Kapal Selam Otonom Tanpa Awak (KSOT-008) yang diproduksi PT PAL Indonesia. (Foto: Biro Pers, Media, dan Informasi Sekretariat Presiden)TEKNO | TD — Indonesia tengah menapaki babak baru dalam sejarah pertahanannya. Pekan depan, uji coba Kapal Selam Otonom Tanpa Awak (KSOT-008) akan dilakukan di perairan Komando Armada II (Koarmada II) Surabaya, Jawa Timur. Momen ini bukan sekadar ajang uji teknologi, tetapi juga simbol kebangkitan kemandirian industri pertahanan nasional—sebuah tonggak penting yang menempatkan Indonesia di garda depan inovasi maritim dunia.
KSOT-008 merupakan hasil karya anak bangsa yang dikembangkan oleh PT PAL Indonesia, perusahaan pelat merah yang selama ini menjadi tulang punggung produksi kapal perang dan kapal selam berawak dalam negeri. Proyek ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak lagi hanya menjadi pasar bagi produk pertahanan asing, tetapi telah menjadi produsen teknologi militer berteknologi tinggi.
Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsoeddin menyatakan bahwa uji coba ini akan dilaksanakan secara terbuka, dengan melibatkan media nasional agar masyarakat dapat menyaksikan langsung capaian alutsista buatan dalam negeri. Transparansi ini menjadi sinyal kuat: pemerintah percaya pada kemampuan bangsa sendiri dan siap memperlihatkannya ke dunia.
Secara teknis, KSOT-008 memiliki spesifikasi yang menakjubkan. Kapal ini mampu beroperasi di bawah laut hingga 72 jam tanpa henti, dengan kecepatan maksimum mencapai 20 knot dan jangkauan hingga 200 mil laut. Dilengkapi dengan sensor navigasi pintar, sistem komunikasi satelit, dan kendali otomatis, kapal ini dapat menjalankan misi pengintaian, pemetaan bawah laut, hingga operasi militer terbatas—semuanya tanpa risiko terhadap keselamatan awak.
Dengan kemampuan tersebut, KSOT-008 menempatkan Indonesia sejajar dengan Amerika Serikat, Rusia, dan Tiongkok—tiga negara yang sebelumnya menjadi pionir dalam teknologi kapal selam tanpa awak. Fakta ini membuktikan bahwa Indonesia memiliki kapasitas riset dan pengembangan yang mampu menembus batas-batas konvensional dalam dunia pertahanan.
Namun, di balik euforia pencapaian ini, tantangan besar masih menanti. Sistem navigasi bawah laut yang kompleks, keamanan komunikasi data, hingga ancaman serangan siber merupakan persoalan yang tidak bisa diabaikan. Kapal otonom sepenuhnya bergantung pada jaringan digital yang harus terlindungi dari peretasan maupun sabotase. Karena itu, uji coba di Surabaya menjadi fase krusial untuk menguji keandalan dan stabilitas sistem KSOT-008 dalam situasi operasional nyata.
Dari sisi pertahanan, kehadiran KSOT-008 akan memperkuat pengawasan di lautan Indonesia yang luas dan strategis. Sebagai negara kepulauan terbesar di dunia, Indonesia membutuhkan alat yang mampu beroperasi tanpa henti di wilayah laut terpencil, di mana pengawasan manusia terbatas. KSOT-008 adalah jawaban terhadap kebutuhan itu—teknologi yang efisien, adaptif, dan berbiaya operasional lebih rendah dibanding kapal selam berawak.
Dari sudut pandang geopolitik, keberhasilan uji coba ini berpotensi meningkatkan posisi tawar Indonesia di kawasan Asia-Pasifik. Di tengah dinamika Laut Cina Selatan dan meningkatnya modernisasi militer di Asia Tenggara, kemampuan memproduksi kapal selam tanpa awak secara mandiri memberikan pesan tegas bahwa Indonesia bukan hanya pengamat, tetapi aktor strategis dalam menjaga stabilitas kawasan.
Sementara itu, bagi industri dalam negeri, KSOT-008 menjadi bukti konkret bahwa PT PAL Indonesia dan sektor pertahanan nasional telah menembus batas teknologi tinggi yang selama ini didominasi negara maju. Kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan industri pertahanan membuka peluang besar untuk menciptakan rantai pasok domestik yang berkelanjutan dan memperkuat ekonomi berbasis teknologi.
Jika uji coba KSOT-008 berhasil, maka Indonesia tidak hanya meraih prestasi teknis, tetapi juga mengukuhkan kemandirian strategis dalam bidang pertahanan. Lebih dari itu, keberhasilan ini akan menjadi simbol kepercayaan diri nasional—bahwa anak bangsa mampu melahirkan inovasi berkelas dunia yang menjaga kedaulatan negeri sendiri.
KSOT-008 bukan sekadar kapal selam tanpa awak. Ia adalah representasi visi besar Indonesia sebagai kekuatan maritim yang modern, berdaulat, dan disegani di kawasan. Saat bangsa lain berlomba memperkuat armada lautnya dengan teknologi masa depan, Indonesia kini tidak lagi tertinggal. Kita telah berada di jalur yang tepat—di garda depan perubahan peta kekuatan maritim dunia.
Penulis: Nur Euis Risdiyaningsih
Mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Tangerang. (*)