Imam Yakhsyallah Serukan Pemerintah Indonesia Bantu Perdamaian Sudan

waktu baca 2 minutes
Selasa, 4 Nov 2025 10:41 0 Nazwa

JAKARTA | TD — Imam Jamaah Muslimin (Hizbullah) Yakhsyallah Mansur menyerukan kepada Pemerintah Republik Indonesia agar berperan aktif dalam membantu terciptanya perdamaian di Sudan. Ia menilai, langkah diplomasi dan bantuan kemanusiaan Indonesia sangat dibutuhkan untuk membantu negara di timur laut Afrika itu keluar dari krisis politik dan keamanan yang berkepanjangan.

Dalam siaran pers Jamaah Muslimin (Hizbullah) pada Selasa (4/11), Imam Yakhsyallah menegaskan bahwa Indonesia memiliki amanah konstitusional untuk ikut serta dalam menciptakan perdamaian dunia. Karena itu, pemerintah diharapkan tidak hanya menyuarakan keprihatinan, tetapi juga memberikan bantuan nyata bagi rakyat Sudan agar dapat kembali membangun kehidupan yang aman, damai, dan sejahtera.

“Sudan tengah menghadapi salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia. Kita, sebagai bangsa dan umat Islam, memiliki kewajiban moral dan religius untuk membantu mereka,” ujarnya.

Pernyataan tersebut disampaikan merespons meningkatnya kekerasan dan pembunuhan massal di wilayah Darfour. Konflik antara Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) dan kelompok paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) yang telah berlangsung hampir tiga tahun, kini menelan korban besar di kalangan warga sipil.

Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sekitar 24 juta dari total 50 juta penduduk Sudan mengalami kelaparan akut, dan lebih dari 13 juta orang terpaksa mengungsi. Serangan RSF di Kota Al-Fasher pada 29 Oktober 2025 disebut sebagai tragedi paling mematikan dalam beberapa bulan terakhir, dengan 1.500 warga sipil tewas hanya dalam tiga hari.

Jamaah Muslimin (Hizbullah) secara tegas mengutuk pembunuhan terhadap warga sipil tersebut dan menilai tindakan itu telah mengarah pada genosida. “Penumpahan darah tanpa alasan yang sah adalah bentuk kezaliman besar dan pelanggaran terhadap nilai kemanusiaan universal serta ajaran Islam,” tegas Imam Yakhsyallah, mengutip Surah Al-Ma’idah ayat 32.

Ia juga menyerukan agar semua pihak yang bertikai di Sudan segera menghentikan kekerasan dan kembali pada nilai persaudaraan Islam. “Setiap Muslim atas Muslim lainnya haram darahnya, hartanya, dan kehormatannya,” katanya, mengutip hadis riwayat Muslim.

Menurutnya, akar kehancuran Sudan berawal dari penyimpangan umat terhadap nilai-nilai Islam sejati. Ketika syahwat kekuasaan mengalahkan prinsip keadilan dan ukhuwah, maka kehancuran dan pertumpahan darah menjadi keniscayaan.

Menutup pernyataannya, Imam Yakhsyallah mengajak seluruh umat Islam di dunia untuk memperkuat persatuan, bertaubat atas kelalaian terhadap nasib saudara seiman, dan menggalang dukungan moral serta material bagi korban konflik di Sudan, Palestina, dan wilayah Muslim tertindas lainnya. (*)

LAINNYA