksin dan tips untuk mengurangi dampaknya. (Pat)

 

 

LAINNYA